Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Yogyakarta punya satu destinasi wisata sejarah baru.
Adalah situs Warungboto yang mulai dibuka pada pertengahan tahun 2016.
Berada di Jalan Veteran, Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, situs ini sejatinya sebuah pesanggrahan.
Nah, asal tahu saja, beberapa hari lalu, situs bersejarah tenar di media sosial karena ulah para alayers.
Mereka nekat memanjat dinding di situs Warungboto hanya demi sebuah foto.
Padahal di lokasi tersebut sudah jelas tertulis larangan memanjat dinding yang terpampang di sebuah papan.
(Baca juga: Jangan Ditiru! Demi Dapat Foto Keren, Alayer Ini Rusak Situs Bersejarah)
Nyatanya, beberapa remaja pria tetap saja tak menghiraukannya.
Menurut Pengageng Keraton Yogyakarta KRT Jatiningrat, situs tersebut merupakan petilasan yang mulai dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I.
Pembangunannya diteruskan pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
"Situs ini aslinya bernama Pesanggrahan Rejawinangun. Dulunya, pesanggarahan ini sebuah pemandian karena di tempat tersebut pada waktu itu ada sebuah umbul/sumber mata air," ujar KRT Jatiningrat.
Sebelum direnovasi, situs ini hanyalah berupa reruntuhan dan puing bangunan yang kurang terawat.
Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta, pesanggrahan yang dibangun Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki fungsi sebagai tempat peristirahan keluarga kerajaan.
Pada umumnya, pesanggrahan dilengkapi dengan taman, segaran, kolam, dan kebun karena fungsinya berkaitan dengan kenyamanan dan ketenangan.
Fasilitas serupa juga bisa ditemukan di pesanggrahan Rejawinangun.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Berdasarkan indentifikasi BPCB DIY, pesanggrahan ini dibangun menggunakan batu bata.
Pesanggrahan dibangun di sisi barat dan timur sungai Gajah Wong dan membujur dari arah barat ke timur.
Kompleks pesanggrahan terdiri dari pagar keliling dan bangunan pesanggarahan.
Ada dua bagian pesanggrahan, yakni sisi barat dan timur.
Bangunan sisi barat merupakan kompleks bangunan berkamar dengan halaman berteras dan kolam pemandian yang airnya berasal dari mata air (umbul).

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Kolam pertama berbentuk lingkaran berdiameter 4,5 meter dan bagian tengahnya memiliki sumber pancuran air atau umbul.
Sementara, kolam kedua berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi 10 meter x 4 meter.
Kedua kolam itu saling berhubungan.
Meskipun proses renovasinya belum selesai sepenuhnya, tetapi pesanggrahan Rejawinangun kini mulai menampakkan kemegahannya.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Struktur bangunan yang unik dengan lorong-lorong, pintu dan jendela yang sebagian memiliki aksen lengkung pada bagian atasnya begitu menarik.
Maka tak heran saat ini situs Warungboto mulai banyak dikunjungi wisatawan.
Mereka menjadikan situs ini sebagai lokasi foto-foto.
Untuk saat ini pengunjung belum dikenakan tarif untuk berwisata.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Jika kamu tertarik berwisata dan foto-foto di situs Warungboto, harus menaati sejumlah aturan yang ada, yakni dilarang memanjat bangunan situs, menjaga kebersihan, dan dilarang mencoret-coret tembok situs.
Selamat berwisata dan jadilah wisatawan yang bertanggung jawab.