Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva
TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan hari raya umat Hindu, Nyepi di Bali tak lepas dari dari adanya ogoh-ogoh.
Dilansir TribunTravel.com dari laman Wikipedia, Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Perwujudan Bhuta Kala biasanya digambarkan dalam sosok yang besar dan menakutkan atau yang disebut Rakshasa.
Selain berbentuk Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, diantaranya naga, gajah, Widyadar bahka tokoh-tokoh terkeal.
Fungsi utama Ogoh-ogoh adalah sebagai representasi sosok Bhuta Kala.
Rakshasa ini kemudian diarak keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.
Membahas mengenai Ogoh-ogoh, berikut TribunTravel.com merangkum bentuk-bentuknya yang dilansir dari berbagai akun Instagram.
Selengkapnya, yuk simak ulasan berikut.
1. Bhoma Antaka
"Bhoma adalah putra dari Dewa Wisnu dengan Dewi Pertiwi sebagaimana yang disebutkan dalam representasi gambaran alam pada perwujudan arsitektur padmasana di Bali.
"Bhoma dalam mitologi pemutaran gunung mandara giri.
Dalam kaitannya dengan perwujudan Padmasana, Karang Bhoma dapat dimaknai sebagai spirit penjaga kesakralan padmasana yang juga merupakan simbolisasi hutan di kaki gunung (pepalihan batur terendah)," caption yang ditulis oleh akun @st.yowanakerthiyasa.
2. Sang Kala Pita utawi Sang Kala Gading
"Suksma semeton. "Sang Kala Pita" utawi "Sang Kala Gading". Diceritakan sebuah peperangan yang sangat besar terjadi antara Para Dewa dan Para Kala, yg akhirnya dihidupkan kembali oleh Sang Hyang Taya.
Dalam peperangan tersebut terjadi peperangan antara Sang Hyang Mahadewa dan Sang kala Pita.
Sang Hyang Mahadewa dikalahkan sebanyak 7 kali oleh Sang Kala Pita, dan setelah dihidupkan kembali ke tujuh kalinya oleh Sang Hyang Taya.
"Sang Hyang Mahadewa akhirnya dapat mengalahkan Sang Kala Pita yg menguasai daerah Barat atau Pascima, dan akhirnya Sang Hyang Mahadewa ditugaskan oleh Sang Hyang Taya untuk menjaga keseimbangan arah barat dan diberi Urip 7.
"Sedangkan Sang Kala Pita dianugrahkan menjadi Bambu Kuning/Tiing Gading, untuk menetralisir energi negatif menjadi energi positif. (Lontar Bhagawan Garga). @stt.triyowanakanthi tahun caka 1940," caption yang ditulis oleh akun @gusstra.
3. Garuda Mas
"GARUDA MAS. Garuda berwujud raksasa membawa lontar.
"Rasa kebhinekaan dan cinta kami sebagai teruna teruni kepada negara Republik INDONESIA dilambangkan melalu Sayap Garuda berkilaukan emas, berwujudkan ciri khas dri rupa ogoh ogoh berbentuk raksasa, dan membawa lontar melambangkan hari raya Nyepi bertepatan dengan Hari Raya Saraswatti.
"Persembahan dri kami Stt. Dharma Putra Banjar Babakan desa Gegelang Karangasem menyambut Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1940," keterangan dari akun @ketutyasa004.
4. Ganesha dari India
"Besar dan berkarakter, mengambil tema Ganesha ala India, ogoh-ogoh ini tercipta buah karya twins from Gria Cebang Tampaksiring,, ogoh-ogoh nya besar dan keren semeton @st_satya_laksana @gustudee @gustuayix," caption yang ditulis oleh akun @my_tampaksiring.
5. Bhatara Sri Sedana
"Bhatara Sri Sedana juga dipuja sebagai “Dewi Kesejahteraan” yang menganugerahkan harta kekayaan, emas-perak (sarwa mule), permata dan uang (dana) kepada manusia," keterangan foto tersebut.
6. Paksi Ireng
7. Sampat Rudra Murti
"Sampat Rudra Murti. Benda ini kelihatan sederhana, tetapi memiliki kekuatan gaib yang dashyat. Jarang orang yang memper- hatikan dan menggunakan benda ini. Benda ini terbuat dari lidi atau urat batang daun aren.
"Buatlah lidi atau urat daun aren tersebut sebagai sapu khusus, dan diikat dengan benang tridatu (putih, merah dan hitam).
"Caranya dengan mengambil daun aren pada hari Kajeng Kliwon Uwudan, pada pohonnya dengan menghaturkan canang atau banten pejati, dimohonkan kepada Dewa penguasa tumbuhan, kemudian diambil semua lidi atau urat daunnya dan dibentuk menjadi sapu.
"Kemudian dimohonkan pasupati kepada Dewa Siwa, yaitu pada hari Purnama.
"Kegunaannya adalah untuk menjaga bayi yang baru terlahir sampai umur 1 oton, dari gangguan ilmu hitam, menghindari serangan/gangguan binatang ( tikus, ular, kelabang, kalajengking, dsb) dan jika dipakai memukul orang yang menguasai ilmu hitam, niscaya ilmunya akan hilang musnah dan orang tersebut akan menderita lahir bathin. Yang di kenal sebagai Sampat Rudra Murti," caption yang ditulis oleh akun @stt_sekarayu.
Selamat Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu yang merayakannya.