Breaking News:

Celah Ngungun Pekanbaru - Uji Nyalimu, Sensasi Canyoning di Antara 2 Dinding Batu Setinggi 17 M

Beberapa waktu lalu, mereka menuntaskan penelusuran celah tebing di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Editor: Sri Juliati
Tribun Pekanbaru/Fitrah Akbar
Aktivitas canyoning di Celah Ngungun di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fitrah Akbar

TRIBUNTRAVEL.COM - Olahraga petualangan alam bebas kini semakin digemari masyarakat.

Terlebih kaum muda yang mulanya hanya menyinggahi tempat-tempat wisata alam semisal pantai, air terjun, sungai, atau danau.

Tak sekadar menikmati atau melihat, aktivitasnya pun mulai berubah.

Seperti yang dilakukan lima pegiat alam bebas yang menamakan kelompoknya Pekanbaru Canyoning Team.

Beberapa waktu lalu, mereka menuntaskan penelusuran celah tebing di Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Oleh warga desa, celah itu dinamakan Ngungun.

Seorang penelusur Kodrat Agusti (23) menyebutkan, penelusuran itu memberi sensasi petualangan tersendiri.

Terlebih kegiatan Canyoning, belum dikenal di Riau, bahkan Sumatera.

"Ini sangat baru. Sudah populer di Bali dan Jogja. Olahraga ini sangat menarik sebab memadukan olahraga, alam bebas, dan memacu adrelanalin. Cocok sekali dikembangkan di Riau," kata Kodrat, Sabtu (13/8/2016).

2 dari 3 halaman

Celah Ngungun, kata Kodrat, cukup mudah disusuri.


Tribun Pekanbaru/Fitrah Akbar

Pasalnya, celah tersebut berada pada kontur yang tidak terlalu tinggi, sehingga tidak ditemukan ketinggian-ketinggian yang menjadi halangan berat bagi para pemula seperti dirinya.

"Suasana gelap namun kadang kala berkas-berkas cahaya matahari masuk melalui celah bebatuan. Selain itu, air yang memenuhi celah juga penambah sensasi," ujarnya.

Disebutkannya, melintasi celah Ngungun, kita akan menikmati sajian alam yang istimewa dan unik.

"Banyak keunikan yang kita temukan, seperti flora. Bentuk batuan dinding yang seolah mengapit kita juga memacu adrenalin, karena kita berenang terus," ujar dia.

Celah Ngungun lebih mirip semacam koridor air jernih sedalam dua meter mengalir.

Berada di dalam Ngungun, kita seolah terjepit di antara dua dinding batu setinggi rata-rata 17 meter.

Sensasi lain yang dirasakan adalah kesejukan batu-batu, gema suara aliran air, hingga rasa penasaran selalu ingin berlanjut pada koridor berikutnya sepanjang dua kilometer.

Untuk menuju celah Ngungun, kita harus melewati Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu terlebih dahulu.

Dari Kota Pekanbaru, kita akan menghabiskan total empat jam, melampaui Bangkinang, Batu Besurat, hingga tiba di Desa Tanjung.

3 dari 3 halaman

Kita dapat menggunakan sepeda motor, melintasi kebun karet warga, kebun durian, perbukitan, menuju celah Ngungun, selama waktu 30 menit.

Kodrat dan keempat rekannya mengatakan, ingin mengembangkan olahraga ini menjadi wisata alternatif di Riau.

Merujuk pada olahraga yang telah populer di Eropa, kelompok ini mengaku tidak mau menikmati potensi alam dengan cara-cara yang biasa.

"Percayalah, ini akan menjadi tawaran alternatif bagi penikmat wisata alam bebas. Apalagi anak-anak muda," ujar Kodrat.

Selanjutnya
Sumber:
Tags:
RiauKamparKoto Kampar HuluCelah Ngungun Riau Fantasi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved