Breaking News:

Waspada Virus Zika - Mengerikan! Dampak inilah yang Terjadi pada Korban Virus Berbahaya

Tahukah guys, awalnya virus zika ditemukan pada awal tahun 1940-an di Uganda. Mulanya virus ini dipandang sebelah mata hanya menyebabkan demam ringan.

en.wikipedia.org
Ilustrasi virus zika 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tahukah guys, awalnya virus zika ditemukan pada awal tahun 1940-an di Uganda.

Keberadaan viris ini mulanya hanya dipandang remeh dan dinilai hanya menyebabkan demam ringan dan rumam di kulit.

Namun tahun 2016 ini seluruh dunia nampaknya takut dan mulai waspada dengan menyebarnya virus ini.

Hal yang paling menyebabkan panik adalah karena virus ini menyebabkan mikrosefali pada bayi yang baru saja lahir.

Penularan ini bisa lewat hubungan seksual dan gigitan nyamuk.

Hingga saat itu, publik mempertanyakan seberapa serius dampaknya bagi manusia.

Ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan darurat zika, 1 Februari 2016, ilmuwan masih memperdebatkan korelasi langsung serangan virus itu dengan lonjakan kasus bayi lahir berkepala lebih kecil dari ukuran normal atau mikrosefali.

Kini, dipastikan serangan zika memicu mikrosefali dan gangguan otak lain, selain sindrom Guillain-Barré, sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf yang kadang memicu kelumpuhan.

Sejak 13 April 2016, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat Tom Frieden mengumumkan, "Kini dipastikan, virus ini menyebabkan mikrosefali."

Dalam laporannya, CDC menyebut, tak semua perempuan hamil yang terinfeksi virus zika akan melahirkan bayi dengan mikrosefali.

2 dari 3 halaman

Namun, tak ada keraguan lagi, ibu hamil terinfeksi zika rentan melahirkan bayi dengan kondisi mikrosefali.

Sejumlah riset dari Brasil mengonfirmasi, sebelum wabah zika, rata-rata bayi lahir dengan kondisi mikrosefali ialah 5 kasus per 100.000 kelahiran.

Sayangnya setelah wabah zika, angkanya melonjak menjadi 200 kasus per 100.000 kelahiran.

Studi terbaru oleh Patricia Soares dan timnya dari Federal University of São Paulo yang baru dirilis di jurnal Radiology, Agustus lalu, menunjukkan gambar mengerikan bagaimana virus zika menggerogoti otak janin dalam kandungan.

Studi ini melakukan pencitraan gambar 45 janin dari ibu di Brasil yang terinfeksi zika.

Bayi dengan mikrosefali memiliki otak dan tengkorak abnormal ukuran kecil bagi usia mereka, dalam rahim hingga saat lahir, bisa mengalami kerusakan otak sebagai efeknya.

Mikrosefali bisa memicu kematian dini, karena jika otak bayi tak berkembang, tubuh tak bisa berfungsi dengan baik.

Anak yang bertahan hidup dengan mikrosefali berpotensi mengalami gangguan berpikir, berbicara, bahkan cacat fisik.

Studi terbaru dipublikasikan CDC AS menunjukkan, dampak infeksi zika pada janin dan bayi baru lahir yang terinfeksi ialah kelainan penglihatan dan kerusakan pendengaran.

Sementara infeksi zika pada perempuan tidak hamil tak akan berpengaruh pada kehamilannya di masa datang sepanjang virus itu telah bersih dari darahnya.

3 dari 3 halaman

Terkait itu, Direktur Jenderal pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh meminta ibu hamil mewaspadai infeksi zika.

Meski zika tak menimbulkan kegawatan serius seperti demam berdarah dengue (DBD), infeksi zika terkait mikrosefali.

Tantangan pengendalian zika ialah penyakit ini hampir tak ada gejala khas sehingga pengobatan meringankan gejala.

Apalagi, virus zika bertahan di tubuh selama 3 bulan.

Jadi, orang yang baru pulang dari daerah terjangkit harus menjaga diri tak digigit nyamuk dan tak berhubungan seksual.

Pertengahan Juli 2016, pertama kali dilaporkan terjadi penularan virus zika lewat hubungan seksual.

Kasus itu ditemukan di New York.

Sementara sindrom Guillain-Barré menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf perifer, pengendali gerakan tubuh.

Penderitanya mengalami gejala kesemutan, nyeri otot kaki dan tangan, serta pelemahan hingga ke otot mata.

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
UgandaBrasilOrganisasi Kesehatan DuniaVirus ZikaAmerika Serikat Quincy Jones Pager (Beeper) America Mineiro
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved