Orang Aceh tidak mengenal mahar berupa uang, bagi mereka mahar biasanya disebut dengan “mayam”.
Mayam sendiri berbentuk emas dengan ukuran tertentu.
Satu mayam berukuran setara degan 3,3 gram emas.
Biasanya pihak laki-laki akan memberikan sebanyak 3 sampai 30 mayam kepada pihak perempuan.
Apabila memberikan yang paling sedikit saja, maka pihak perempuan sudah mendapatkan sekitar 10 gram emas.
Bisa dibayangkan bagaimana jika lebih banyak daripada itu?
3. Sasak, Lombok
Masyarakat Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat menerapkan mahar yang cukup sulit.
Jumlahnya harus disesuaikan dengan jarak rumah, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
Selain itu, ada skenario yang juga harus dimainkan oleh kedua belah pihak.
Sebelum menikah,pihak pria harus menculik calon istrinya.
Setelah itu, keluarga pria akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk mengatakan bahwa anak mereka ada di rumahnya.
Pada saat ini lah terjadi tawar-menawar mahar.
Mahar tidak berupa uang atau emas, melainkan sapi, kerbau atau beras.
4. Banjar
Baca tanpa iklan