Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Pramugari Pertama di Dunia, Sempat Selamat dari Kecelakaan Udara Terburuk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecelakaan kapal udara Hindenburg yang terjadi pada 6 Mei 1937.

Kala itu, sebagian besar penumpang harus bergantung pada perjalanan bahari yang relatif lama.

Baca juga: Pramugari Ungkap Sejumlah Hal Tentang Pekerjaanya, Termasuk Cara Mereka Kentut di Pesawat

Nahas, Hindenburg tidak beroperasi terlalu lama.

Pada tanggal 6 Mei 1937, setahun setelah penerbangan pertamanya, pesawat itu terbakar.

Hindenburg kemudian hancur saat mencoba berlabuh di Naval Air Station Lakehurst, New Jersey.

Total, 35 orang di dalamnya meninggal dalam kecelakaan itu.

Angka ini dibagi antara 13 penumpang dan 22 awak, ada pula kematian lain di darat.

Hindenburg melakukan pendaratan di Lakehurst. (Flickr/ tormentor4555)

Baca juga: Pramugari Ternyata Gunakan Lampu Rahasia untuk Berkomunikasi di Pesawat, Begini Cara Kerjanya

Kendati demikian, tidak semua orang di kapal Hindenburg meninggal.

Dari mereka yang terbang, 36 penumpang dan 61 anggota staf selamat.

Satu di antaranya ialah Kubis, yang berada di ruang makan pesawat ketika terbakar.

Dia menghindari kematian dengan melompat keluar jendela saat kabin mendekati tanah.

Sebelum mengambil lompatan iman, ia juga mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Dalam penyelidikan, Kubis bersaksi bahwa ia tidak mengalami cedera apapun.

Kubis mengungkapkan bahwa dia mendengar atau merasakan ledakan "kira-kira pada saat kapal mengalami kemiringan yang tajam".

Setelah penyelidikan usai, Kubis kembali ke Jerman.

Dia tinggal di sana sampai kematiannya pada tahun 1979, setelah berhasil lolos dari kematian lebih dari empat dekade sebelumnya.

Baca juga: Pramugari Imbau Penumpang Tak Pakai Celana Pendek di Pesawat, Ini Alasannya

Baca juga: Bukan Dekat Jendela, Pramugari Ungkap Kursi Pesawat Terbaik di Kelas Ekonomi

(TribunTravel.com/Mym)

Baca selengkapnya soal pramugari di sini.