Breaking News:

Peraturan yang Harus Ditaati Saat Berkunjung ke Desa Adat di NTT

Di NTT bisa mendapatkan tidak kurang dari tiga perkampungan adat yang masih menjaga budaya hingga struktur bangunan warisan leluhurnya.

Editor: Sinta Agustina
Instagram/tukang_jalan
Wae Rebo, Flores, Nusa Tenggara Timur. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Berwisata ke Nusa Tenggara Timur (NTT), jangan hanya menikmati keindahan alam dan bawah lautnya.

Cobalah berwisata budaya di kampung-kampung adat.

Di NTT bisa mendapatkan tidak kurang dari tiga perkampungan adat yang masih menjaga budaya hingga struktur bangunan warisan leluhurnya.

Antara lain Desa Adat Wologai, Desa Adat Waerebo, dan Desa Adat Bena.

Saat mengunjungi ketiganya, selain harus menjaga tatakrama sebagai orang pendatang, wisatawan juga harus menaati peraturan-peraturan adatnya.

KompasTravel sempat mengunjungi Desa Adat Wologai, di Ende, NTT, dalam kegiatan DBS Daily Kindness Trip, Minggu (14/10/2018).

Saat memasuki desa adat yang terletak di puncak bukit, ketinggian sekitar 1.045 mdpl itu, tidak diberitahukan berbagai peraturan adat.

Di pintu masuknya pun hanya bertuliskan dilarang merokok.

Desa adat ini pernah menjadi korban kebakaran hebat di tahun 2012, pantas saja mereka melarang keras merokok di kawasan desanya.

Hilarius (52) salah satu "anak adat" desa Wologai, yang menjadi pemandu wisata kami saat itu mengatakan selain merokok ada beberapa peraturan tertulis lainnya.

2 dari 3 halaman

Ia menyebutkan dilarang meludah di sembarang tempat, memakai alas kaki saat masuk rumah, menginjak batu-batu atau bangunan tertentu yang dianggap sakral.

"Yang paling sering ini, naik ke atas ini," tuturnya menujukan pelanggaran yang paling sering dilakukan wisatawan saat berkujung ke desa adatnya.

Ia menujukan kubur batu yang sepintas memang mirip anak tangga.

Namun bangunan tersebut sangat disakralkan oleh mereka.

Wisatawan yang tidak tahu biasa menaikinya untuk mengambil foto rumah-rumah adat dari ketinggian.

Salah satu bangunan utama yang disakralkan ialah Tubu Kanga, berada di titik pusat desa.

Ia mempercayai jika sembarang orang menaikinya akan terjadi mara bahaya seperti hujan badai, atau petir.

Hal lainnya yang kadang tidak disadari wisatawan ialah mengambil foto secara diam-diam, atau biasa disebut paparazzi.

Hal ini ternyata tidak disukai warga Desa Adat Wologai.

Penampilan warganya yang khas, senyumnya yang ramah, dan ornamen kampung disekitarnya yang menarik memang membuat wisatawan selalu ingin mengambil gambar.

3 dari 3 halaman

Hanna Keraf, salah salah satu warga asli Flores yang ikut dalam perjalanan tersebut mengatakan harusnya meminta izin terlebih dahulu sebelum memotret masyarakat adat, baik yang dewasa, ataupun yang anak-anak.

"Mereka bisa maksa meminta uang kalau kita foto mereka tanpa izin," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tips Berkunjung ke Desa Adat di NTT.

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Nusa Tenggara TimurWae Rebo Belacang Domu Warandoy Sambal Luat Pelepah Manuk
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved