TRIBUNTRAVEL.COM - Semakin banyaknya orang berlibur, tak menutup kemungkinan makin banyak pula penipu mencari mangsa.
Penipuan perjalanan wisatawa dan pemesanan online saat ini bisa sangat dengat dengan kita.
Terlebih jika kita asal percaya dengan harga miring yang ditawarkan.
Jelas hal itu akan manjedi mimpi buruk traveler.
Untuk itu, sangat penting hukumnya selalu mengutamakan kewaspadaan saat melakukan transaksi apapun sebelum atau saat beradai di lokasi wisata.
Dilansir TribunTravel.com dari smartertravel.com, perusahaan pencegahan penipuan e-commerce Forter mengatakan jika penipuan perjalanan saat ini naik 16 persen dibandingkan tahun 2017 lalu.
Hal ini tak terlepas dari makin mudahnya teknologi pemesanan saat ini.
"Penipuan perjalanan semakin cepat berdasarkan pertumbuhan layanan pemesanan perjalanan online yang cepat," kata jurubicara Forter dalam siaran pers.
"Penggunaan perangkat dan aplikasi digital meningkatkan potensi penipuan perjalanan, karena memberikan scammer target lain untuk melakukan penipuan perjalanan."
Lalu bagaimana cara mengatasi kecurangan semacan itu?
Traveler perlu mewaspadai 5 hal ini sebelum kamu memesan berbagai aktivitas wisata.

1. Penipuan “Diskon Perjalanan” Pihak Ketiga
Forter mengatakan perusahaan yang curang "menawarkan diskon perjalanan 'instan' yang dirancang untuk memancing konsumen ke dalam keputusan impulsif."
Kemudian penipu akan mengantongi sebua biaya dan sering kali tidak memberikan layanan yang dijanjikan.
2. Penawaran Liburan Gratis
Yang satu ini merupakan penipuan cara klasik yang menggiurkan.
Dimana traveler akan dirayu dengan penawaran libur gratis.
Dalam kasus seperti ini, ada baiknya traveler selidiki dulu sumber dan cari tau informasi tentang liburan tersebut.

"untuk mengenali kecurangn ini ketahui dulu tanda-tanda peringatan yang termasuk tawaran lokal dengan tidak menyantumkan secara spesifik tentang hotel, resor, atau maskapai penerbangan," kata Forter.
"Selain itu, tawaran perjalanan gratis tidak mencantumkan tanggal spesifik atau biaya apa pun yang terkait dengan tawaran itu."
3. Tekanan Terkait Booking Tiket
Jika traveler dipaksa untuk membayar di muka untuk hotel atau paket perjalanan agar mendapatkan harga murah, ajukan pertanyaan atau hubungi perusahaan untuk memastikannya informasi tersebut benar.
Sebab jika kamu datang di kemudian hari dan kamu telah membayarnya, karti kreditmu tidak mungkin bisa menarik semua uangmu kembali.

4. Penimpuan Rental
Penipuan jenis ini telah berkembang dan diadopsi luas di berbagai penyewa transpor dan alat liburan online seperti Airbnb.
"Di sini, konsumen yang ingin memesan tempat tinggal akan mencari penawaran bagus dan menggali rumah dengan harga sewa yang bagus dan menghubungi 'pemilik'," kata Forter.
“Kenyataannya, pemilik adalah penipu yang bersikeras pembayaran uang muka langsung atas sewa properti,” sering melalui transfer bank.
Dalam perubahannya kini pesan di Airbnb pembayaran bisa 24 jam setelah Anda check in.
5. Penipuan Penukaran Uang
Jangankan di luar negeri, di Indonesia pun penipuan ini sering kali terjadi.
Negara-negara dengan kunjungan wisatwan asing lumanyan banyak biasanya menyediakan banyak tempat penukaran uang dipinggiran jalan.
Seperti juga di Bali.
Seorang turis yang menukarkan uang mereka sering kali ditipu.
Hitungan yang awalnya benar saat traveler cek di lain tempat bisa jadi berubah.

Kecurangan semacam ini sayangnya tidak banyak disadari wisatawan.
"Pertukaran seperti itu dapat mengenakan biaya yang memberatkan dan memberikan jumlah yang salah pada pertukaran mata uang," kata Forter.
Ini juga berlaku untuk opsi online memesan mata uang sebelum perjalanan.
So, sebelum kamu tertipu, kenali dulu 5 modus penipuan di atas.
(TribunTravel.com, Tertia Lusiana)