Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Air Panas Lawe Gurah, Wisata Alam di Kaki Gunung Leuser, Ketambe, Aceh Tenggara, Aceh

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengabadikan momen indah di obyek wisata alam Air Panas Lawe Gurah di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kecamatan Ketambe, Aceh Tenggara.

TRIBUNTRAVEL.COM - Air Panas Lawe Gurah menjadi salah satu tempat wisata unggalan di Aceh Tenggara.

Terletak di kaki Gunung Leuser, Air Panas Lawe Gurah menawarkan keindahan alam yang luar biasa.

Warga mengabadikan meomen indah di obyek wisata alam Air Panas Lawe Gurah di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kecamatan Ketambe, Aceh Tenggara. (IST)

Air Panas Lawe Gurah terbungkus dalam hutan hijau yang asri di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), yang terkenal sebagai salah satu paru-paru dunia.

Kawasan Ekowisata Lawe Gurah secara administratif terletak di Desa Ketambe, Kecamatan Ketambe, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. 

Baca juga: Berkunjung ke Pantai Kuala Jangka di Desa Jangka Mesjid, Jangka, Bireun, Aceh

Lawe Gurah berada pada zona pemanfaatan Resor Lawe Gurah, SPTN Wilayah IV Badar, BPTN Wilayah II Kutacane dengan luasan 3.489,137 hektare, yaitu dengan perincian ruang publik seluas 3.381,31 hektare dan ruang usaha seluas 107,827 hektare.

Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan dapat memulai perjalanan dari Medan menuju Kutacane dengan waktu tempuh sekitar tujuh jam menggunakan kendaraan roda empat.

Dari Kutacane, perjalanan menuju Air Panas Lawe Gurah dapat ditempuh selama 45 menit dengan jarak sekitar 30 kilometer.

LIHAT JUGA:

Di kawasan ini, pengunjung dapat menikmati pemandian air panas alami yang bercampur dengan air dingin pegunungan, menciptakan pengalaman berendam yang unik.

Selain itu, Lawe Gurah juga rumah bagi Rafflesia sebagai bunga terbesar di dunia, orangutan Sumatera, pemandian air panas alami, dan air terjun serta hutan hujan tropis.

Tidak hanya sebagai destinasi wisata, Lawe Gurah juga memiliki sejarah panjang dalam penelitian hutan tropis.

Stasiun Penelitian Ketambe, yang berada di seberang kawasan Lawe Gurah, telah menjadi pusat penelitian sejak tahun 1970-an.

Baca juga: 5 Hotel Murah di Lhokseumawe Aceh, Tarif Inap Bawah Rp 160 Ribuan, Lokasi Strategis

Penelitian ini dimulai oleh Herman D. Rijksen pada tahun 1971 untuk rehabilitasi orangutan yang disita dari penduduk.

Sejak saat itu, Stasiun Ketambe menjadi tempat para ahli dunia mempelajari keanekaragaman hayati hutan tropis.

Pada awalnya tempat ini difungsikan untuk merehabilitasi orangutan sitaan dari penduduk, dalam rangka penegakan hukum dan konservasi alam.

Tempat ini dipilih karena kaya dengan tumbuhan pakan orangutan yaitu jenis beringin, durian dan banyak jenis yang lain.

Tempat ini merupakan semenanjung yang diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Ketambe dan Sungai Alas, terletak di dalam kawasan TNGL.

Warga mengabadikan momen indah di obyek wisata alam Air Panas Lawe Gurah di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kecamatan Ketambe, Aceh Tenggara. (IST)

Pertimbangan lainnya ialah tempat ini jauh dari perkampungan penduduk dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat pada lintasan jalan Kutacane – Blangkejeren.

Orangutan salah satu satwa dari Taman Nasional Gunung Leuser yang dapat dilihat di Lawe Gurah, Aceh Tenggara.

Taman Nasional Gunung Leuser Kawasan Gurah termasuk tipe dataran tinggi dan pegunungan yang berbukit dan bergelombang. 

Di samping itu terdapat topografi landai di sekitar camping ground.

Baca juga: Air Terjun Tansaran Bidin Aceh: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Keindahannya yang Membius Mata

Kawasan Gurah memiliki berbagai jenis Flora dan Fauna yang merupakan ciri khusus dari kawasan ini.

Memasuki kawasan Gurah, serasa menemui sebuah alam surga.

Suhu udara rata-rata di kawasan ini adalah 21,1 derajat celsius – 27,5 derajat celsius, sedangkan kelembaban nisbi 80 – 100 persen.

Musim hujan merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti, dengan curah hujan rata-rata 2000 – 3200 mm per tahun.

Sungai Alas yang menjadi pembatas antara zona pemanfaatan Lawe Gurah dengan Stasiun Penelitian Ketambe sering dijadikan sebagai tempat rafting nasional karena merupakan arung jeram terbaik di Indonesia, bahkan Internasional.

Taman Nasional Gunung Leuser. (Instagram/bbtn_gunungleuser)

Spalagi pada September 2024 lalu, kawasan ini menjadi tuan rumah Venue Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut.

Kondisi tutupan lahan di kawasan Gurah hampir semuanya ditutupi oleh hutan primer seluas 3.191,83 Ha atau sekitar 91,47 persen dari luasan zona pemanfaatan Lawe Gurah.

Salah seorang penikmat wisata, Amir, mengatakan, obyek wisata Air Panas Lawe Gurah ini ditempuh melalui tracking dengan perjalanan selama 3 jam (jalan setapak).

Baca juga: Segarnya Kolam Alami dan Panorama Alam Batu Lepes di Timang Gajah, Bener Meriah, Aceh

Lokasi wisata Air Panas Lawe Gurah ini pada hakikatnya bukanlah air panas seluruh.

Namun, di antara air panas yang keluar dari dalam perut bumi bercampur dengan air dingin pegunungan.

Lokasi ini menjadi destinasi favorit untuk mendirikan tenda camping, apalagi di sekitar ini memang hutan yang ada orangutan, bunga raflesia, serta pepohonan yang besar dan hijau karena merupakan hutan alami di Kaki Leuser.

"Yuk, liburan di Air Panas Lawe Gurah, Anda suka tantangan dan keindahan alam adanya di Ketambe Leuser," katanya.

(SerambiNews.com/Asnawi Luwi)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Air Panas Lawe Gurah Aceh Tenggara, Objek Wisata Mendunia yang Tersimpan di Kaki Gunung Leuser.