TRIBUNTRAVEL.COM - Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada Rabu (22/3/2023).
Di Bali, akan ada serangkaian tradisi yang akan dilakukan untuk merayakan Hari Raya Nyepi.
Sebelum dan setelah Hari Raya Nyepi, serangkaian upacara adat akan dilangsungkan di Bali dengan khidmat.
Mulai dari Upacara Melasti hingga Ngembak Geni.
Baca juga: Umat Muslim di Bali Boleh Tarawih saat Nyepi, Dilakukan di Masjid Terdekat & Dilarang Bawa Kendaraan
Wisatawan yang sedang berada di Bali pun bisa ikut melihat rangkaian tradisi yang berlangsung menyambut Nyepi ini.
Dilansir TribunTravel dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sabtu (18/3/2023), berikut rangkaian tradisi perayaan Hari Raya Nyepi di Bali.
Tonton juga:
1. Upacara Melasti
Mengawali perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, ada tradisi Upacara Melasti.
Tujuan dari Upacara Melasti adalah untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi.
Untuk lokasi Upacara Melasti biasanya dilakukan di pura yang berada dekat laut.
Saat melakukan Upacara Melasti, masyarakat membawa peralatan suci dan sesajen.
Upacara Melasti ini akan berlangsung sebelum ritual Nyepi diadakan.
2. Tawur Kesanga
Selanjutnya ada Tawur Kesanga atau Mecaru.
Tawur Kesanga atau Mecaru dilakukan setelah Upcara Melasti.
Tawur Kesanga atau Mecaru biasanya dilaksanakan sebelum perayaan Nyepi, mendekati H-1.
Ciri khas yang identik dari Tawur Kesanga yaitu ada pawai ogoh-ogoh.
Menurut masyakarakat umat Hindu di Bali, ogoh-ogoh memiliki makna khusus.
Ogoh-ogoh merupakan simbol dari sifat buruk dan jahat manusia.
Maka dari itu, pada tradisi Tawur Kesanga, ogoh-ogoh akan dibakar.
Dibakarnya ogoh-ogoh menjadi simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.
Baca juga: 5 Hal yang Umum Ditemukan di Bali saat Nyepi, Tahun Ini Pecalang Berjaga Pakai Motor Listrik
3. Upacara Ngembak Geni
Upacara Ngembak Geni menjadi penutup dari serangkaian tradisi Nyepi di Bali.
Ritual Upacara Ngembak Geni begitu khidmat.
Pada Upacara Ngembak Geni biasanya masyarakat Bali akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan dharma shanti.
Sebagai penutup tradisi Nyepi di Bali, Upacara Ngembak Geni menjadi tanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Setelah tradisi Upacara Ngembak Geni para pemuda akan melakukan omed-omedan.
Omed-omedan yaitu festival saling mencium.
Festival saling mencium tersebut dilakukan untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.
Baca juga: Tol Bali Mandara Akan Tutup 32 Jam saat Hari Raya Nyepi, Cek Jadwalnya
Jelang Hari Raya Nyepi, Perajin Ogoh-ogoh Mini di Bali Kebanjiran Pesanan
Seperti disebutkan di atas, ogoh-ogoh menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi.
Perajin ogoh-ogoh mini di Bali pun banjir pesanan menjelang Hari Raya Nyepi.
Ni Made Ayu Tuti Arini (40) misalnya, mengaku bahwa dirinya sudah banyak mengantongi orderan ogoh-ogoh mini.
"Buatnya tahun ini sudah 25 ogoh-ogoh untuk yang besar, 50 untuk yang kecil. Kalau yang besar ukurannya 2 meter, yang kecil 80 sentimeter," ungkap Ayu, Kamis (16/3/2023), dikutip dari TribunBali.
Tak sendiri, ia menggarap ogoh-ogoh mini ini bersama dengan suami dan satu tukangnya.
Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas Denpasar saat Parade Ogoh-ogoh, Panitia Siapkan Sejumlah Kantong Parkir
Untuk membentuk badan dan karakter ogoh-ogoh dilakukan oleh suami dan tukangnya.
Sementara Ayu membantu dalam proses pengecatan ogoh-ogoh.
Untuk waktu pengerjaannya, pada ogoh-ogoh dengan ukuran paling besar dikerjakan hingga satu minggu.
Sementara untuk ukuran kecil biasanya ia kerjakan dalam waktu tiga hari saja. Pesanan ogoh-ogoh mini ini sudah ia terima sejak bulan Januari lalu.
"Ya, lebih banyak yang pesan tahun ini. Saat pandemi jualan juga, tapi dapat sedikit, cuma yang kecil-kecil saja, tidak sampai 50 persen," ujar Ayu.
"Sedikit dapatnya karena cuma sebentar saja dapat jualan, karena sempat dibilang batal perayaan ogoh-ogohnya. Baru seminggu jelang ogoh-ogoh baru dikasih tahu lagi," sambungnya.
Baca juga: Sejumlah Hotel di The Nusa Dua Tawarkan Promo Menarik Jelang Hari Raya Nyepi, Ada Paket Menginap
Omzet puluhan juta
Pemesan ogoh-ogoh mini ini tak hanya dari Kota Denpasar, melainkan juga dari luar Kota seperti Tabanan, Karangasem hingga Kintamani.
Para pembeli pun tak hanya dapat membeli ogoh-ogoh mini, namun juga bisa memesan tapel (wajah) ogoh-ogoh.
Untuk membuat ogoh-ogoh mini, Ayu memakai styrofoam.
Sejauh ini, ia sudah menghabiskan sebanyak 10 balok styrofoam.
Ogoh-ogoh mini yang telah selesai dibentuk akan dicat menggunakan cat tembok untuk dasarnya.
Bisnis yang ramai satu tahun sekali ini karena hanya akan ditemukan saat perayaan Nyepi, diakui Ayu mendatangkan omzet hingga puluhan juta.
"Omzet dalam sekali periode itu sampai puluhan juta," tutupnya.
(TribunTravel.com/KurniaHuda)
Baca artikel lainnya seputar Nyepi di sini