TRIBUNTRAVEL.COM - Ingin berpergian ke Italia selama masa pandemi Covid-19?
Ada beberapa syarat dan aturan yang harus kamu tahu sebelum melakukan perjalanan ke Italia.
Perlu diketahui, Italia saat ini masih dalam keadaan darurat karena pandemi.
Meskipun negara itu telah keluar dari penguncian gelombang ketiga, jumlah kasus terus dipantau.
Negara yang Boleh Masuk ke Italia
Baca juga: Viral Video Balon Udara yang Penuh Turis Tabrak Museum Bersejarah di Italia
Dilansir TribunTravel dari laman cnn, perbatasan Italia telah dibuka untuk pelancong dengan beberapa aturan.
Aturan ini berlaku mulai 25 Oktober hingga 15 Desember.
Negara yang saat ini diizinkan masuk dibagi menjadi tiga daftar:
Daftar C untuk Eropa: Andorra, Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Kroasia, Denmark (termasuk Kepulauan Faroe dan Greenland), Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Irlandia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg , Malta, Monako, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal (termasuk Azores dan Madeira), Republik Ceko, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
Daftar D terdiri dari negara-negara berikut: Australia, Arab Saudi, Bahrain, Kanada, Chili, UEA, Jepang, Yordania, Kosovo, Israel, Kuwait, Selandia Baru, Qatar, Rwanda, Inggris, Korea Selatan, Singapura, AS, Uruguay, Ukraina, Taiwan , Hong Kong dan Makau.
Negara diluar daftar C dan D diklasifikasikan sebagai Daftar E, di mana hanya boleh masuk Italia untuk melakukan perjalanan penting.
Syarat Masuk Italia selama Masa Pandemi
Baca juga: Setelah Bawa Kemenangan untuk Manchester United, Cristiano Ronaldo Traktir Ibunya di Restoran Italia
Terlepas dari status vaksinasi mereka, semua pengunjung harus mengisi formulir pernyataan diri .
Selain itu, persyaratan berikut harus dipenuhi, tergantung dari mana kamu datang.
Pelancong yang datang dari negara-negara Daftar C (dan telah menghabiskan 14 hari terakhir di negara tersebut) harus mengisi formulir pernyataan diri dan Green Pass atau yang setara (Green pass menunjukkan bahwa kamu telah divaksinasi lengkap dengan vaksin yang disetujui UE lebih dari dua minggu sebelumnya, atau telah dites negatif dalam 72 jam terakhir).
Pelancong yang datang tanpa melengkapi kedua syarat tadi harus dikarantina selama lima hari dan kemudian mengikuti tes lagi.
Pelancong yang datang dari negara-negara Daftar D harus menunjukkan bukti vaksinasi.
Wisatawan dari Kanada, Jepang, dan AS dapat menunjukkan bukti pemulihan dari Covid-19, alih-alih bukti vaksinasi.
Selain itu, kedatangan dari negara-negara Daftar D harus menunjukkan tes negatif (PCR atau antigen) yang diambil dalam waktu 72 jam setelah kedatangan.
Mereka yang tidak menunjukkan bukti yang benar harus dikarantina selama lima hari, dan diuji pada awal dan akhir karantina.
Hanya perjalanan penting yang diizinkan dari negara-negara Daftar E.
Kedatangan harus menunjukkan tes negatif yang diambil dalam waktu 72 jam setelah kedatangan, kemudian karantina selama 10 hari, dan tes negatif untuk meninggalkan karantina.
Dari mana pun asalnya, anak di bawah enam tahun tidak perlu mengikuti tes.
Selain itu, anak-anak yang tidak divaksinasi mengikuti aturan yang diikuti oleh orang tua mereka -- dengan kata lain, jika orang tua pendamping mereka tidak harus dikarantina, anak tersebut juga tidak.
Situasi Covid-19 di Italia
Baca juga: Bule Pria Buka Restoran di Kemang, Jual Makanan Italia dengan Cara Masak yang Unik
Sebagai negara Eropa yang pertama terkena Covid-19, Italia telah melalui banyak hal.
Namun, penguncian yang ketat membuat segalanya terkendali dan bertahan melawan gelombang kedua lebih lama dari tetangganya di Eropa.
Gelombang ketiga, bagaimanapun, memiliki dampak besar, meskipun negara itu melakukan penguncian penuh untuk kuartal pertama tahun 2021.
Italia memegang angka kematian tertinggi kedua di Eropa (setelah Inggris), melewati tonggak sejarah 100.000 kematian pada 8 Maret.
Namun, jumlahnya melambat saat musim panas.
Hampir 4,9 juta orang telah terinfeksi hingga saat ini, dengan jumlah kematian 132.819 pada 16 November.
Menyusul peningkatan pesat dalam tingkat infeksi pada bulan Juli (di mana mereka tiga kali lipat, dan kemudian dua kali lipat lagi), jumlah sempat menurun pada Agustus.
Namun kemudian meningkat kembali menjelang 28 Oktober dengan jumlah 26.481 infeksi baru.
Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan minggu sebelumnya yang hanya 19.000 kasus.
Ada 32.214 kasus baru yang dilaporkan dalam seminggu di pertengahan September, sementara minggu menjelang 16 November memiliki 52.666 infeksi baru yang dilaporkan.
Pemerintah terus mengawasi situasi, karena jumlah kasus meningkat.
Situasi di Italia saat Ini
Baca juga: Kenapa Orang Italia Menghindari Minum Kopi Setelah Jam Makan Siang?
Wilayah Italia saat ini dinilai berdasarkan tingkat infeksi dan rawat inapnya, mulai dari putih (risiko terendah), kuning hingga merah (risiko tertinggi).
Sejak akhir Agustus, hampir semua wilayah telah ditetapkan putih.
Sisilia, yang berwarna kuning, kembali menjadi putih pada bulan Oktober.
Di seluruh woilayah Italia, masker harus dipakai setiap saat di dalam atau di transportasi umum.
Pembatasan jarak sosial tetap berlaku, termasuk pada transportasi umum.
Hanya kereta berkecepatan tinggi yang tidak tunduk pada aturan jarak sosial, karena siapa pun yang mengaksesnya harus memegang green pass.
Saat ini, green pass diperiksa di dalam pesawat, tetapi dekrit baru yang ditandatangani pada 15 November menyatakan bahwa stasiun dengan penghalang - saat ini Roma, Milan, dan Florence - akan melakukan pemeriksaan sebelum mengizinkan penumpang naik.
Perlu dicatat, green pass merupakan kartu yang dimiliki siapapun yang ada di Italia, baik pelancong maupun warga lokal.
Green pass menjadi bukti bahwa seseorang itu telah divaksin, telah dites negatif Covid-19 dalam 48 jam terakhir dan pulih dari Covid-19 dalam enam bulan terakhir.
Mereka yang memiliki green pass dapat memasuki situs budaya, tempat makan, dan transportasi di Italia.
Baca juga: Patung Tak Terlihat Karya Seniman Italia Dilelang dengan Harga Rp 261 Juta, Apa Keunikannya?
Ambar purwaningrum/TribunTravel
Baca tanpa iklan