TRIBUNTRAVEL.COM - Akhir pekan memang menjadi momen yang seru untuk berlibur bareng keluarga.
Salah satu pilihan wisata yang menarik untuk dikunjungi yakni Watu Lempit.
Watu Lempit berlokasi di Girikusumo, Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Demak, Jawa Tengah.
Keunikan destinasi ini terletak pada pemandangan bebatuan di dasar Sungai Barang, yang oleh masyarakat setempat dikenal sebagai Sungai Markaban.
Baca juga: Segarnya Kolam Alami dan Panorama Alam Batu Lepes di Timang Gajah, Bener Meriah, Aceh
Jika di pandang dari atas, bebatuan tersebut terlihat seperti lipatan dan di antara celahnya mengalir air sungai.
Di sekitar sungai, terdapat bukit-bukit yang dipenuhi pepohonan rindang, menambah keindahan dan kesejukan suasana.
Pengunjung biasanya memanfaatkan waktu mereka untuk bermain air di sungai ini.
Daya tarik utamanya adalah kontur batu yang memanjang di aliran sungai, menyerupai perosotan alami,
Spot tersebut menjadi favorit bagi anak-anak untuk bermain.
Baca juga: Mengunjungi Taman Wisata Tereng Kuning di Dusun Montong Alung, Desa Aik Bukak, Lombok Tengah, NTB
Hanya saja, masih terdapat lumpur yang mengendap di dasar sungai. Jadi, ketika airnya dibuat bermain, seketika, air berubah warna menjadi kecokelatan.
Daya tarik lain, yakni di atas sungai melintang jembatan tua yang tak lagi dipakai. Jembatan itu merupakan sisa perlintasan kereta.
Dulunya, jembatan itu menjadi akses perdagangan warga sekitar.
Jika dilihat dari bawah, jembatan tersebut tampak menjulang dan tiang penyangganya masih tampak begitu kokoh. Sangat ikonik, bukan?
Untuk mencapai ke lokasi tersebut, pengunjung bisa melalui jalur Semarang-Purwodadi.
Sesampai di pertigaan Pasar Mranggen, ambil arah ke selatan atau ke arah Desa Banyumeneng.
Baca juga: Bak Surga Tersembunyi, Intip Pesona Air Terjun Transaran Bidin di Bandar, Bener Meriah, Aceh
Untuk mencapai lokasi, jarak yang ditempuh yakni sepanjang 18 kilometer atau sekitar 20 menit dari pertigaan ini.
Sesampainya di Desa Banyumeneng, agar tidak bingung, pengunjung ambil arah ke Pesantren Girikusumo.
Lokasi Watu Lempit tidak jauh dari pesantren tersebut. Area parkirnya berada di sisi selatan pesantren.
Dari lokasi parkir, pengunjung harus berjalan sekitar 200 meter untuk mencapai lokasi.
Pengunjung akan menyusuri hutan jati dan sesekali akan menemui rimbunnya pohon bambu selama berjalan menuju lokasi.
Baca juga: HTM Kemit Forest Education Oktober 2024, Wisata Hits di Karanggedang, Sidareja, Cilacap, Jateng
Setiap pengunjung ditarik retribusi sebesar Rp 7.500. Sementara, untuk parkir sepeda motor, tarifnya Rp 2 ribu dan mobil Rp 5 ribu.
Objek wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dadi Makmur Desa Banyumeneng ini, secara resmi dibuka sejak 2020. Tempat itu ramai saat akhir pekan.
"(Saat akhir pekan) bisa 500 sampai 700 tiket yang terjual," ujar pengelola wisata Fajar Wahyu Zulianto, Minggu (19/9/2021).
Ini merupakan kali pertama objek wisata tersebut dibuka, lengkap dengan sejumlah pentas hiburan di sekitar lokasi Watu Lempit.
Ada hiburan barongsai, naga, dan ondel-ondel. Itu semua disediakan demi menarik pengunjung.
Ke depan, hiburan akan dikemas dalam bentuk semacam festival. Dan akan digelar secara berkala, setiap bulan.
"Kami juga akan menggelar pentas kesenian kuda lumping, barongsai. Pesertanya dari pemuda desa sini," kata dia.
Salah seorang pengunjung asal Kedungmundu, Kota Semarang, Siti Nur Inayah (32), mengaku sengaja memboyong kedua anaknya untuk menghabiskan akhir pekan di Watu Lempit.
Ini merupakan kunjungan pertamanya. Berbekal informasi dari seorang kawan, dia rela menempuh perjalanan dari Kota Atlas demi melunasi rasa penasaran.
"Bagus. Lumayan buat anak-anak. Cuma Rp 7.500 sudah menyenangkan anak-anak," kata Inayah.
Pengunjung lain, Rika Noviana (26), mengaku sering datang ke Watu Lempit.
Ibu satu anak asal Kebonbatur, Mranggen, itu memilih Watu Lempit lantaran murah dan dekat rumah.
"Ini anak-anak main air sama foto-foto," kata Rika.
Objek wisata ini memang masih berusia belia sejak pertama resmi dibuka.
Baca juga: Kolam Regulasi Murakata, Spot Baru Menikmati Sunset di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalsel
Apa lagi, belakangan, tingginya kasus aktif Covid-19 membuat pengembangan tempat wisata ini terhambat.
Namun, pengelola sudah ancang-ancang menyiapkan segudang program guna menarik perhatian wisatawan.
Misalnya, melengkapi sarana dan prasarana berupa toilet umum yang layak, menambah wahana flying fox, dan akan dibuat bumi perkemahan di sekitar lokasi.
(TribunBanyumas.com/Rifqi Gozali)(TribunTravel.com/mym)
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Segarnya Bermain Air di Watu Lempit, Destinasi Wisata Alam Baru di Mranggen Demak