Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kampung Wisata Anggrek

Kampung Wisata Anggrek di Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur Raup Omzet Miliarna, Intip Daya Tariknya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tanaman anggrek di Kampung Wisata Anggrek, Dadaprejo, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Batu di Jawa Timur memang menjadi rumah bagi sederet tempat kampung wisata.

Kehadiran berbagai kampung wisata di Batu sukses menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah.

Pengunjung saat melihat keeksotisan bunga anggrek di Kampung Anggrek DD Orchid Nursery Kelurahan Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu. (Surya Malang/Dya Ayu)

Satu di antaranya yakni Kampung Wisata Anggrek.

Kampung Wisata Anggrek berlokasi di Gang Orcid Nomor 14, Dadaprejo, Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

Pesan oleh-oleh cokelat apel khas Batu, klik di sini.

Destinasi ini memang memiliki daya tarik tersendiri.

Puluhan ribu jenis tanaman anggrek hasil penyilangan sendiri tentu menjadi perhatian utama para pengunjung.

Pesan oleh-oleh keripik apel khas Batu, klik di sini.

Selain menciptakan keindahan, ternyata budidaya tanaman tersebut juga sangat menghasilkan.

Bahkan omzet yang dihasilkan Kampung Wisata Anggrek mencapai miliaran rupiah.

Alhasil kehadiran Kampung Wisata Anggrek mampu 
mengurangi angka pengangguran di sana.

Apabila ditempuh menggunakan sepeda motor dari Alun-alun Kota Batu hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menuju ke Kampung Wisata Anggrek, Gang Orchid Kelurahan Dadaprejo Kota Batu.

Pesan oleh-oleh Baklava Apel khas Batu, klik di sini.

Ilustrasi tumbuhan di Wisata Kampung Anggrek Batu. (surya.co.id/farid mukarrom)

Pesan hotel di Batu untuk menginap, klik di sini.

Di sana mata wisatawan akan dimanjakan dengan puluhan ribu jenis tanaman anggrek hasil penyilangan sosok pencetus Kampung Anggrek di Dadaprejo bernama Dedek Setia Santoso 'DD Orchid Nursery'.

Ia merupakan pria berusia 43 tahun yang bertempat tinggal di Jalan Martorejo RT 03 RW 03 Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu.

Dedek sapaan akrabnya sukses menyilangkan berbagai jenis tanaman anggrek yang memiliki kualitas unggul dengan harga yang bervariasi. 

Menurutnya dalam melakukan penyilangan spesies anggrek memiliki kesulitan tersendiri dan tidak dapat asal silang. 

Bahkan huga harus dipertimbangan jam menyilangkannya, baik pagi, siang, sore ataupun malam untuk melahirkan jenis anggrek yang indah.

Ada anggrek Warscewicz's Cattleya, Vandachostylis Pinky, Dendrobium Whisnu silangan dari Dendrobium Vian dengan Dendrobium Black Mamba, Vanda Lombokensis, Cattleya Brabantiae hingga Myrmecocattleya Emma Solossa.

Ilustrasi tumbuhan di Wisata Kampung Anggrek Batu. (surya.co.id/farid mukarrom)

Ada pula tanaman anggrek hasil silangan Dedek yang diberikan khusus untuk Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai dan diberi nama 'Dendrobium Aries Agung Paewai' sebagai varietas silangan dari indukan Dendrobium Damarwulan dan Dendrobium Oryen.

Dari ribuan jenis anggrek, ada anggrek paling eksotis karena harganya yang mencapai Rp 200 juta. 

Anggrek jenis Discolor Tanimbar milik Dedek ini memiliki harga selangit karena ukurannya yang besar dan jarang orang dapat merawat anggrek jenis tersebut hingga memiliki ukuran yang dimiliki Dedek.

Dengan kebun seluas setengah hektar lebih, Dedek yang sebelumnya pernah menjadi kuli bangunan, kini memiliki sebanyak 50 karyawan yang diambil dari warga sekitar Kelurahan Dadaprejo. 

Selain memperkerjakan warga sekitar, untuk mengurangi angka pengangguran di desanya, Dedek juga mengajak ratusan warga Dadaprejo untuk menjadi petani anggrek, dan terhimpun dalam kelompok tani bernama Kelompok Tani Sanderiana Kota Batu.

Sebelum berhasil menjadi petani anggrek yang sukses dengan omzet miliaran seperti saat ini, ia telah bergulat dengan kesulitan dan banyak penolakan dalam membangun usaha budidaya anggreknya ini. 

Ia sempat mendaftar kerja setelah lulus kuliah tahun 2005 silam, namun selalu ditolak. Ia pernah mencoba peruntungan bekerja ditempat catering, usaha ternak sapi perah dan menjadi kuli, namun tak ada yang berhasil.

 Hingga akhirnya ia menekuni hobinya di bidang tanaman anggrek.

Bagi Dedek tanaman anggrek selain indah karena bunganya yang eksotis juga secara harga cenderung stabil sejak dulu hingga saat ini.

"Awalnya cari kerja sana sini tidak dapat, akhirnya menekuni hobi tanaman hias anggrek ini. Modal awal Rp 25 ribu. Sekarang alhamdulilah omzet pernah mencapai Rp 2 miliar dalam sebulan bersama kelompok tani. Itu omzet saya paling tinggi, saat Pandemi Covid-19. Kalau saat ini sekitar Rp 300-400 juta per bulan. Kami juga ikut pameran dan ekspor ke luar negeri," kata Dedek Setia Santoso.

Dedek lantas menceritakan sebelum Kelurahan Dadaprejo banyak petani anggrek dan menjadi Kampung Wisata Anggrek seperti saat ini. 

Awalnya ia mengawali pelatihan budidaya tanaman anggrek dengan hanya diikuti lima warga saja. 

Dari lima warga yang mengikuti pelatihan padanya, hanya satu orang warga yang berhasil sedangkan 4 orang lainnya gagal. 

Dari kegagalan itu, Dedek mencari penyebab kegagalannya.

Kegagalannya terjadi karena proses menanam tanaman anggrek memerlukan waktu yang lama, sehingga diperlukan kesabaran dan keuletan.

Mulai menanam sampai berbunga, diperlukan waktu 2 tahun lebih. 

"Selain itu anggrek tidak bisa dimakan, dan warga bingung untuk jualnya di mana, akhirnya tidak banyak yang berhasil saat itu. Tapi setelah berjalannya waktu tahun 2017 di desa ini mulai bertambah menjadi 25 petani, dan sekarang total sudah 120 lebih petani mitra di desa kami," ujarnya.

Selain memberi pelatihan kepada warga di Kelurahan Dadaprejo hingga memiliki kelompok tani, Dedek juga memberikan pelatihan soal anggrek pada siswa serta mahasiswa yang magang ditempatnya dari SMA/SMK maupun perguruan tinggi. 

Diharapkan setelah selesai magang para siswa dan mahasiswa tersebut dapat budidaya tanaman anggrek sendiri dan bisa berjualan lewat online.

Dulu dari lahan yang awalnya hanya 1,5 meter, kini meluas menjadi 5000 meter persegi atau setengah hektar yang dimiliki Dedek. 

Sedangkan jika dijumlahkan keseluruhan dengan lahan yang dimiliki petani mitra, total sebanyak 4 hektar.

"Selain tanaman anggrek, kami juga mendorong usaha warga yang lain seperti gerabah dan batik anggrek. Dengan menggandeng pemuda karang taruna dan ibu-ibu PKK. Sehingga mata pencarian warga semakin banyak," jelasnya.

Sementara itu Lurah Dadaprejo, Fifi Rahmawati menambahkan, dengan adanya Kampung Wisata Anggrek di Dadaprejo, dapat mendongkrak ekonomi warga sekitar dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di desa tersebut.

"Jadi kami memang mengembangkan kawasan wisata kampung anggrek dan akhirnya kami tercetus untuk membuat paket wisata untuk para wisatawan," tutur Fifi Rahmawati.

Melalui paket wisata, pengunjung sudah dapat mengikuti pelatihan budidaya bunga anggrek dan keliling di kebun anggrek, serta belajar banyak tentang bunga anggrek yang diyakini selalu 'hits' disegala musim.

Kini dari usaha kampung anggrek itu, perekonomian di Kelurahan Dadaprejo sudah menyentuh angka miliaran dan pengunjung yang datang tidak hanya dari Malang Raya saja, namun juga dari Jabodetabek dan luar negeri.

"Kunjungan perbulan sekitar 1000 orang lebih, jumlah ini belum termasuk yang ikut pelatihan budidaya bunga anggrek. Setiap ada pengunjung yang datang rombongan dan reservasi terlebih dahulu, kami gilir tiap dusun untuk catering makan, jadi perekonomian merata. Dari situ sudah mengurangi angka pengangguran, dan sekarang hampir tidak ada laporan soal pengangguran," pungkasnya.

Selain memiliki kampung anggrek, Dadaprejo kini juga tengah mengembangkan usaha batik, keramik dan gerabah. Untuk batik dengan motif anggrek, menurut Fifi saat ini pemesanan sudah ratusan pack setiap bulan. 

Pesanan tidak hanya datang dari kantor-kantor yang ada di Batu saja, namun juga kantor-kantor pemerintahan luar Kota Batu.

Baca juga: Tawarkan Aneka Wahana, Lembah Krepyak di Pelemahan, Kediri, Jawa Timur Jadi Wisata Favorit Keluarga

Rekomendasi Tempat Sewa Motor

Jika ingin berkeliling Batu dengan lebih praktis, ada sederet rekomendasi tempat sewa motor yang bisa dipilih.

Mana saja? Yuk simak rekomendasi yang telah TribunTravel rangkum berikut ini.

1. Rent a Motor Batu

Rent a Motor Batu juga bisa menjadi pilihan untuk menyewa motor selagi liburan ke Batu.

Unit motor tersedia dengan tarif mulai Rp 70.000 per hari, lengkap dengan 2 helm dan jas hujan.

Kondisi unit dipastikan terawat dan bersih dan diperbolehkan tukar unit jika mengalami kendala.

Rent a Motor Batu berlokasi di Jalan Sultan Agung Nomor 29 Sisir, Batu, Batu, Kota Batu, Jawa Timur.

Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut, hubungi 085707585899 (WA).

2. Jaya Abadi

Ingin sewa motor di Batu? Jaya Abadi solusinya.

Jaya Abadi menyewakan beragam unit motor dengan tarif mulai Rp 65.000 per hari.

Setiap unit yang disewakan terjamin perawatan dan kondisinya, serta sudah dilengkapi helm dan jas hujan.

Jaya Abadi berlokasi di Jalan Oro-Oro Ombo Nomor 3, Kecamatan Batu, Batu'>Kota Batu, Jawa Timur.

Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut, hubungi 081235818477 (WA).

Baca juga: Dragon Plate di Bingai, Langkat, Sumatera Utara Suguhkan Spot Camping yang Sejuk dan Alami

3. RBR Bossmuda Rent

Berikutnya, ada RBR Bossmuda Rent yang menawarkan sewa motor dengan tarif mulai Rp 50.000 saja per hari.

RBR Bossmuda Rennt memiliki pelayanan 24 jam, dengan fasilitas antar jemput di sejumlah area.

Unitnya juga beragam dan pastinya terawat dengan baik.

Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut, hubungi 081358888855 (WA).

(TribunJatim-Timur.com)(TribunTravel.com/mym)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Eksotisme Kampung Wisata Anggrek Dadaprejo Kota Batu, Kurangi Pengangguran Omzet Capai Miliaran