Laporan Wartawan TribunTravel.com, Novita Shinta
TRIBUNTRAVEL.COM - Guys apakah kamu pernah mendengarkan cerita kakek atau ibumu saat berjuang menempuh pendidikan?
Tak jarang beberapa orang harus rela berjalan puluhan kilometer hanya menimba ilmu di sekolah.
Mungkin, hal itu jamak kita temui di zaman dahulu.
Nah, bagaimana kalau sekarang?
Seperti yang dilansir TribunTravel dari Shanghaiist, kesusahan menempuh jarak pendidikan masih saja terjadi.

Shanghaiist.com
Bagaimana tidak, sebanyak 15 anak-anak yang tinggal di Desa Atule'er, selatan Sichuan, Tiongkok harus memanjat dan menuruni 17 anak tangga setiap hendak berangkat sekolah.
Bukan hal mudah untuk melakukan ini.
Sebab, tangga tersebut dipasang di tebing dengan ketinggian 800 meter.
Bahkan, sebanyak delapan orang pernah dilaporkan terjatuh dan meninggal.
Demi mengenyam pendidikan, bocah-bocah ini rela mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari.
Sebanyak 72 rumah tangga berada di desa di bawah tebing itu.
Jaringan sinyal ponsel juga nggak ada di sini, guys.
Cerita tentang desa dan perjuangan anak-anak ini telah viral di media sosial dan telah sampai ke telinga pemerintah.

Shanghaiist.com
Mereka berjanji akan membangun tangga baja di sekitar tebing.
Yups, sudah sepantasnya hal tersebut dilakukan oleh pemerintah.
Selain itu, kemarahan publik terhadap hal tersebut juga memengaruhi keputusan ini guys.
Kini pemerintah setempat lebih fokus terhadap perubahan kontruksi yang memadai dengan pembangunan tangga yang aman di tebing ketimbang membuat lift dan eskalator di kota-kota besar.

