Mereka menyebutnya sebagai campur tangan negara dalam kehidupan pribadi orang-orang, tetapi para jaksa membela pembatasan-pembatasan aneh itu.
Para jaksa mengatakan bahwa aturan ini diberlakukan demi kepentingan terbaik masyarakat umum.
Cara mereka melihatnya, pelarangan perayaan publik mendorong warga negara untuk membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan keluarga mereka dan bukannya pada pesta ulang tahun mewah yang tidak perlu.
Ini juga dianggap sebagai cara untuk meringankan hutang yang dikumpulkan beberapa orang untuk mengatur perayaan ulang tahun yang berlebihan.
Peraturan Tradisi dan Bea Cukai di Republik Tajikistan ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 2007 dan diperluas pada tahun 2017.
Kasus-kasus yang mirip dengan Firusa Khafizova juga sudah terjadi di masa lalu.
Misalnya, pada 2015, seorang lelaki Tajik didenda 4.000 somoni ($ 630 saat itu) setelah memposting foto dirinya di sebuah kafe, dengan kue ulang tahun, di Facebook.
Menurut dokumen dari pengadilan tertinggi Tajikistan, pada tahun 2018 sebanyak 648 orang didenda karena melanggar undang-undang aneh ini.
• Tes Kepribadian - Bantu Ungkap Kepribadianmu, Tebak Mana yang Menurutmu Keluarga Palsu
• 3 Alasan Kenapa Hari Minggu Jadi Hari Libur di Indonesia
• Promo Cokelat Spesial Valentine di Indomaret, Beli 1 GRATIS 1, Intip Syarat dan Ketentuannya
• 11 Quote Tentang Hari Valentine yang Bisa Dipakai untuk Caption Foto Instagram
• Dirayakan 1 Bulan Setelah Hari Valentine di Jepang, Apa Itu White Day?
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)