Hal inilah yang membuat otak merasa tidak perlu lagi terlalu fokus menghapalkan rute.
Sehingga, waktu juga akan terasa berjalan lebih cepat.
Fenomena 'return trip effect' ini lebih jarang terjadi, bila kita melalui rute yang biasa dilalui.
Selain itu, ada pendapat berbeda yang mengatakan kenapa fenomena 'return trip effect' bisa terjadi.
Yakni, saat berangkat ke suatu tempat, kita sudah memperkirakan waktu tiba di tempat tersebut.
Namun, ternyata di jalan ada hal-hal yang membuat perkiraan waktu tersebut salah.
Satu di antara hal yang membuat perkiraan waktu tiba ini meleset adalah terjebak macet.
Hal ini membuat kita terus-terusan melihat jam untuk mengecek apakah kita akan sampai di tempat tujuan tepat waktu.
Sehingga menyebabkan kita merasa perjalanan yang ditempuh terasa lebih panjang.
Sementara saat pulang, perjalanan terasa lebih pendek.
Ini karena kita tidak lagi memperkirakan kapan kita akan sampai di rumah.
Artikel ini telah tayang di laman bobo.grid.id dengan judul "Kenapa Perjalanan Saat Berangkat Terasa Lebih Lama Dibandingkan Saat Pulang?"
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)