Hal tersebut diwujudkan melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi di bandara ini.
“Program ini sudah berjalan, AP II didampingi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM berkolaborasi untuk mendorong pemanfaatan PLTS di bandara-bandara termasuk di Bandara Banyuwangi,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun dari evaluasi yang telah dilakukan, pemanfaatan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dilakukan di atas atap seluas 3.300 meter persegi dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 KWp (kilowatt peak).
“Panel surya dalam sistem PLTS akan dipasang di atap gedung Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) dan gedung Main Power Station (MPS),” jelas Awaluddin.
Implementasi PLTS ini juga sejalan dengan pengembangan Bandara Banyuwangi untuk selalu mengikuti tren global.
Dengan demikian pihak AP II akan mendorong seamless journey experience melalui pemanfaatan mesin self check in, layanan dengan mobile apps, self baggage drop dan fasilitas lainnya seperti biometrik facial recognition untuk naik ke pesawat.
“Penumpang pesawat atau traveler yang saat ini didominasi kalangan milenial lebih memilih penggunaan teknologi untuk memproses keberangkatan penerbangan dan merasakan seamless journey experience,” ungkap Awaluddin.
“Melalui pengembangan sisi darat yang mencakup terminal penumpang berarsitektur terbaik dunia, lalu pengembangan sisi udara mencakup runway, apron, taxiway, serta pengembangan infrastruktur teknologi dan energi baru, terbarukan, Bandara Internasional Banyuwangi akan menjadi pilot project pengembangan bandara modern untuk mendukung wisata," tambahnya.
"Traveler yang melalui bandara ini akan merasakan aura berlibur yang sangat kental, bebas ribet, bebas stress dan bebas hambatan," lanjutnya.
Saat ini, di tengah periode pemulihan penerbangan dari dampak pandemi Covid-19, Bandara Banyuwangi melayani telah melayani penerbangan dengan sejumlah rute.
Di antaranya ada Jakarta-Banyuwangi yang dioperasikan oleh Citilink dan Batik Air, serta Sumenep - Banyuwangi oleh Susi Air.
Pemulihan penerbangan secara berkelanjutan diharapkan berjalan lancar seiring dengan membaiknya penanganan pandemi.
Sehingga dengan begitu rute-rute lain akan kembali dibuka di Bandara Banyuwangi untuk kedepannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Tinjau Progres Bandara Kediri, Bupati Hanindhito Pastikan Oktober 2023 First Landing
Baca juga: Kisah Bandara Kai Tak Hong Kong, Terpaksa Tutup Lantaran Terlalu Berbahaya
Baca juga: Penerbangan Internasional di Bandara Ngurah Rai Bali Bertambah, Kini Layani 48 Rute
Baca tanpa iklan