Disebutkan Heri, truk tersebut berangkat dari Bali dengan tujuan Pontianak, Kalimantan Barat.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Meski demikian, puluhan babi sempat berhamburan di jalan tol.
Baca juga: 5 Tips Aman Berkendara di Jalan Tol, Termasuk Jaga Jarak dan Cukup Istirahat
Pecah ban di jalan tol dapat menyebabkan hal yang lebih parah lainnya.
Kendaraan bahkan bisa keluar jalur, oleng, dan menabrak kendaraannya lainnya.
Oleh sebab itu, pengemudi harus memahami cara menekan potensi terjadinya kecelakaan yang fatal.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, ketika mengalami pecah ban dibutuhkan respon ketenangan dan sigap membaca situasi terburuk.
"Saat ban pecah jangan langsung injak rem, setir pasti lari ke salah satu sisi," jelas Sony, dikutip TribunTravel dari Kompas.com, Minggu (22/10/2023).
"Kita balas seimbangankan, caranya mengikuti arah mobil begitu ban pecah satu sisi. Kecepatan biarkan turun sendirinya, nggak perlu direm," sambungnya.
Mobil yang mengalami pecah ban, tidak boleh direm karena terdapat engine brake yang memperlambat laju kendaraan.
Jika tindakan ini dilakukan roda akan cenderung mengunci, sehingga dapat menyebabkan mobil terpelanting dan memperparah risiko.
Baca juga: Penyebab Kecelakaan Karambol di Tol Ungaran-Semarang Terungkap: Bus Murni Jaya Jadi Biang Kerok
Baca juga: Update Kecelakaan di Tol Ungaran: Mobil Freed Tergencet, Polisi Ungkap Keadaan Penumpang
Selain itu, Sony juga mengatakan pentingnya pengemudi memperhatikan batas aman kecepatan terutama di jalan tol.
"Maksimum 100 kpj jangan sampai lebih. Overspeed itu resikonya besar, ban yang sensitif. Jika sampai pecah tak bisa dikontrol," jelas Sony.
"Risiko pecah ban juga meningkat signifikan akibat kondisi permukaan jalan," tutupnya.
(TribunTravel.com/SA)