Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva
TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler pernah mengujungi Sulawesi Selatan?
Di Tana Toraja ini ada sebuah kisah unik di hari kemardekaan.
Dilansir dari TribunToraja.com, Pasukan Pengibar Bendera atau Paskibra Toraja Utara bermandikan lumpur.
Upacara sakral tersebut bertempat Lapangan Bakti Rantepao, Jalan Sam Ratulangi, Rantepao, Toraja Utara.
Penurunan bendera, Rabu (17/8/2016) harus berlinang lumpur dikarenakan lapangan yang diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Kendati demikian, tak satupun dari 75 anggota Paskibra Toraja Utara yang salah langkah dalam baris ber baris.
Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan dan Yosia Rinto Kadang, mengacungkan jempol dan tepukan tangan untuk putra putri Toraja Utara yang menakjubkan itu.
Upacara penurunan bendera dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri Makale.
Wah, semangatnya patut ditiru yah guys.

Tribuntoraja.com/Yultin Rante
Objek wisata Ke te Kesu, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja
Nah, selain peristiwa yang menakjubkan ini Tana Toraja masih punya cerita menarik lainnya guys.
Tana Toraja, Sulawesi Selatan dikenal sebagai daerah yang masih memegang teguh adat dan budaya leluhur.
Satu desa yang terkenal dengan budaya yang kental adalah Kete Kesu.
Kalau kamu berkunjung ke Kete Kesu kamu akan melihat tengkorak dalam jumlah banyak.
Tengkorak itu berhubungan dengan kebudayaan masyarakatnya yang unik dalam memaknai kematian.
Setelah menjalankan semua ritual untuk kematian, keluarga tidak mengubur jenazah seperti yang dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Masyarakat Toraja lebih memilih menyimpan jenazah pada batang pohon, batu berukir yang dilubangi, gua-gua, atau tebing.
Kalau penasaran, kamu bisa datang langsung ke Kete Kesu.
Tempat ini sudah dijadikan desa wisata yang dibuka untuk umum.