Dalam sehari, negara ini bisa mengalami beberapa kali gempa kecil.
Itulah sebabnya, rumah di Jepang dibangun dengan bahan bangunan ringan yang tahan gempa.
Tujuh tahun bencana Tsunami Jepang berlalu, masih menyisakan trauma pada masyarakat Jepang.
Kini, pemerintah negara yang dikenal dengan kecanggihan teknologi-nya ini sedangn membangun sebuah dinding besar di sepanjang pantai untuk melindungi warga dari Tsunami, dilansir dari laman TheGuardian.co.uk (13/3/2018)
Sayangnya, ada yang mengatakan jika pengahalang baru ini terlalu tinggi dan bisa berpengaruh pada pariwisata.
Dirangkum dari TheGuardian, berikut beberapa fakta tentang dinding penahan Tsunami yang saat ini dibangun di Jepang.
1. Sejak tembok besar di tepi laut itu dibangun, warga merasa seperti berada dalam penjara
Saat gempa melanda pada tahun 2011, nelayan tiram Atsushi Fujita sedang bekerja seperti biasa di laut.
Segera setelah itu, sebuah gelombang besar menabrak kotanya, Rikuzentakata dan menewaskan hampir 2 ribu orang.
Sejak bencana itu terjadi, pemerintah membangun sebuah tembok laut besar.
"Rasanya seperti kita dipenjara, padahal kita tidak pernah berbuat kejahatan," kata Fujita.
2. Perumahan warga dan bangunan komersial masih banyak yang didirikan di dekat dinding laut di pelabuhan Miyako
3. Dinding beton setinggi 12,5 meter itu menggantikan pemecah ombak setinggi 4 meter yang tenggelam saat Tsunami
4. Awalnya, banyak penduduk menyambut gembira gagasan dinding penahan Tsunami ini
Seiring berjalannya waktu, kondisi menjadi semakin kritis karena pemerintah tidak berkonsultasi dengan warga dalam tahap perencanaannya.