Dan hingga kini menjadi salah satu objek wisata edukasi.
Cukup banyak wisatawan baik lokal atau pun mancanegara yang penasaran ingin membuktikan kebenarannya.
Bahkan, pernah ada seorang turis asal Prancis yang menginap di rumah Wafi untuk menyaksikan matahari terbit tepat di tengah celah batu lawang.
Ada juga beberapa pengunjung yang datang untuk melakukan semedi atau tirakat di malam hari.
"Walaupun sudah jarang, tapi ada saja yang datang untuk semedi," jelasnya.
Tak sedikit juga yang datang hanya untuk menikmati keindahan alam.
Pemandangan gunung, atau pun hamparan pantai utara Jawa, bisa dilihat dari ketinggian.
Menurut Abdul Wafi, setiap pengunjung yang datang tak dipungut biaya.
Karena kendati menjadi situs cagar budaya, namun kepemilikan tanah masih punya orang pribadi.
Meski begitu pengembangan sebagai objek wisata yang dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri sudah bisa dilakukan.
Mengingat sudah ada MoU antara pemilik lahan dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Diaparbudpora) Bondowoso.
Kini sedang dilakukan proses pembangunan pagar di sekeliling situs Batu Lawang.
"Ini akan dibangun pagar," katanya.
Ia mengakui bahwa saat ini memang masih banyak kekurangan dalam pengembangan wisata edukasi Batu Lawang.
Di antaranya tak ada lampu, penunjuk jalan, hingga papan informasi.
Baca tanpa iklan