Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Harga BBM Naik, Gibran Ingin Tarif BST Tetap Gratis untuk Penumpang

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Gibran mengharapkan tarif BST tetap gratis meski harga BBM sudah naik.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tampaknya akan berpengaruh terhadap layanan transportasi umum.

Bahkan dengan naiknya harga BBM juga mempengaruhi anggaran operasional bus Batik Solo Trans (BST).

Bus dari armada Batik Solo Trans untuk menjemput pemudik ke Solo, Sabtu (4/4/2020). (Instagram.com/@agendasolo)

Biaya operasional bus BST ini mengalami peningkatan lebih dari 78 persen.

Meski demikian, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyampaikan keinginannya agar tarif bus BST masih tetap gratis untuk penumpang.

Baca juga: Demam Citayam Fashion Week Sampai di Solo, Gibran Rakabuming Ingatkan Jangan Pakai Zebra Cross

Sehingga warga yang ingin bepergian naik BST tak perlu mengeluarkan biaya, meski saat ini harga BBM sudah naik.

Lebih lanjut, Gibran Rakabuming mengatakan bahwa pengguna BST masih sangat banyak.

Seperti diketahui, banyak warga yang menggunakan BST untuk bepergian ke kantor maupun mengunjungi tempat-tempat wisata lainnya.

Melalui wacana pemangkasan anggaran subsidi angkutan umum oleh Komisi V DPR RI, Gibran menyampaikan harapannya tersebut.

Wacana tersebut dapat membuat skema Buy The Service tak lagi berlaku dan tarif perjalanan pun dikenakan.

"Kalau saya menyarankan tetap gratis. Karena penggunanya luar biasa sekali banyaknya," kata Gibran, kepada TribunSolo.com, Rabu (7/9/2022).

Untuk menjajaki kemungkinan BST tetap gratis, Gibran mengatakan, telah melakukan pembahasan dengan dinas terkait.

Salah satunya adalah evaluasi jarak antar armada di tiap koridor.

Yang membuat jarak antar armada tiba di koridor bakal lebih lama dibandingkan sebelumnya.

"Kemarin ada simulasi seperti itu, untuk masalah jarak antara satu bus dengan bus lain. Itu nek pingin tetep gratis," katanya.

Di sisi lain, putra sulung Presiden Joko Widodo itu enggan menerapkan sistem berbayar atau pengenaan tarif kepada penumpang.

"Kok berbayar to, kene pingine gratis kok ya, untuk warga. (Tapi keputusannya) Tunggu dulu dari Kementerian seperti apa," jelas Gibran.

Pihaknya juga tengah memformulasikan anggaran 2 persen Dana Transfer Umum (DTU) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil, untuk pemberian subsidi di sektor transportasi.

"Kita kan lagi memformulasikan yang 2 persen itu. Nanti kita bantu semua," pungkasnya.

Baca juga: Gibran Sambut Penggemar Dream Theater, Ajak Nikmati Kenyamanan dan Kuliner Kota Solo

Operasional Membengkak

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), termasuk Solar, ternyata berdampak besar kepada moda transportasi Batik Solo Trans (BST) di Kota Solo.

Pengeluaran BBM per hari mereka menjadi membengkak hampir dua kali lipat.

Dahulu sehari, dalam sehari kebutuhan Solar yang digunakan untuk bahan bakar BST berkisar di angka Rp32 juta.

Namun, kenaikan BBM membuat kebutuhan bahan bakar membengkak hingga Rp57 juta per harinya.

"Tentu saja, kenaikan BBM berpengaruh. Apalagi naiknya lumayan. Kami juga mengisi waktu sore hari. Jadi langsung terasa," kata Direktur Utama Batik Solo Trans, Sri Sadad Modjo kepada TribunSolo.com, Selasa (6/9/2022).

"Dampaknya adalah pada pengeluaran kami untuk keperluan bahan bakar setiap harinya," lanjutnya.

Ada 104 unit bus Batik Solo Trans yang beroperasi dengan beragam koridor di Kota Solo setiap hari.

Diperkirakan satu unit bus tersebut memerlukan bahan bakar sekitar 60 liter per harinya.

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017). (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Sri Sadad mengatakan tengah melirik berbagai opsi yang bisa dilakukan untuk menekan pengeluaran tersebut.

Menurutnya, ada dua opsi yang bisa dipertimbangkan.

"Pertama adalah menaikkan nilai kontraknya. Yang lainnya adalah penyesuaian operasional jarak tempuh," jelas dia.

Meski begitu, Sri Sadad mengaku sampai saat ini penumpang BST masih tidak dipungut biaya alias gratis.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad mengatakan layanan Buy The Service alias tidak ada pemasukan dari penumpang hingga saat ini masih dalam pembahasan.

Pihaknya mengaku masih menunggu arahan dari pusat terkait nasib BST.

"Apakah yang disesuaikan itu biaya atau anggaran tetap, kalau yang anggaran yang tetap berarti yang disesuaikan pelayanannya," kata Taufiq.

Taufiq menjelaskan, ketika tidak ada perubahan dalam anggaran, maka bisa jadi pelayanannya yang nanti menyesuaikan.

"Ya dampaknya misal biasa nunggu 7 menit, bisa jadi 10 menit. Nah ini kita belum tahu, untuk menunggu keputusan dari pusat," jelasnya.

Mengenai adanya kemungkinan BST menjadi berbayar atau tak gratis lagi, Taufiq tak menampik hal itu.

Bahkan menurutnya wacana pengenaan tarif itu memang sudah ada sejak lama.

Untuk besaran tarif diperkirakan sekitar Rp 3.500 hingga Rp 4.000 sekali jalan.

"Infonya ini peraturan menteri keuangan terkait PP-nya, kalau di sana bukan retribusi namanya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah ditetapkan, masa sosialisasinya itu dua bulan dan jatuhnya pada bulan Oktober," ujarnya.

"Dan nanti kemungkinan, Oktober besok sudah diawali pemungutan tarif," tambah Taufiq.

Baca juga: Demam Citayam Fashion Week Sampai di Solo, Gibran Rakabuming Ingatkan Jangan Pakai Zebra Cross

BST Terdampak Kenaikan BBM

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga berdampak pada armada operator Batik Solo Trans (BST) dan Feeder.

Seperti diketahui, saat ini BST masih menerapkan skema Buy The Service sehingga tidak ada pemasukan dari penumpang.

Direktur PT Bengawan Solo Trans (Opertaror BST), Sri Sadadmojo, mengatakan, kenaikan BBM jenis solar yang harganya naik sejak Sabtu lalu mulai dirasakan.

Terutama dalam pembiayaan operasional 104 armada aktif yang saat ini beroperasi di 6 koridor.

"Naiknya sekitar 30 persen, jadi ya lumayan, tapi yang pentingkan pelayanannya tetap gratis walau ongkos solarnya sudah naik sejak Sabtu kemarin," kata Sadad, Senin (5/9/2022).

Dirinya menjelaskan, untuk kebutuhan pengeluaran biaya BBM untuk seluruh armada mencapai Rp 32 juta/hari.

Namun, setelah ada kenaikan harga BBM, total pengeluaran biaya BBM mencapai Rp 57 juta/hari.

"Kalau kapasitasnya per armada 60 liter, tinggal dikalikan saja dengan kenaikan ini," ujarnya.

Dirinya berharap ada penyesuaian kontrak Buy The Service dengan pemerintah pusat dalam waktu dekat.

Mengingat klausul pada kontrak Buy The Service menyebutkan penyesuaian jika ada fenomena seperti ini (kenaikan harga BBM), tentu kedepan akan ada penyesuaian.

"Dari awal memang sudah ada kesepakatan ya, apalagi BBM itu pengaruhnya pasti gede banget, nanti arahnya seperti apa kita cek," ujarnya.

"Ada dua opsi, penyesuaian nilai kontrak atau penyesuaian kilometer tempuhnya, kami nunggu arahan saja dari pusat," lanjutnya.

Sembari menunggu itu pihaknya tetap menjalankan layanan seperti biasanya.

"Yang pasti sampai hari ini penumpangnya terus bertambah, sampai 17 ribu penumpang per hari," ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Project Manager PT Transportasi Global Mandiri, Suyanta (operator Feeder).

Dirinya menjelaskan biaya operasional untuk BBM seluruh armada mencapai Rp 19 juta, dengan kenaikan ini biaya operasional untuk kebutuhan BBM mencapai Rp 25 juta dalam sehari.

"Saat ini ada 100 armada Feeder yang beroperasi di enam koridor berbeda, masing-masing armada memerlukan 25 liter BBM jenis pertalite," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Suyanta bahwasnya Kalau ada kenaikan BBM, tentunya ada addendum karena perubahan harga pertalitenya.

"Prinsipnya itu sudah ditentukan di biaya operasional kendaraan (BOK). kalau ada kenaikan BBM ada perubahan, belum lagi kalau ada kenaikan spare partnya," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Gibran Jajaki Kemungkinan BST Tetap Gratis dengan Evaluasi Jarak Antar Armada

Baca juga: Pernah Makan Bareng Tjahjo Kumolo di Warung Soto Batiah Solo, Gibran: Beliau Sosok yang Humble

Baca juga: Sandiaga Uno Tampil Beda di Solo Menari 2022, Ikut Parade Bareng Gibran Rakabuming & Jan Ethes