Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Melvinas
TRIBUNTRAVEL, PELALAWAN - Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, tak hanya terkenal dengan keunikan gelombang Bono yang kerap dijadikan ajang selancar oleh para turis mancanegara.
Pelalawan, sekarang juga sudah terkenal dengan Batik Bono yang dikerjakan para pengrajin di Rumah Batik Andalan, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.
“Salah satu motif kreasi yang telah kami patenkan adalah motif Bono. Kami merespon kreatifitas dengan mengambil bentuk gelombang bono sebagai motif kain batik untuk lebih mengenalkan Pelalawan ke masyarakat luas,” ungkap Siti Nurbaya, Ketua Kelompok Rumah Batik Andalan, saat ditemui Tribun Pekanbaru.
Hak cipta batik Bono Pelalawan telah terdaftar secara resmi sebagai kekayaan intelektual di Kementerian Hukum dan HAM lho.
Artinya, motif batik Bono akan dilindungi dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang akan berlaku selama hidup penciptanya dan terus berlangsung hingga 70 tahun setelah penciptanya meninggal dunia.
Rumah Batik Andalan merupakan usaha ekonomi mikro yang merupakan mitra binaan PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) yang berada di Komplek BPPUT Town Site 2, Pangkalan Kerinci.
Lokasi tersebut sekaligus menjadi tempat produksi batik mulai dari mencanting, pewarnaan, hingga pembuatan produk siap pakai.
Dengan jumlah pembatik yang mencapai 10 orang, setiap harinya mereka mampu menghasilkan berbagai jenis motif kain tradisional guys.
Baik dari jenis batik tulis maupun batik cap yang memiliki keberagaman warna dan corak.
"
Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda
Berbagai kegiatan telah diikuti oleh para pembatik ini.
Tujuannya tak lain untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan batik ciri khas Pelalawan.
Peminat kain tradisional ini berasal dari beragam tingkatan masyarakat lho guys.
Pesanan khusus pun terkadang datang dari instansi pemerintah maupun sektor swasta yang berminat dengan keunikan motif yang dihasilkan oleh anggota Rumah Batik Andalan
Manager Program Community Development (CD) PT RAPP, Sundari Berlian, mengatakan, bahwa pihaknya selalu memberikan motivasi bagi para kaum ibu yang telah tergabung dalam keterampilan ini.
"Kita juga kerap melakukan pelatihan kepada masyarakat, terutama para kaum ibu agar menumbuhkan rasa percaya diri mereka dalam membuat motif batik. Terbukti beberapa kreasi motif telah ada merupakan hasil kreasi mereka sendiri, dengan mengambil inspirasi dari alam dan kearifan lokal", tegas Sundari.
"