TRIBUNTRAVEL.COM - Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat industri pariwisata dan penerbangan hampir lumpuh.
Covid-19 sebenarnya bisa berpengaruh pada semua sektor namun yang paling terkena dampaknya adalah industri pariwisata dan transportasi.
Dengan adanya pandemi Covid-19, sepertiga populasi dunia berada di negara-negara dengan larangan bepergian karena virus corona.
Seperti dilansir TribunTravel dari Insider Travel pada Rabu (8/4/2020), Transportation Security Administration (TSA) di Amerika Serikat memperkirakan penumpang pesawat turun 90 persen dari tahun lalu.
Untuk nasib penerbangan di masa depan, analis di Stifel, sebuah perusahaan perbankan investasi, memperkirakan permintaan perjalanan udara tidak akan kembali ke tingkat sebelum wabah sampai setidaknya pertengahan tahun 2021.
Namun, ia mengatakan akan pulih kembali seperti krisis keuangan 2008 dan tragedi 9/11 yang berpengaruh besar pada perjalanan udara.
• Thailand Perpanjang Penangguhan Seluruh Jadwal Penerbangan hingga 18 April 2020
"Keinginan orang untuk melakukan perjalanan sangat kuat," kata TripAdvisor dalam sebuah pernyataan kepada Insider.
"Apa yang kami lihat melalui SARS, Ebola, serangan teroris, dan banyak bencana alam adalah bahwa industri perjalanan selalu pulih," tulis pernyataan TripAdvisor.
Survei terbaru di Amerika yang dilakukan oleh LuggageHero, menemukan 58 persen orang Amerika berencana untuk melakukan perjalanan antara Mei dan September 2020, selama destinasi yang mereka kunjungi tidak di karantina.
Survei tersebut dilakukan pada 2.500 orang di Amerika.
Seperempat peserta mengatakan mereka akan menghindari kota-kota besar dan transportasi umum, dan 21 persen akan melakukan perjalanan domestik.
Konrad Waliszewski, CEO dan salah satu pendiri TripScout, melakukan survei terhadap 3.000 penggunanya, dan mengatakan orang tidak sabar untuk bepergian.
Dia menambahkan, para wisatawan mengambil situasi pandemi Covid-19 dengan sangat serius dari perspektif kesehatan global.
Namun itu tidak memengaruhi pandangan pribadi mereka tentang traveling ke luar negeri dan mayoritas dari mereka secara aktif merencanakan perjalanan berikutnya.
"Saya pikir ini memiliki dampak yang sangat kecil pada pelancong. Saya pikir itu berdampak besar pada industri. Saya pikir itu dapat menghancurkan industri pelayaran. Maskapai penerbangan akan melihat perubahan besar, tapi saya pikir pelancong liburan akan melakukan perjalanan dengan cara yang sama persis," katanya.