Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak negara yang telah mengirimkan manusia untuk perjalanan ke luar angkasa.
Perjalanan ke luar angkasa juga menjadi satu dari pencapaian tertinggi umat manusia.
Banyak yang menganggap para astronot yang pergi ke luar angkasa itu adalah hal yang luar biasa keren.
Namun, sedikit yang tahu bahwasanya perjalanan ke ruang angkasa itu adalah hal yang berat.
Ada banyak hal tak terduga yang harus dihadapi astronot di luar angkasa.
Mulai dari ancaman bakteri, perjuangan untuk makan, hingga permasalahan aroma ruang angkasa yang tercium.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum 10 hal tak terduga yang dihadapi astronot kala berada di ruang angkasa dari laman list25.com.
1. Aroma ruang angkasa

Kira-kira ruang angkasa aromanya seperti apa ya?
Ketika astronot kembali dari jalan-jalannya di ruang angkasa dan melepas helmnya di dalam pesawat luar angkasa, mereka disambut dengan aroma yang aneh.
Para astronot menggambarkan aroma itu seperti daging terpanggang, aroma asap las, dan belerang.
2. Bau pesawat ruang angkasa

Selain luar angkasa yang berbau busuk, astronot juga harus berurusan dengan pesawat dan stasiun luar angkasa yang bau karena begitu banyaknya orang yang tinggal di dalamnya.
Untuk meminimalisir semua bau tak sedap yang pasti timbul akibat rutinitas olahraga selama dua jam yang harus dilakukan para astronot, NASA telah memasang banyak mesin penghilang bau di dalam pesawat ruang angkasa.
Namun, astronot terkenal Scotty Kelly mengatakan ISS (International Space Station) berbau seperti penjara.
3. Pakaian yang menyerap alias Maximum Absorbency Garment

Sebenarnya, apa itu Maximum Absorbency Garment?
Itu adalah sejenis popok dewasa dan semua astronot harus mengenakannya.
Di ruang angkasa, di mana astronot tidak bisa leluasa seperti di Bumi, mereka harus mengenakan popok agar lebih mudah buang air kecil.
Astronot Alan Shepard, merupakan astronot pertama yang pipis di dalam pakaian ruang angkasanya.
4. Bakteri

Ruang angkasa bukanlah tempat yang sepenuhnya bersih.
Malah, ruang angkasa sangatlah kotor, seperti rumah yang tidak dibersihkan selama berminggu-minggu.
Para ilmuwan telah menemukan sekitar 4.000 spesies bakteri dan mikroba yang hidup di ruang angkasa bersama para astronot.
5. Mabuk ruang angkasa

Dengan besarnya gaya yang dibutuhkan untuk meluncurkan astronot dan pesawatnya ke ruang angkasa, ditambah menurunnya gravitasi, kebanyakan astronot mengalami mabuk ruang angkasa.
Mabuk ruang angkasa ini disebut juga dengan 'space adaption syndrome' atau sindrom adaptasi ruang angkasa.
Bersama gangguan pada kapasitas mentalnya, para astronot juga mengalami masalah pencernaan, mual-mual, dan muntah.
6. Permasalahan lendir

Di Bumi, lendir dalam hidung dapat kosong dan melewati tenggorokan dengan sendirinya.
Namun, di ruang angkasa, gravitasi nol menyebabkan lendir kembali ke rongga sinus.
Satu-satunya cara bagi para astronot untuk terbebas dari lendir adalah dengan mengeluarkan ingusnya ke tisu.
Tapi hal ini tidak memungkinkan dilakukan di ruang angkasa.
Sehingga, kebanyakan astronot mengonsumsi makanan dan saus yang pedas.
7. Kondisi otak

Gravitasi nol membuat aliran darah berjalan tidak normal.
Bukannya mengarah ke kaki, aliran darah naik ke bagian torso dan otak.
Selama hampir empat hari, wajah-wajah astronot telihat menggembung karena adanya aliran darah ekstra pada bagian tengkorak.
Setelah itu, tubuh baru akan dapat beradaptasi.
8. Makanan berupa bubur

Pada masa awal perjalanan ruang angkasa, makanan yang enak bukanlah prioritas utama NASA.
Hasilnya, John Glenn dan astronot lainnya harus berjuang untuk dapat makan di ruang angkasa.
Pasalnya, makanan itu semuanya berupa bubur lembek yang dikeluarkan dari tube atau sejenis tabung kecil khusus.
9. Meminum urin sendiri

Tidak banyak air yang bisa ditemukan di ruang angkasa.
Untuk mengatasi masalah ini, para astronot haru minum air yang didaur ulang dari urin mereka sendiri.
Mesin untuk melakukan daur ulang ini sendiri harganya 250 juta dolar AS.
10. Buang air besar di ruang angkasa

Pada masa awal perjalanan ke ruang angkasa, astronot buang air besar dengan kantong khusus.
Namun, saat ini astronot sudah bisa duduk di toilet khusus untuk buang air besar.
Hanya saja, mereka harus menemukan posisi duduk yang tepat agar kotoran dapat masuk ke lubang dengan tepat.