TRIBUNTRAVEL.COM - Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah menyimpan berbagai budaya, sejarah, dan wisata yang menarik untuk dijadikan lokasi tujuan wisata.
Kabupaten Karanganyar merupakan sebuah kabupaten di lereng Gunung Lawu, bukan hanya terkenal karena panorama alamnya yang indah, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang begitu beragam.
Kabupaten Karanganyar menyimpan banyak situs bersejarah dan destinasi budaya yang cocok untuk edukasi keluarga.
Baca juga: Itinerary Kuliner Karanganyar 1 Hari dengan Pasangan: Bujet Berdua Rp 330 Ribu
Baca juga: 3 Wisata Candi Bersejarah di Karanganyar, Jawa Tengah untuk Liburan Keluarga
Dengan harga tiket yang terjangkau dan akses yang mudah dijangkau kendaraan pribadi, wisata budaya di Karanganyar menawarkan pengalaman yang sarat makna sekaligus menyegarkan.
Bagi para orang tua, mengajak anak berwisata budaya di Karanganyar bukan sekadar jalan-jalan, melainkan sarana belajar langsung tentang sejarah, nilai-nilai luhur, serta kearifan lokal masyarakat Jawa.
Banyak tempat di sini yang tak hanya memperkenalkan peninggalan nenek moyang, tetapi juga menyuguhkan suasana alam yang tenang dan menyejukkan, sangat cocok untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota.
Baca juga: Itinerary Karanganyar 2 Hari 1 Malam Rp 1,3 Juta Berdua, Nginap di Hotel Ala Timur Tengah
Baca juga: 5 Air Terjun di Karanganyar, Jawa Tengah: Tiket Masuk Mulai Rp 5.000
1. Candi Cetho
Candi Cetho adalah salah satu situs bersejarah paling terkenal di Karanganyar.
Terletak di ketinggian sekitar 1.495 meter di atas permukaan laut, candi ini merupakan peninggalan era Kerajaan Majapahit abad ke-15 yang mengusung arsitektur Hindu.
Kompleks Candi Cetho terdiri dari 11 teras berundak yang masing-masing menyimpan kisah dan simbol spiritual.
Di dalamnya terdapat arca Ganesha, Pendapa Dalam, hingga ruang penyimpanan artefak kuno yang masih terawat.
Selain menjadi tempat wisata budaya, Candi Cetho juga sering dijadikan lokasi ziarah spiritual dan ritual adat oleh masyarakat setempat. Pemandangan di sekitarnya yang hijau dan udara sejuk membuat suasana semakin menenangkan.
Candi ini berlokasi di Dusun Ceto, Gumeng, Kecamatan Jenawi.
Tiket masuk untuk wisatawan lokal sekitar Rp10.000, sementara wisatawan mancanegara dikenakan Rp30.000. Jam operasionalnya mulai pukul 07.30 hingga 16.30 WIB.
Lokasinya berjarak 42 kilometer dari Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 1 jam 30 menit kendaraan bermotor.
2. Astana Giribangun
Astana Giribangun merupakan kompleks pemakaman keluarga Cendana, tempat bersemayamnya Presiden ke-2 RI Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.
Lokasinya berada di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, yang dulunya merupakan bagian dari kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran.
Kompleks ini memiliki tiga cungkup utama, yaitu Argosari (makam Soeharto dan Tien Soeharto), Argokembang (makam pengurus Yayasan Mangadeg), dan Argotuwuh (makam keluarga Mangkunegaran).
Selain sebagai tempat pemakaman, Astana Giribangun kini menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah.
Pengunjung dapat melihat arsitektur bangunan khas Jawa yang megah sekaligus menenangkan.
Akses menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalan raya Solo–Tawangmangu.
Tiket masuknya hanya sekitar Rp5.000, dan kawasan ini buka setiap hari pukul 08.00–18.00 WIB.
Lokasinya berjarak 31 kilometer dari Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 1 jam kendaraan bermotor.
3. Candi Sukuh
Candi Sukuh merupakan salah satu situs budaya paling unik di Jawa Tengah.
Bentuknya yang menyerupai piramida membuatnya berbeda dari candi-candi lain seperti Borobudur atau Prambanan.
Candi yang berada di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, ini memiliki arsitektur sederhana namun sarat dengan simbol-simbol kehidupan dan kesucian.
Banyak arca di kompleks ini menggambarkan perjalanan spiritual manusia.
Terletak di ketinggian sekitar 1.186 meter, Candi Sukuh menyuguhkan udara sejuk dan panorama indah khas pegunungan.
Candi ini buka setiap hari pukul 07.00–15.00 WIB dengan tiket masuk sekitar Rp30.000.
Lokasinya berjarak 36 kilometer dari Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 1 jam 15 menit kendaraan bermotor.
4. Situs Perjanjian Giyanti
Situs Perjanjian Giyanti menjadi lokasi penting dalam sejarah Jawa.
Di tempat inilah pada tahun 1755 terjadi perjanjian yang membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua kekuasaan besar: Kasunanan Surakarta di bawah Pakubuwono III dan Kasultanan Yogyakarta di bawah Hamengkubuwono I.
Peristiwa ini menjadi tonggak lahirnya dua kota budaya besar di Indonesia, yakni Surakarta dan Yogyakarta.
Kini, situs tersebut diabadikan dalam bentuk monumen sederhana di Desa Giyanti, Kecamatan Karanganyar.
Meskipun tidak terlalu ramai dikunjungi wisatawan, tempat ini menyimpan nilai sejarah yang sangat tinggi dan bisa menjadi destinasi edukatif untuk anak-anak.
Menariknya, masuk ke situs ini tidak dipungut biaya alias gratis.
Lokasinya berjarak 19 kilometer dari Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 40 menit kendaraan bermotor.
5. Situs Watu Kandang
Di Dusun Ngasinan, Kecamatan Matesih, terdapat Situs Watu Kandang yang merupakan peninggalan prasejarah.
Lokasi ini ditandai dengan keberadaan 28 batu andesit besar berbentuk persegi yang tersusun rapi.
Penelitian arkeologis menemukan berbagai artefak seperti gerabah, manik-manik, fragmen besi, hingga sisa pemakaman kuno.
Situs ini menjadi bukti keberadaan peradaban manusia yang telah lama hidup di kawasan Gunung Lawu.
Dengan tiket masuk hanya sekitar Rp5.000, pengunjung bisa mempelajari sejarah arkeologi sambil menikmati suasana alam yang tenang dan hijau. Situs ini buka setiap hari pukul 08.00–15.00 WIB.
Lokasinya berjarak 30 kilometer dari Pusat Kota Solo, bisa ditempuh 1 jam kendaraan bermotor.
Edukasi dan Healing Sekaligus
Selain sarat nilai sejarah, tempat-tempat wisata budaya di Karanganyar juga dikenal memiliki suasana yang sejuk dan tenang.
Letaknya yang kebanyakan berada di dataran tinggi menjadikannya cocok untuk healing atau sekadar melepas penat bersama keluarga.
Melalui kunjungan ke situs-situs budaya ini, anak-anak bisa belajar langsung tentang sejarah, budaya, dan spiritualitas masyarakat Jawa.
Pengalaman ini akan menjadi pembelajaran berharga sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap warisan bangsa.
(Cynthia/TribunTravel) (TribunSolo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.