lihat foto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNTRAVEL, ACEH - Setelah diluncurkannya rebranding ‘The Light of Aceh’, berbagai upaya dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat untuk menjadikan kota ini sebagai ‘the world’s best halal cultural destination 2016’.
Satu di antaranya yaitu perhelatan ‘Aceh International Rapa’i Festival 2016’.
Launching atraksi tersebut dilangsungkan di Gedung Sapta Pesona Balairung Soesilo Soedarman Kemenpar RI, Kamis (4/7/2016) malam.
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Sedangkan perhelatannya akan berlangsung di Banda Aceh, 26-30 Agustus mendatang.
Berdasarkan data 2014-2015, tercatat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Aceh
mengalami peningkatan hingga 20%.
Pada tahun 2015 kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 1,7 juta, terdiri 1,6 juta wisatawan dalam negeri dan 54 ribu wistawan manca negara.
Peningktan jumlah wisatawan tersebut meningkatn 20% dibandingkan tahun 2014.
Pencapaian tersebut sejak branding Aceh sebagai destinasi wisata halal lho.
Melihat potensi itu, pihak Kemenpar RI pun tengah mempersiapkan Aceh untuk berkompetisi dalam ajang wisata halal dunia.
Menurut Arief Yahya dalam launching ‘Aceh International Rapa’i Festival 2016’, bukan tidak mungkin Aceh menggeser Lombok sebagai sebagai ‘the world’s best halal cultural destination 2016’.
“Sejak awal Aceh dicanangkan sebagai destinasi wisata halal prioritas sejak bulan Oktober tahun 2015, Kemenpar menjalankan komitmen penuh mendukung Aceh sebagai‘the world’s best halal cultural destination 2016'. Hati-hati Lombok, kamu bisa disalip oleh Aceh,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya seperti dilansir www.disbudpar.acehprov.go.id
Arif Yahya mengatakan, musik Aceh sudah masuk kelas dunia.
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Ia mencontohkan rangkaian pertunjukan musik yang dipersembahkan oleh Rafly dan kelompoknya Kande ke sejumlah negara Eropa.
“Aceh sudah masuk dalam level musik kelas dunia,” katanya, seraya memperlihatkan video promosi pariwisata Indonesia di chanel televisi internasional yang menggunakan lagu latar dari Rafly Kande.
Festival rapai internasional nantinya akan diikuti peserta dalam negeri juga dihadiri peserta dari Cina, Iran, India, Singapura.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisbudpar) Aceh, Reza Fahlevi menyebutkan, festival ini bentuk apresiasi terhadap seni tradisi Aceh.
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Rapai sendiri merupakan alat musik terpenting di Aceh.
Label halal tidak hanya melekat pada destinasi saja, tapi juga di setiap aspek kehidupan masyarakat yang hidup di dalamnya.
“Kita siapkan guide bersertifikasi yang paham tentang pelayanan restoran dan lain sebagainya. Juga industri yang mendukung konsep halal ini. Kita ingin restoran-restoran kita berlabel halal, begitu juga hotel, paket wisata, dan pemasarannya,” papar Kadisbudpar Aceh, Reza Fahlevi.
Untuk itu, Disbudpar Aceh mengemas event yang berupaya menarik wisatawan lewat atraksi budaya.
Tak tanggung-tanggung guys, dalam hal ini festival rapai berskala internasional nantinya akan dipandu langsung oleh musisi dan perkusian ternama.
Sebut saja Gilang Ramadhan, Steve Thorton, dan Daood Debu.
Rapa’i merupakan alat musik tradisional sejenis beduk yang dimainkan oleh beberapa orang dengan cara ditabuh.
Dipandu oleh seorang syech yang melantunkan syair-syair yang berisi pesan-pesan agama sebagai tuntunan hidup.
Atraksi ini telah sekian lama hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan, baik secara filosofis maupun kultural
Melalui pagelaran ini, wisatawan yang berkunjung diharapkan bisa merasakan tradisi yang hidup dalam masyarakat dalam suasana yang kental keacehan.
