TRIBUNTRAVEL.COM - Kementrian Perhubungan (Kemenhub) mengingatkan dan menegur online travel agent (OTA) yang menampilkan harga tiket pesawat yang tidak masuk akal.
Melalui press rilis Nomor:153/SP/KSIHU/V/2019, Kemenhub mengambil langkah lanjut atas apa yang sedang dibicarakan oleh publik akhir-akhir ini.
Diketahui bahwa harga tiket penumpang untuk rute-rute tertentu menjelang liburan Lebaran 2019 seperti Bandung-Medan atau Jakarta-Makassar terlihat dijual lima hingga enam kali lipat dari tarif normal.
Dalam platform layanan aplikasi penjualan tiket seperti Traveloka.com atau Tiket.com, mereka menampilkan harga yang terlihat tidak masuk akal.

Oleh karena itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti menegaskan, pihaknya telah meminta maskapai untuk mengingatkan dan menegur mitra penjual/agen tersebut.
Polana dalam press rilis mengatakan, kalau maskapai tidak diingatkan untuk menegur mitra mereka, ini akan merugikan reputasi maskapai sendiri, sekaligus membuat calon penumpang menjerit.
Belum lagi saat-saat sekarang ini permintaan tiket pesawat mengalami puncak seperti musim liburan dan Lebaran 2019 tahun ini.
pemunculan harga yang tidak masuk akan makin membuat publik kebingungan dan menurunkan kepercayaan terhadap pelayanan dalam industri penerbangan.
TONTON JUGA :
• 7 Kuliner Lezat dari Berbagai Daerah sebagai Pendamping Opor Ayam ketika Lebaran
• 5 Tempat Wisata Populer untuk Liburan Akhir Pekan di Bandar Lampung
• Pengunjung Dilarang Merapikan Tempat Tidur saat Check Out dari Hotel
• 20 Kata dalam Bahasa Inggris yang Terlihat Sama, Terdengar Sama, dan Sering Membuat Bingung
Alasan Harga yang Terlihat Sangat Mahal
Kemenhub menjelaskan, bahwa tiket yang ditampilkan oleh Online Travel Agent tersebut menjadi sangat mahal karena tiket yang dijual di aplikasi bukanlah tiket penerbangan langsung sesuai tujuan.
Sebagai contoh, untuk rute Bandung tujuan Medan misalnya, tiket yang ditawarkan adalah melalui transit Denpasar dan Jakarta, baru terbang ke Medan.
Atau penerbangan Jakarta-Makassar, ditampilkan penerbangan yang ditawarkan harus transit melalui Jayapura, baru terbang lagi ke barat dari Jayapura ke Makassar.
Hal itu karena platform aplikasi penjualan tiket menawarkan pilihan sesuai dengan rute dan tanggal yang sudah dipilih oleh konsumen atau calon penumpang.
Setelah calon penumpang memilih rute dan tanggal, mesin aplikasi akan mencarikan semua jadwal penerbangan yang tersedia untuk rute tersebut pada tanggal yang telah dipilih.
Aplikasi kemudian akan memfilter jadwal yang masih tersedia, lalu menampilkannya di layar aplikasi pelanggan.
Di layar, pelanggan bisa mengurutkan berdasarkan harga yang ditawarkan, termasuk memfilter jenis-jenis maskapai tertentu.
Karena berbasis mesin algoritma, maka aplikasi akan menyediakan semua pilihan yang tersedia, termasuk apabila rute penerbangannya harus transit melalui bandara-bandara tertentu.
Pada musim-musim ramai seperti liburan Lebaran, penerbangan langsung untuk tanggal-tanggal favorit biasanya sudah tidak tersedia.
Calon penumpang yang membeli di waktu yang mepet dengan tanggal keberangkatan, akan disodori pilihan penerbangan yang masih tersisa, termasuk apabila harus transit.
Pencarian rute yang dipilih calon konsumen tentu saja menggunakan mesin sehingga akan memasukkan harga tiket sesuai dengan rute penerbangan yang masih tersedia.
Hal ini apabila diakumulasi harganya menjadi berlipat-lipat dibandingkan dengan penerbangan langsung.
Belum lagi biaya tambahan yang dibebankan oleh penumpang seperti pajak iuran wajib asuransi dan Passanger Service Charge (PSC) untuk penerbangan setiap titik.
Apabila rute yang dipilih konsumen harus transit di 2 bandara, maka ia akan dikenai tambahan biaya sebanyak 3 kali, yakni biaya di bandara keberangkatan dan dua bandara transit.
• Tips Tetap Aman dan Nyaman Selama Mudik Lebaran Bagi Ibu Hamil
• Uniknya Tradisi Weh Huweh, Momen Bertukar Makanan Jelang Lebaran di Demak
• Benarkah Mencuci Ayam Mentah dengan Air Berbahaya? Begini Penjelasannya
• Mulai Besok, Tarif Tiket Masuk Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Naik
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)