Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Wanita Diturunkan dari Pesawat gegara Berkeringat, Pihak Maskapai Buka Suara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi suasana di dalam kabin pesawat. Viral seorang penumpang diturunkan dari penerbangan gegara berkeringat.

TRIBUNTRAVEL.COM - Viral seorang wanita diturunkan dari pesawat gegara berkeringat.

Nasib sial ini dialam penumpang pesawat asal Inggris, Helen Taylor.

Baca juga: 7 Kelakuan Penumpang Paling Menyebalkan di Pesawat Versi SkyScanner, Termasuk Memotong Kuku

Ilustrasi penumpang pesawat. Belum lama ini seorang penumpang mengungkapkan dia keluarkan dari penerbangan gegara berkeringat. (Flickr/Michelle Lee)

Baca juga: Momen Ngeri Penumpang Jatuh Sakit usai Muncul Asap di Pesawat, Damkar Langsung Evakuasi

Helen mengaku diturunkan dari pesawat karena berkeringat.

Helen Taylor (56) mengaku diturunkan dari pesawat Jet2 di Bandara Internasional Newcastle karena berkeringat, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Hanya Karena Berkeringat, Seorang Wanita Dianggap Tak Layak Terbang dan Diusir dari Pesawat

Baca juga: Viral Wanita Tewas Ditabrak Sayap Pesawat saat Bekerja Memotong Rumput

Saat itu, dia bersama dengan suaminya, David Taylor hendak bertolak dari Newcastle menuju Roma untuk liburan singkat.

Helen yang menderita diabetes tipe 2 dan mengalami menopause mengungkapkan bahwa dirinya dalam kondisi sehat saat naik pesawat.

Namun ketika ia kembali dari toilet, seorang pramugari mempertanyakan apakah Helen layak terbang lantaran badannya mulai berkeringat.

Saat itu, Helen hanya mengaku sedikit pusing.

"Saya baru saja makan setelah tidak makan seharian dan saya menderita diabetes tipe 2, jadi gula darah saya sangat sensitif.

Yang saya butuhkan hanyalah duduk dan minum air putih dan saya akan baik-baik saja," kata Helen, dilansir dari Mirror.

Kepada pramugari, Helen mengatakan bahwa dirinya juga tengah mengalami menopause sehingga membuatnya berkeringat.

Namun, pramugari menyampaikan bahwa wanita asal County Durham itu harus menjalani tes kesehatan.

Baca juga: 8 Cara Mendapatkan Tiket Pesawat Murah, Cek Waktu Pemesanan Ideal

Ilustrasi seorang pramugari yang sedang bertugas. (Flickr/ Bernal Saborio)

Helen sempat meyakinkan pramugari bahwa kondisinya sangat normal dan dia akan baik-baik saja dalam beberapa menit.

"Namun, dia kembali lagi 10 menit kemudian dan berkata, 'Kami telah membuat keputusan bahwa Anda harus meninggalkan pesawat, kami pikir Anda memiliki risiko penerbangan'," tutur Helen.

Merasa tak terima, Helen kemudian berbicara dengan kapten pesawat dan mengeklaim bahwa mereka setuju bahwa dia terlihat cukup sehat untuk terbang.

Meskipun demikian, kepala penerbangan mendukung keputusan anggota awak kabin dan mengatakan bahwa Helen harus turun dari pesawat.

Helen bersama dengan suaminya mengaku dipaksa turun dan digiring ke bandara.

Mereka dipaksa untuk mengembalikan barang belanjaan bebas bea mereka sebelum menjalani pemeriksaan oleh pihak pengawasan perbatasan.

Suaminya, Taylor mengaku kecewa atas tindakan maskapai.

"Saya belum pernah mendengar hal yang begitu konyol dalam hidup saya," kata dia, dikutip dari Independent.

"Saya tidak percaya bagaimana kami diperlakukan. Itu benar-benar gila. Mereka tidak boleh melakukan ini pada orang lain," imbuhnya.

Taylor juga menyayangkan tindakan maskapai yang membuat keputusan sepihak tanpa rekomendasi dokter.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Taylor mengatakan bahwa dirinya beberapa kali menghubungi maskapai Jet2 untuk mengeklaim pengembalian uang liburan senilai 1.800 Euro dan sempat tidak mendapat tanggapan.

Penjelasan Jet2

Ilustrasi pesawat Jet2. (Flickr/ Danny's Bus Photos)

Juru bicara Jet2 mengaku telah berkomunikasi dengan pihak medis terkait keputusan menurunkan Helen.

"Setelah bekerja sama dengan spesialis penerbangan medis independen, kru kami mengambil keputusan ini karena kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan pelanggan selalu menjadi prioritas utama kami," kata dia, masih dari sumber yang sama.

Pihaknya mengaku meminta maaf atas tindakan tersebut. Mereka juga mengonfirmasi bahwa mereka akan mengembalikan biaya liburan yang ada.

"Namun, setelah menyelidiki lebih lanjut sebagai prioritas utama, kami telah menghubungi Nyonya Taylor untuk meminta maaf dan mengembalikan biaya liburannya sebagai bentuk niat baik," ucap juru bicara.

Meskipun seorang penumpang merasa dalam kondisi baik-baik saja, maskapai penerbangan memiliki hak untuk melarang terbang jika kondisi penumpang dianggap tidak sehat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, maskapai penerbangan memiliki hak untuk menolak mengangkut penumpang dengan kondisi yang dapat memburuk, atau memiliki konsekuensi serius selama penerbangan.

Mereka mungkin memerlukan izin medis dari dokter mereka jika ada indikasi bahwa seorang penumpang mungkin menderita penyakit atau kondisi fisik atau mental yang dapat membahayakan keselamatan pesawat, mengurangi kesejahteraan dan kenyamanan penumpang dan awak pesawat lainnya, memerlukan perhatian medis selama penerbangan, atau mungkin diperburuk oleh penerbangan.

Jika awak kabin menduga sebelum keberangkatan bahwa seorang penumpang mungkin sakit, kapten pesawat akan diberitahu dan keputusan akan diambil apakah penumpang tersebut layak untuk melakukan perjalanan, memerlukan perhatian medis atau menimbulkan bahaya bagi penumpang dan awak pesawat lainnya atau keselamatan pesawat.

Namun, kebijakan maskapai penerbangan berbeda-beda dan persyaratan harus selalu diperiksa pada saat, atau sebelum memesan penerbangan.

(Kompas.com/Alinda Hardiantoro)

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Wanita Diturunkan dari Pesawat Gegara Berkeringat, Liburan ke Roma Batal, Pihak Maskapai Buka Suara