Para peneliti menyimpulkan, jeda waktu minimal dua jam antara makan malam dan tidur tidak banyak berpengaruh pada kenaikan kadar HbA1c tersebut.
Mereka menemukan, faktor gaya hidup lain seperti tekanan darah, aktivitas fisik, dan minum berlebihan-lah yang memiliki dampak yang lebih signifikan pada kadar glukosa darah.
Sementara para peneliti mengakui studi ini semata-mata bersifat observasional, mereka percaya temuan mereka menunjukkan bahwa ada lebih banyak penekanan yang diperlukan untuk mendorong masyarakat mengikuti gaya hidup seimbang.
Bukannya untuk mendorong orang untuk menyisakan jeda dua jam antara waktu tidur dan waktu makan malam.
"Bertentangan dengan kepercayaan umum, memastikan interval pendek antara santapan terakhir di malam hari dan waktu tidur tidak secara signifikan mempengaruhi level HbA1c," ungkap para peneliti.
Sehingga, jeda dua jam antara makan malam dan tidur tak melulu dianggap sebagai satu hal untuk menjamin kesehatan.
"Harusnya ada lebih banyak fokus yang harus diberikan pada porsi dan komponen makanan yang sehat, jam tidur yang cukup, serta menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan, karena variabel-variabel inilah yang memiliki pengaruh yang lebih mendalam pada proses metabolisme tubuh."
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)