TRIBUNTRAVEL.COM - Danube merupakan nama sebuah sungai yang mengalir di Eropa.
Mengutip laman Intisari Online edisi 21 September 2018, Sungai Danube mengaliri 14 negara.
Ini adalah jumlah negara terbanyak yang dialiri oleh sebuah sungai, sehingga Sungai Danube disebut sebagai transboundary river.
Namun, di sebuah bagian dari tepian Sungai Danube terdapat sebuah pemandangan ikonik.

Ada 60 pasang sepatu besi yang berjajar di tepi Sungai Danube di depan Gedung Parlemen Hungaria.
Semua sepatu besi itu menghadap ke sungai.
Meski terlihat sederhana, 60 pasang sepatu di tepi Sungai Danube ini memiliki kisah tragis berkaitan dengan momen Perang Dunia II.
Dikutip TribunTravel.com dari laman The Culture Trip, 60 sepatu besi tersebut dibuat untuk memperingati ratusan orang yang kehilangan nyawa akibat kekejaman yang dilakukan oleh milisi Arrow Cross di Budapest, Hungaria selama Perang Dunia II.
Ketika Perang Dunia II memasuki tahun-tahun terakhirnya, sosialis nasional dari Arrow Cross Party atau Partai Salib Panah mengambil alih kekuasaan di Hungaria.
Dipimpin oleh Ferenc Szálasi, partai itu memiliki pandangan dan keyakinan yang sama dengan Partai Nazi Jerman - termasuk Anti-semitisme.
Dari 15 Oktober 1944 hingga 28 Maret 1945, Arrow Cross Party memutuskan bahwa negara itu, bekerja sama dengan Nazi, untuk mendeportasi ribuan warga sipil (yang kebanyakan adalah orang Yahudi).
Mereka dikirim ke kamp kerja paksa atau dibunuh.
Pada saat yang sama, milisi Arrow Cross berkeliaran di Budapest, mereka menimbulkan malapetaka dan kehancuran.
Selama jangka waktu lima bulan yang ditetapkan partai itu, perkiraan menunjukkan ada 10.000 orang yang tewas di jalanan Hungaria, sementara 80.000 lainnya dikirim ke kamp konsentrasi.
Selama waktu ini, orang-orang Yahudi di Budapest sering ditangkap di tepi Sungai Danube sebelum ditembak hingga jatuh ke sungai.
Bahkan yang lebih tragis, orang Yahudi itu dipaksa untuk melepas sepatu mereka sebelum dibunuh.
Sebab, sepatu dianggap sebagai komoditas berharga selama perang.
Para pembunuh kemudian akan menjual sepatu atau malah menggunakannya sendiri.

Untuk mengenang mereka yang tewas selama masa kekuasaan Arrow Cross, sebuah memorial bertajuk Shoes on the Danube atau Sepatu di Danube didirikan pada 16 April 2005.
Memorial ini dibuat oleh sutradara film Can Togay dan pematung Gyula Pauer.
Dibutuhkan bentuk 60 pasang sepatu cor di besi dan dipasangkan ke tanah.
Gaya dan ukuran sepatu itu pun beragam.
Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang aman, baik pria, wanita, maupun anak-anak saat kekejaman milisi Arrow Cross berlangsung.


Sekarang, biasanya orang-orang akan menyalakan lilin di sepatu, meletakkan bunga di sampingnya, dan sebuah plakat bertuliskan “Untuk mengenang para korban yang ditembak ke Danube oleh milisi Arrow Cross tahun 1944–1945" didirikan pada 16 April 2005.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)