Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Yuliani
TRIBUNTRAVEL, PALEMBANG-- Kelezatan lauk dari olahan ikan salai membuat penganan ini menjadi pilihan favorit kuliner masyarakat Sumatera Selatan.
Ikan yang diolah dengan cara dikeringkan dan diasapi ini juga menjadi pilihan menu santap sahur atau berbuka puasa.
Tidak heran, penjualan ikan salai melonjak drastis setiap bulan Ramadan.

SRIPOKU.COM/YULIANI
Nur, penjual ikan salai di kawasan Musi II Palembang, Sumatera Selatan menjajakan ikan yang diolah dengan cara diasap ini, Jumat (10/6/2016).
Salah satu sentra pengasapan ikan salai di Sumatera Selatan terdapat di daerah Musi II Palembang.
Berbeda dari hari-hari biasanya, banyak warga yang datang berbelanja ikan salai di kawasan ini untuk dijadikan lauk menu usai berbuka puasa.
"Meski harganya cukup mahal, namun banyak juga yang mencarinya. Kalau bulan puasa penjualan bisa dua kali lipat," ungkap Nur, salah seorang penjual ikan salai, Jumat (10/6/2016).
Ia menjelaskan, harga setiap jenis ikan bervariasi per kilogramnya.
Sebagai contoh, ikan salai jenis Baung sungai harganya Rp 250 ribu, Baung laut Rp 120 ribu, Lais Rp 250 ribu, Patin biasa Rp 70 ribu, Patin sungai Rp 100 ribu, dan Gabus Rp 160 ribu.

SRIPOKU.COM
Proses pengasapan ikan salai di Palembang, Sumatera Selatan
"Biasanya kami juga suplai ke beberapa pasar tradisional. Namun karena di sini banyak yang mengolah ikan salai, jadi banyak juga warga yang datang langsung ke sini. Ikan salai dari kami segar, langsung diangkat dari pengasapan," kata Nur.
Rasa gurih ikan salai ternyata membangkitkan selera makan para penikmat kuliner.
Salah satu pembeli ikan salai di kawasan Musi II, Ratih mengatakan, saat dimasak gulai atau pindang aroma ikan salai mengeluarkan rasa serta aroma khas dan menggoda selera.
"Keluarga saya sangat suka gulai ikan salai. Apalagi bulan puasa ini lauknya awet sampai sahur. Jadi gak rugi belinya meski harganya cukup mahal," ujar warga Jakabaring ini.

