Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Inspiratif Lailatul Sa'diah Jadi Pramugari di Arab Saudi: Merantau dari Sumbar, Keliling Dunia

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pramugari Lailatul Sa'diah.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pramugari tak jarang menjadi profesi impian, terutama bagi yang hobi traveling.

Selama menjadi pramugari, kamu bisa bekerja sembari terbang keliling dunia, serta bertemu banyak orang dari berbagai belahan dunia.

Pramugari Lailatul Sa'diah (dok Lailatul Sa'diah)

Namun, mewujudkan keinginan untuk menjadi pramugari, hingga menjalankan kehidupan sehari-harinya tentu tak melulu mudah.

Banyak perjuangan yang harus dilewati, sebelum meraih kesuksesan menjadi pramugari.

Baca juga: Tips Unik dari Pramugari Supaya Tak Ketinggalan Barang Dalam Brankas Hotel

Seorang perempuan asal Bukittinggi, Sumatera Barat bernama Lailatul Sa'diah, menjadi salah satu sosok yang sukses menjadi pramugari.

Ia berani merantau hingga Arab Saudi, bekerja sebagai pramugari di maskapai yang berbasis di negara tersebut.

Dalam program Pramugari Story yang tayang di YouTube TribunTravel, perempuan yang akrab disapa Laila ini pun menceritakan perjalanannya menjadi seorang pramugari.

Kisahnya berawal dari beberapa tahun silam, saat ia bekerja di sebuah perusahaan startup di Jakarta.

Pramugari Lailatul Sa'diah (dok Lailatul Sa'diah)

Kala itu, Laila sudah bekerja 3 bulan dan ingin lebih mengasah kemampuannya lagi di bidang yang berbeda.

Ia juga ada keinginan bekerja di luar negeri.

Seorang temannya pun menyarankan Laila untuk mendaftar sebagai pramugari.

Namun, saat itu Laila sempat ragu karena dirinya berhijab.

"Terus temanku bilang ada maskapai di Saudi Arabia yang krunya pakai kerudung. Waktu itu aku langsung searching, kebetulan Saudia Airlines buka rekrutmen dan tutup juga di hari itu," ujar Laila kepada TribunTravel via Zoom baru-baru ini.

Setelah mendaftar, Laila kemudian mengikuti berbagai langkah seleksi pramugari maskapai tersebut.

"Jadi untuk tahap pertama kayak kalau di pramugari itu setelah daftar CV, dipanggil untuk arm reach, tinggi dan berat badan. Habis itu kita juga interview, langsung pakai Bahasa Inggris gitu ya, habis itu kita langsung diemail lulus apa nggak ke tahap selanjutnya," jelas Laila.

"Waktu itu aku nggak dapat email sama sekali. Ya sudah intinya aku punya pengalaman pernah ikut seleksi pramugari," imbuhnya.

Tapi tak disangka, tiga bulan kemudian Laila mendapat email untuk interview terakhir.

Singkat cerita, Laila diterima menjadi pramugari.

Pramugari Lailatul Sa'diah (dok Lailatul Sa'diah)

Ia pun bersyukur karena merasa jalannya untuk menjadi pramugari terasa mudah, walau sempat harus menunggu berbulan-bulan sampai akhirnya diterima.

Perjalanan Laila sebagai pramugari kemudian dimulai tahun 2018, mengikuti training sekira 3 bulan terlebih dahulu.

Baca juga: Mantan Pramugari Berbagi Rahasia Bisa Tidur Nyenyak di Pesawat, Traveler Harus Tahu

Dari cerita Laila, ia merasa saat-saat yang cukup berat adalah momen penyesuaian di awal karirnya tersebut.

"Dulu waktu awal merantau ke sini kayaknya sedih banget waktu itu umur aku masih 21 tahun, tinggal jauh dari orang tua," katanya.

Dia harus merantau ke negeri orang, serta beradaptasi dengan pekerjaan pramugari yang waktu kerjanya bisa dibilang tidak teratur.

"Orang-orang yang daftar mayoritas sudah punya pengalaman (pramugari) domestik. Jadi sudah familiar. Sedangkan aku betul-betul dari bisa dibilang orang yang tidur jam 9 bangun jam 5 pagi. Dengan environment flight attendant ini mengejarnya agak mengagetkan sedikit buat aku sendiri," cerita Laila.

"Aku cukup lama beradaptasi bekerja sebagai pramugari, masa training agak berat," imbuhnya.

Baca juga: Dairy Fairy hingga Gash Cart, Berikut kode Rahasia Pramugari Beserta Maknanya

Soal penyesuaian tempat tinggal juga butuh waktu.

"Perbedaan cuaca yang waktu itu kita datang di musim dingin dan aku agak kaget, kok Saudi itu dingin sedingin ini ya. Habis itu makanan sih utama. Waktu itu aku belum bisa masak. Jadi kalau misalnya belanja, aku nggak tahu mau beli apa, cara masaknya gimana. Butuh waktu adaptasi makanan," ujar Laila.

Setelah berjuang melewati masa-masa awal yang tak mudah, kini Laila sudah terbiasa dan begitu mencintai pekerjaannya.

"Bisa dibilang agak sedikit keras cobaan yang menimpa aku saat itu. Terus aku bersyukur aja bisa jadi pribadi yang sekarang, lebih tangguh," tuturnya.

Baca juga: Mau Dapat Makanan Lebih Cepat di Pesawat? Pramugari Ungkap Caranya

Menurutnya, dengan bekerja sebagai pramugari, bisa membuat diri kita lebih mudah beradaptasi di berbagai situasi.

"Sejak jadi pramugari aku lebih agile, lebih adaptif karena aku mulai beradaptasi dengan jam tidur yang tidak biasa. Aku secara fisik ngerasa lebih strong, dari awalnya dulu habis 1 penerbangan jet lag banget, sekarang jet lag bentar bisa langsung pergi lagi," jelasnya.

Selama menjadi pramugari, Laila berkesempatan bekerja bersama orang-orang dari berbagai negara.

Serta bertemu para penumpang yang juga dari berbagai belahan dunia.

"Menurut aku yang paling berkesan, aku bisa kerja dengan nasionality yang sangat beragam, penumpang beragam. Dengan menjadi pramugari, paling berkesan adalah menjadi pribadi yang lebih sabar untuk menerima, dan lebih adaptif dengan lingkungan sekitar.

Asyiknya lagi, menjalani profesi pramugari dapat sekaligus terbang keliling dunia sambil bekerja.

"Aku basis di luar negeri, jadi kesempatan untuk melihat dunia cukup tinggi karena (maskapai) punya banyak destinasi. Dalam 2 tahun aku bisa terbang keliling dunia, ke Amerika, Eropa," kisahnya.

Baca juga: Simak 5 Tips Pramugari untuk Penumpang yang Mau Traveling Naik Pesawat

(TribunTravel.com/Kurnia Yustiana)

Simak juga artikel lainnya seputar pramugari di sini.