Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Monyet Diperbudak Petani Kelapa untuk Penuhi Kebutuhan Susu Vegan yang Lagi Trend

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi induk monyet dan anaknya yang berada di atas pohon.

TRIBUNTRAVEL.COM - Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan aksi kejam seorang petani kelapa yang memperbudak primata.

Monyet dipaksa untuk memanen ratusan kelapa setiap hari di Thailand.

Ilustrasi monyet. Kawanan monyet di Thailand diperbudak paksa untuk memanen kelapa guna memenuhi kebutuhan susu vegan. Organisasi Peta telah mengkapanyekan penyelamatan monyet selama tiga tahun namun belum membuahkan hasil. (Flickr/ Snake3yes)

Petani kelapa memperbudak monyet untuk memanen kelapa guna memenuhi kebutuhan susu vegan yang lagi trend di Thailand.

Monyet-monyet itu diawasi untuk memanjat pohon kelapa setiap hari dan memanennya.

Baca juga: 5 Restoran Halal Terbaik di Bangkok Thailand, Bisa Dikunjungi Wisatawan Muslim

Kawanan primata dipaksa menghabiskan waktu berjam-jam untuk memetik kelapa dengan diikat rantai tali pada lehernya, The Times melaporkan.

Menurut laporan, para petani akan menarik tali yang diikatkan di sekitar leher hewan itu untuk mengendalikan mereka saat mereka merasa mulai kelelahan di atas pohon.

Aksi ini rupanya sudah dikampanyekan oleh organisasi hak-hak hewan, Peta agar tidak memperbudak primata di Thailand.

Namun meskipun ada kampanye selama tiga tahun oleh organisasi hak-hak hewan, Peta pada 2019, beberapa peternakan di Thailand terus memaksa monyet-monyet itu untuk bekerja.

Baca juga: Itinerary Khao Yai 3 Hari 2 Malam, Tempat Wisata Thailand yang Tawarkan Suasana Bak di Eropa

Ilustrasi monyet diikat tali di lehernya untuk memanen buah kelapa. Kawanan monyet di Thailand diperbudak paksa untuk memanen kelapa guna memenuhi kebutuhan susu vegan. (Flickr/Kent Wang)

Diwartakan The Sun, primata ini dibesarkan di penangkaran setelah dirampok dari induknya di hutan ketika mereka masih bayi.

Cuplikan masa lalu dari badan amal tersebut telah mengungkap rahasia kelam di balik industri buruh monyet dan juga menyoroti penyiksaan yang mereka alami saat di penangkaran.

Pihak penangkaran terlihat menggunakan metode intimidasi dan hukuman kejam untuk melatih primata ini.

Jika monyet-monyet itu tidak menurut, maka akan dicambuk dan menggantungnya di leher.

Tapi kengerian tidak berhenti di situ.

Menurut Peta, gigi depan makhluk itu yang tajam sering dicabut untuk menghentikan mereka menggigit diri sendiri atau petani.

Baca juga: Jadwal Konser Coldplay di Asia 2024: Singapura, Filipina dan Thailand

Ilustrasi induk monyet dan anaknya yang berada di atas pohon. Kawanan monyet di Thailand diperbudak paksa untuk memanen kelapa guna memenuhi kebutuhan susu vegan. (Flickr/Haiderali44)

Dan mimpi buruk ini terus berlanjut bagi para monyet seiring dengan meningkatnya permintaan susu vegan di masyarakat.

Dengan Thailand menjadi salah satu produsen santan terbesar di dunia, Peta telah memperingatkan bahwa sumber beberapa produk berbahan dasar kelapa seperti susu, minyak, dan tepung kemungkinan besar sebagian diproduksi oleh budak monyet.

Badan amal tersebut sekarang menyerukan pemboikotan semua produk kelapa buatan Thailand karena monyet terus digunakan untuk tenaga kerja gratis.

Bahkan, HelloFresh yang merupakan penyedia alat makan paling populer di dunia, baru-baru ini sudah menghilangkan produk santan Thailand.

Baca juga: Cara Menukar Mata Uang Baht di Thailand, Pilih Tempat yang Tepat

Perburuan Primata di Thailand

Di Thailand, pemburu mencuri primata yang masih muda dengan memikat mereka ke dalam perangkap atau membunuh ibu mereka.

Dan menurut daftar merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, dua ras monyet yang digunakan di perkebunan kelapa telah dianggap rentan dan terancam berbahaya.

Hal itu karena monyet adalah hewan liar yang suka bergaul, bukan hanya pekerjaan fisik yang memengaruhi kehidupan mereka.

Baca juga: 5 Kafe Viral di Thailand yang Makanannya Mengandung Ganja

Ilustrasi kawanan monyet. Kawanan monyet di Thailand diperbudak paksa untuk memanen kelapa guna memenuhi kebutuhan susu vegan. (9436196 /Pixabay)

Menurut Peta, kurangnya kontak dengan kelompok sosial mereka dapat menyebabkan penderitaan mental dan depresi yang ekstrem.

"Didorong oleh keputusasaan, mereka mondar-mandir dan berputar-putar tanpa henti di tanah tandus yang dipenuhi sampah tempat mereka dirantai," kata badan amal itu dalam sebuah laporan.

Tapi tidak semua orang setuju bahwa perbudakan monyet harus dilarang, termasuk beberapa politisi elit Thailand dan tokoh industri.

Mereka berpendapat bahwa menggunakan tenaga kerja primata dengan cara ini serupa dengan penggunaan hewan lain di seluruh dunia, seperti unta dan gajah.

Pejabat pemerintah di Thailand bahkan mengklaim bahwa memetik kelapa adalah hal yang wajar bagi monyet dan berpendapat bahwa praktik tersebut adalah tradisi budaya.

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)

Kumpulan artikel viral di medsos