Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sejarah Stasiun Manggarai yang Direncanakan Jadi Stasiun Sentral dan Bakal Layani Kereta Jarak Jauh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon penumpang menuruni tangga usai turun dari kereta di peron jalur layang (elevated track) Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (7/10/2021). Jalur layang Bogor Line di Stasiun Manggarai yang telah beroperasi bagi penumpang KRL Commuter Line relasi Jakarta-Bogor menggunakan desain yang modern dan standar pelayanan terbaik dengan pemerintah sebagai regulatornya dan KAI Commuter sebagai operator yang melengkapi fasilitas layanan untuk pengguna.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar terbaru terkait dengan pengembangan Stasiun Manggarai di Jakarta.

Stasiun Manggarai direncanakan akan menjadi stasiun sentral dan digunakan untuk melayani perjalanan jarak jauh.

Perlu dicatat, saat ini Stasiun Manggarai hanya melayani KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota, Bogor, Tanah Abang, dan Bekasi.

Jika menjadi stasiun sentral, tentu Manggarai juga akan menjadi pusat pelayanan perjalanan kereta komuter, bandara dan jarak jauh.

Pengembangan Stasiun Manggarai saat ini terus berjalan dan desainnya memang akan difungsikan untuk melayani kereta jarak jauh.

Baca juga: Situasi Terkini di Stasiun Manggarai Sehari Penerapan SO5

Petugas mengarahkan penumpang commuter line yang masih bingung atas perubahan jalur kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (30/5/2022). PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui anak usahanya, PT Kereta Commuter Indonesia telah melakukan perubahan rute perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) sejak Sabtu, 28 Mei 2022. Perubahan tersebut dilakukan seiring rencana pelaksanaan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Pondok Manggarai, Kawasan Kumuh di Padang yang Disulap Jadi Ruang Terbuka Hijau

Setelah pengembangan Stasiun Manggarai selesai, maka Stasiun Gambir akan dihentikan untuk melayani perjalanan KA jarak jauh dan akan dialihkan ke Stasiun Manggarai.

Stasiun Manggarai memang merupakan salah satu stasiun kereta api terbesar di Jakarta.

Stasiun yang terletak di Manggarai Jakarta Selatan ini memiliki jalur hampir sebanyak stasiun Jakarta Kota.

Lalu bagaimana sejarah Stasiun Manggarai?

Sejarah Stasiun Manggarai

Manggarai sendiri pada abad ke-17 dulunya dikenal sebagai tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores Nusa Tenggara Timur.

Para budak-budak asal Manggarai, Flores ini tinggal dan dipekerjakan di sana, oleh karena itu wilayah tersebut disebut Manggarai.

Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Jakarta, sejarah Stasiun Manggarai telah ada sejak lama, dan didirikan setelah Staatsspoor en Tramwegen (SS) menguasai jalur kereta api di Jakarta.

Staatsspoor en Tramwegen (SS) merupakan perusahaan kereta api negara yang ada kala itu.

Sebelum ada Stasiun, kawasan Manggarai telah dilintasi jalur kereta api yang dibangun oleh perusahaan swasta Nederlansch-Indische Spoorweg Maatschappij sejak 1873.

Stasiun terdekat adalah Stasiun Bukit Duri yang letaknya 400 meter sebelah selatan Stasiun Manggarai.

Baca juga: Stasiun Gambir Tetap Beroperasi, Masih Layani Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh

Calon penumpang menuruni tangga usai turun dari kereta di peron jalur layang (elevated track) Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (7/10/2021). Jalur layang Bogor Line di Stasiun Manggarai yang telah beroperasi bagi penumpang KRL Commuter Line relasi Jakarta-Bogor menggunakan desain yang modern dan standar pelayanan terbaik dengan pemerintah sebagai regulatornya dan KAI Commuter sebagai operator yang melengkapi fasilitas layanan untuk pengguna. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Penjelasan Kemenhub Soal Kabar Stasiun Gambir Akan Pensiun

Jalur kereta dikemudian hari dibeli dan dikuasai oleh perusahaan SS sejak 1913.

Setelah itu dilakukan penataan ulang jalur kereta api di Jakarta dan dibangunlah Stasiun Manggarai yang dipimpin oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. J. Van Gendt.

Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1 Mei 1918 Stasiun Manggarai diresmikan.

Dikutip dari laman Heritage KAI, Stasiun Manggarai juga sekaligus berfungsi sebagai dipo penyimpanan kereta-kereta besar.

Banyak kereta kelas eksekutif dan bisnis diparkir di stasiun ini yang selanjutnya akan menuju ke stasiun Gambir atau Jakarta Kota.

Terdapat pula balai yasa Manggarai, yang merupakan bengkel untuk melakukan perawatan rutin dan mereparasi kereta-kereta penumpang.

Tak hanya itu, sejarah pembangunan stasiun Manggarai, turut dibangun pula rumah dinas untuk para pegawai Staatsspoor en Tramwegen (SS).

Dalam sejarahnya, Stasiun Manggarai mempunyai nilai historis yang tinggi.

Menurut laman Heritage KAI, stasiun ini merupakan stasiun awal keberangkatan pemindahan ibukota sementara ke Yogyakrta pada 4 Januari 1946.

Segala persiapan rahasia untuk perjalanan Presiden dan Wakil Presiden pun dilaksanakan di stasiun ini.

Panglima Besar Jenderal Soedirman juga pernah singgah di Stasiun Manggarai dalam rangka menghadiri perundingan gencatan senjata di Jakarta.

Saat itu, kedatangan Panglima dan rombongan di Stasiun Manggarai pada 1 November 1946 disambut sorak sorai rakyat Indonesia.

Dikutip dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Stasiun Manggarai saat ini telah di tetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya.

Penetapannya tertuang dalam SK Gubernur No. 475 Th. 1993, 29 Maret 1993; Minister of Tourism No. 011/M/1999, 12 Januari 1999; SK Menbudpar No: PM.13/PW.007/MKP/05, pada 25 April 2005.

Baca juga: Jadwal Kereta Api Jakarta-Solo via Stasiun Gambir, Tarifnya Mulai Rp 300 Ribuan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejarah Stasiun Manggarai yang Kini Direncanakan Jadi Stasiun Sentral