Breaking News:

Tradisi Bau Nyale - Ajaib! Ada Cacing Warna-warni di Lokasi Ini, Dagingnya Enak Dimakan

Inilah tradisi unik dari satu wilayah di Indonesia. Masyarakatnya berburu cacing warna-warni lalu memasaknya. Gimana ya asal usul cacing ini?

Instagram/putra7i/vaskhia
Bau Nyale dan Lukisan Putri Mandalika 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva

TRIBUNTRAVEL.COM - Guys Indonesia memang memiliki banyak pesta atau upacara adat.

Kamu pernah mendengar Pesta Nyale?

Tradisi ini dilaksanakan oleh suku Sasak yang berada di pesisir pantai di Lombok.

Pesta atau upacara Bau Nyale merupakan sebuah tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku asli Pulau Lombok, Suku Sasak.

Seperti dilansir dari Wikipedia, kata Bau sendiri berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap.

Sedangkan, kata Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut.

So, bisa disimpulkan Bau Nyale adalah sebuah acara perburuan cacing laut.

Tradisi tahunan ini dalam bentuk perburuan cacing laut yang disebut nyale di bibir pantai.

Uniknya, cacing-cacing nyale tersebut hanya muncul ke permukaan laut dua kali dalam setahun

2 dari 4 halaman

Jenis cacing nyali masuk dalam filum Annelida.

Seperti apa bentuknya, yuk lihat.


primalomboktravel.com
Nyale

Nah, bagi traveler yang penasaran seperti apa tradisi ini, kamu bisa menyaksikan sekaligus turut serta acara Bau Nyale pada sekitar bulan Februari dan Maret.

Upacara Bau Nyale biasanya berlangsung di Pantai Seger, Kuta, terletak di selatan Pulau Lombok.

Bagaimana bisa muncul tradisi ini, yah guys?

Keberadaan pesta Bau Nyale ini berkaitan erat dengan sebuah cerita rakyat yang berkembang di daerah Lombok Tengah bagian selatan.

Masyarakat setempat percaya keberadaan Putri Mandalika.

Seorang putri cantik jelita yang menjelma menjadi cacing nyale dan muncul sekali dalam setahun di Pantai Lombok.

 
topindonesiaholidays.com
Bau Nyale

Pada zaman dahulu, putri diperebutkan oleh pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok.

Dalam tradisi ini, cacing nyale dipercaya sebagai jelmaan dari seorang putri yang sangat cantik yang diperebutkan dan dicari-cari setiap tahun oleh masyarakat Lombok.

3 dari 4 halaman

Putri Mandalika adalah seorang putri dari pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting.

Raja ini terkenal dengan kebijaksanaanya sehingga rakyatnya sangat mencintainya dan hidup makmur.

Sang putri terkenal di seantero kerajaan bahkan hingga kerajaan negara tetangga karena kecantikan.

Banyak pangeran yang ingin mempersuntingnya, namun hal ini membuat sang putri gusar.

Takut akan perpecahan dan pertumpahan darah, sang putri mengundang seluruh pangeran beserta rakyat untuk bertemu di Pantai Kuta Lombok.

 
Wikipedia.com
Bau Nyale

Pertemuan tersebut berlangsung pada tanggal 20 bulan ke 10 menurut perhitungan bulan Sasak tepatnya sebelum Subuh.

Setelah berkumpul semua, Sang Putri Mandalika datang dengan diusung oleh prajurit-prajurit penjaganya.

Kemudian, dia berhenti dan berdiri di sebuah batu di pinggir pantai.

Sang Putri Mandalika mengatakan niatnya untuk menerima seluruh pangeran dan rakyat, kemudian Sang Putri pun meloncat ke dalam laut.

Seluruh rakyat yang mencarinya.

4 dari 4 halaman

Setelah tidak menemukan sang putri, beberapa saat kemudian muncullah sekumpulan cacing berwarna-warni.

Kemudian, masyarakat setempat mempercayai cacing warna-warni ini merupakan jelmaan Putri Mandalika.

Dalam tradisi ini, perolehan cacing nyale yang dikumpulkan selama pesta rakyat bisa diolah menjadi makanan yang enak.

Masyarakat setempat biasanya mengolah cacing warna-warni ini menjadi pepes yang dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar.

Ada juga yang mengolah nyale menjadi emping atau dikeringkan untuk digunakan sebagai penyedap masakan.

Kamu berminat untuk mencobanya?

Selanjutnya
Sumber: Tribun Seleb
Tags:
IndonesiaLombokBau NyalePantai Seger
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved