Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNTRAVEL.COM, ACEH - Aceh tak henti menebarkan pesona alam yang menggoda pelancong untuk datang.
Berlatar Gunung Seulawah yang berdiri gagah, Kuta Malaka menjanjikan pengalaman tersendiri.
Gugusan Bukit Barisan yang memeluk Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar ini menantang nyali petualang.
Panorama yang disuguhkan menawarkan sensasi lebih dekat dengan alam yang mendamaikan jiwa dan menenteramkan pikiran.
Siapkan ransel kamu dan jelajahi setiap jengkal keindahan paras nusantara.
Jika berangkat dari Kota Banda Aceh, maka memakan waktu sekitar 45 menit berkendara ke Kuta Malaka.
Mulanya menempuh jarak sepanjang 25 kilometer yang mulus dan terbilang sepi dari kendaraan.
Memasuki Kawasan Samahani Kecamatan Kuta Malaka, mata kita akan disuguhi pemandangan sawah hijau yang membentang sepanjang sisi jalan.
Dari kejauhan tampak pula Gunung Seulawah Agam yang berdiri gagah.
Berbelok dari Jalan Raya Banda Aceh – Medan ke arah Kuta Malaka, pengunjung akan merasakan perjalanan yang sesungguhnya.
Dari sini traveler harus menempuh jarak sekitar 3 Km lagi menuju lokasi.
Jarak tempuh memang tak seberapa jauh, namun justru paling menantang.
Jadi tak disarankan berkunjung kemari pada musim penghujan.
Jalan menuju ke lokasi wisata ini harus melewati lima anak sungai dengan air hingga setinggi lutut orang dewasa.
Tak ada jembatan yang menghubungkan sungai-sungai itu.
Tempat ini cocok untuk menguji adrenalin.
Kamu bisa rehat sejenak untuk menikmati kesegaran yang dipercikkan air sungai yang masih alami tersebut.
Mendekati lokasi, jalan berubah menjadi menanjak dan berkelok.
Perlu kewaspadaan tingkat tinggi sehingga selama berkendara sekitar 15 menit tidak terperosok.
Namun tantangan melewati tanah merah, jalan menanjak, serta sejumlah anak sungai terbayar lunas tatkala menjejakkan kaki di dekat pintu masuk air terjun.
Inilah spot yang tepat untuk melepas pandang menatap hijaunya sabana, kemolekan wajah Kota Banda Aceh berlatar Selat Malaka yang terlihat samar membiru.
Kuta Malaka dikenal akrab dengan kalangan pecinta alam.
“Tempat ini mulai populer sejak 2014 lalu, sejak booming acara televisi ‘My Trip My Adventures’. Jadinya sekarang bukan cuma kalangan pecinta alam yang datang,” ujar Tompi, salah seorang anggota yang tergabung dalam komunitas pecinta alam kepada Tribun Travel, Minggu (9/10/2016).
Tak ada fasilitas khusus di sini, selain kantin dan shelter yang dialih fungsikan menjadi markas kemping.
Petualangan Kuta Malaka benar-benar menguji nyali bertahan di alam bebas.
Pagi atau sore hari adalah waktu yang tepat untuk berkunjung.
Kalau tidak mau ketinggalan momen melihat dan mengabadikan sunset dan sunrise, pilihan yang paling tepat adalah kemping.