Breaking News:

Lebih dari 200 Tahun Lalu Meletus Dahsyat, Ini 7 Fakta tentang Gunung Tambora yang Perlu Kamu Tahu

Letusan Gunung Tambora lebih dari 200 tahun lalu, tepatnya pada 5 April 1815 menjadi satu di antara bencana paling dahsyat di dunia.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Kaldera Gunung Tambora, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/3/2015). Gunung Tambora meletus dahsyat pada 10 April 1815 menyisakan kaldera seluas 7 kilometer persegi dengan kedalaman 1 kilometer. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia memiliki sederetan gunung yang telah dikenal dunia berkat kedahsyatannya.

Satu di antaranya adalah Gunung Tambora.

Gunung Tambora sendiri merupakan gunung berapi stratovolcano yang masih aktif dan terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Letusan Gunung Tambora pada 5 April 1815 menjadi satu di antara bencana paling dahsyat di dunia.

Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum 5 fakta tentang Gunung Tambora dari beberapa sumber.

1. Kaldera terluas di Indonesia

Letusan pada 1815 menyebabkan terbentuknya kaldera kering yang sangat luas, yakni sekitar 7 kilometer persegi dengan kedalaman 1 kilometer.

Bahkan termasuk kaldera terluas di Indonesia setelah kaldera Gunung Raung, Jawa Timur.

2. Erupsi Terdahsyat dalam Ingatan Manusia

2 dari 4 halaman

Letusan Tambora menjadi erupsi terdahsyat dalam sejarah ingatan manusia.
Tambora setidaknya telah memuntahkan abu dan batuan piroklastik sebanyak seratus kilometer kubik.

Perlu waktu seabad untuk mengisi kembali dapur magma gunung tersebut.

Jumlah ini lebih dahsyat ketimbang Gunung Krakatau yang hanya mengeluarkan isi perutnya sekitar 20 kilometer kubik, atau Gunung Huaynaputina yang memuntahkan 30 kilometer kubik.

Bahkan, letusan Gunung Vesuvius dan Gunung Pinatubo mengeluarkan material dengan volume kurang dari sepuluh kilometer kubik.

3. Banyak yang salah mengira

Gemuruh dan gelegar letusan Gunung Tambora terdengar hingga jarak ribuan kilometer.

Raffles yang mendengar suara gemuruh saat berada di Bogor mengira itu adalah suara tembakan meriam.

Sementara, warga Gresik mengira abu dan gemuruh dari Gunung Tambora merupakan pesta pernikahan satu anak Nyi Roro Kidul.

Suara gemuruh Gunung Tambora juga terdengar hingga Bengkulu yang berjarak sekitar 2.600 kilometer darinya.

4. Saat ini masih tidur

3 dari 4 halaman

Sebelum letusan 1815, Gunung Tambora sudah meletus tiga kali.

Sementara, letusan awalnya terjadi pada 3910 SM, 3050 SM, dan 740.

Kini, Tambora merupakan gunung berapi yang masih aktif dan tertidur.

5. Kehilangan sekitar sepertiga puncaknya

Akibat letusan pada 1815, sepertiga dari badan Gunung Tambora hilang.

Sehingga, dari ketinggian awalnya yang mencapai 4.300 meter, kini tersisa 2.000 meter.

6. Dijuluki Pompeii dari Timur

Akibat letusan yang maha dahsyat itu, sekitar 12 ribu warga tewas di lereng Tambora dalam satu hari.

Ada pula 92 ribu korban yang berjatuhan di Sumbawa dan Lombok akibat penyakit dan kelaparan setelah letusan terjadi.

Penggalian arkeolog pada 2004 silam menemukan sisa-sisa peradaban yang terkubur mirip dengan Pompeii yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius.

4 dari 4 halaman

7. Mempengaruhi iklim dunia

Akibat debu vulkanis letusan Gunung Tambora pada 1815, Asia Tenggara diliputi kegelapan.

Bebatuan apung memenuhi lautan.

Negara di belahan Bumi bagian utara tidak mengalami musim panas pada 1816.

Suhu dunia menurun sekitar 0,4 hingga 0,7 derajat Celcius.

Sehingga tahun 1816 merupakan tahun paling dingin kedua di belahan Bumi bagian utara sejak 1400 M.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
SumbawaNusa Tenggara BaratGunung Tambora Pulau Moyo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved