TRIBUNTRAVEL.COM - Berteman dan berbaur dengan satwa liar mungkin tidak akan pernah dilakukan sebagian orang.
Satwa liar yang identik dengan sifat buas, membuat sebagian orang memilih untuk menghindarinya agar selamat.
Namun berbeda dengan seorang pria berusia 26 tahun yang justru telaten merawat dan menjaga 320 serigala liar.
Melansir Oddity Central, Sabtu (26/11/2022), pria dari China ini telah merawat lebih dari 300 serigala di stasiun penyelamatan satwa liar di wilayah Mongolia Dalam negara itu.
Baca juga: Minta Air Minum, Seorang Penumpang Ngamuk dan Ancam Pramugara, Videonya Viral di Medsos
Sejak dia masih kecil, Wang Nan terpesona oleh persatuan dan ikatan serigala sebagai spesies.
LIHAT JUGA:
Jadi ketika dia mendapat kesempatan untuk bekerja dengan hewan favoritnya sebagai orang dewasa, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Pada tahun 2015, Wang Nan mulai bekerja di sebuah cagar alam penyelamatan hewan di Xilinhot, Mongolia Dalam.
Wang Nan merawat serigala liar yang terluka, memberi makan, membiakkan mereka, dan perlahan-lahan mendapatkan kepercayaan mereka.
Selama bertahun-tahun, kawanan serigalanya tumbuh menjadi sekitar 320 hewan, termasuk anak anjing muda, yang tampaknya menganggapnya sebagai teman mereka.
Dalam sebuah video pendek yang baru-baru ini menjadi viral di media sosial China, Wang menjelaskan bahwa dia menghabiskan setiap hari dengan serigala.
Termasuk bermain dengan mereka, memberi makan dan bahwa dia menganggap hewan-hewan itu sebagai temannya yang paling setia.
Baca juga: Gharissa Ice Cream, Bisnis Kuliner Sosok Ghanim Al-Muftah yang Viral di Pembukaan Piala Dunia 2022
Meskipun banyak dari mereka datang ke stasiun penyelamatan satwa liar sebagai serigala liar, mereka secara bertahap menerima Wang Nan dan sekarang menganggapnya sebagai salah satu dari mereka sendiri.
Pria berusia 26 tahun itu mengakui bahwa dia menderita luka-luka selama bertahun-tahun saat mencoba mendekati serigala.
Yang paling parah adalah gigitan yang membutuhkan 30 jahitan.
Dia menganggap cedera itu harga yang layak untuk dibayar, karena serigala yang menggigitnya akhirnya memungkinkannya untuk mendekat, mengelusnya dan bahkan mulai bermain dengannya.
Wang Nan berkata bahwa 320 serigalanya adalah segalanya baginya dan dia berharap untuk menjadi merawat mereka sampai tua.
Baca juga: Profil Kepulauan Widi yang Viral Gegara Muncul di Situs Lelang Asing
Baca juga: Gara-gara Kucing Oren Masuk Koper, Bandara Heboh dan Penumpang Batal Terbang
Fosil Paus Langka, Berkaki 4 dan Punya Kepala Seperti Serigala
Para ilmuwan di Mesir telah menemukan fosil spesies paus unik berusia 43 juta tahun.
Bagaimana tidak, fosil paus tersebut memiliki empat kaki dan bisa hidup di darat maupun di laut.
Melansir laman Insider, temuan fosil paus berkaki empat diterbitkan dalam jurnal "Proceedings of the Royal Society B" yang kini masih dalam proses peninjauan sesama rekan ilmuwan.
Adanya penemuan ini memberikan petunjuk tentang bagaimana awal mula paus bertransisi dari penghuni darat menjadi mahkluk laut.
Menurut laporan, spesias yang baru ditemukan tersebut diberi nama Phiomicetus anubis.
Mereka adalah bagian dari kelompok paus semiakuatik yang disebut Protocetids.
Seperti diketahui, Protocetids merupakan kelompok paus yang hidup pada periode Eosen, yaitu 56 juta hingga 33,9 juta tahun yang lalu.
Karena mereka amfibi, Protocetids mewakili tahap unik dalam evolusi paus yang sebagian besar masih menjadi misteri bagi para peneliti.
Phiomectus anubis diperkirakan memiliki panjang sekira 3 meter dan berat 1.300 pon.
Uniknya, meraka memiliki kepala berbentuk seperti serigala dan memiliki rahang kuat yang memberinya "gaya makan raptorial," menurut penelitian tersebut.
Abdullah Gohar, penulis utama jurnal tersebut, mengatakan kepada Insider terkait penamaan temuan spesies paus baru ini.
Menurut Gohar, tengkorak paus itu menjadi salah satu alasan utama mengapa tim peneliti menamakannya Anubis, yang merupakan dewa kematian dalam mitologi Mesir.
"Kami menemukan betapa ganas dan mematikan rahangnya yang kuat mampu merobek berbagai mangsa, paus ini adalah dewa kematian bagi sebagian besar hewan yang hidup di daerahnya," kata Gohar.
Fosil tersebut berasal dari Oasis Faiyum di Gurun Barat Mesir, yang dulunya merupakan wilayah bawah laut, di mana banyak Protocetid lain telah ditemukan sejak ahli paleontologi Jerman Eberhard Fraas menggali pertama kali pada tahun 1904.
Para peneliti mempelajari fosil di Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura, di laboratorium rekan penulis dan pendiri pusat Hesham Sallam.
Gohar juga mengatakan ini adalah pertama kalinya tim Arab menemukan, menjelaskan secara ilmiah, dan menamai fosil paus.
"Makalah ini merupakan terobosan bagi ahli paleontologi Arab, ilmu ini tetap dipertahankan ilmuwan asing untuk jangka waktu yang lama, meskipun kekayaan warisan alam Mesir dengan fosil penting dari nenek moyang ikan paus," katanya.
Baca juga: Aksi Metro Guy Viral di TikTok Mampu Mencuri Perhatian Suporter Piala Dunia 2022 di Qatar
(TribunTravel.com/Rtn)
Baca juga selengkapnya seputar viral di medsos, di sini.