TRIBUNTRAVEL.COM - Surat Edaran Gubernur Bali No 15 Tahun 2021 khususnya poin nomor 2 yang menyatakan Daya Tarik Wisata (DTW) Alam, Budaya, Buatan, Spiritual, dan Desa Wisata dilakukan uji coba dibuka.
Uji coba pembukaan tempat wisata di Bali dengan membatasi kapasitas pengunjung maksimal 50 persen dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan Aplikasi 'Peduli Lindungi'.
Hal ini pun disambut gembira oleh para pengelola tempat wisata.
Menindaklanjuti SE tersebut, Bendesa Adat Kuta selaku pengelola Pantai Kuta Badung membuka barrier yang menutup akses utama masuk pantai, Rabu 8 September 2021.
Barrier tersebut dibuka oleh prajuru Desa Adat Kuta dan banner bertuliskan “Pantai Ditutup Sementara” pun dicabut.
"Pantai Kuta kami uji coba buka kembali dengan kapasitas dibatasi maksimal 50 persen. Pedagang juga kami akan mulai bolehkan berjualan kembali, tetapi dengan catatan bagi mereka yang belum vaksinasi hingga tahap dua kami tidak bolehkan," ujar Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista, Rabu.
Pedagang yang diperbolehkan berjualan hanya sudah selesai melakukan vaksin Covid-19 dosis kedua, dimana mereka sudah lama menantikan ini.
Harapannya setelah ini tidak ada nanti ditutup lagi sehingga masyarakat tetap dapat mengais rezeki.
Jika pariwisata Bali mulai bangkit, keterpurukan ekonomi masyarakat Kuta khususnya, dapat ikut membaik dari keterpurukan.
Pengawasan protokol kesehatan bagi pengunjung akan diperketat
Pihaknya menerjunkan Jagabaya dan Pecalang, serta wisatawan diharapkan disiplin menerapkan protokol kesehatan selama berada di kawasan pantai.
"Untuk pengawasannya akan kami perketat terjunkan petugas Jagabaya dan Pecalang untuk mengatur jumlah pengunjung dan pedagang. Serta akan diatur petugas memeriksa aplikasi PeduliLindungi kepada pengunjung serta pedagang karena pintu masuk kan banyak. Yang jelas kami ikuti aturan pemerintah," kata Wayan Wasista.
Ia mengimbau semuanya dapat menaati dan melaksanakan protokol kesehatan dengan 6M (memakai masker standar dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan menaati aturan).
Sementara itu, pengelola Objek wisata Sangeh di Desa Sangeh, Abiansemal Badung tidak mau membuka diri dengan terburu-buru.
Pasalnya ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, salah satunya general cleaning atau pembersihan di beberapa titik objek wisata yang menyuguhkan kera tersebut.
Selain itu, memastikan perlengkapan dan sarana prasarana protokol kesehatan (Prokes) bagi pengunjung yang datang.
Pengelola Objek Wisata Sangeh, I Made Mohon mengaku, meski sudah jelas objek wisata sudah dibuka, namun pihaknya tidak mau terburu-buru.
"Belum buka hari ini (kemarin, Red). Tapi kami akan buka sesuai dengan SE Gubernur Bali. Apalagi memang ini yang kami harapkan," ujarnya, Rabu.
Dia menjelaskan, pembukaan objek pariwisata akan dilakukan, Jumat 10 September 2021.
Semua itu dilakukan untuk memastikan objek wisata siap untuk dibuka sesuai dengan prokes.
Saat ini pihaknya akan melakukan pembersihan di objek wisata tersebut yang akan dilakukan, Kamis 9 September 2021.
Baca juga: Asyiknya Liburan ke Sukasikuda Stable, Wisata Berkuda di Sukoharjo yang Unik
DTW Tanah Lot di Tabanan, Bali, sudah mulai buka kemarin.
Hari pertama dilakulannya uji coba pembukaan tempat wisata di Tabanan disambut antusias wisatawan.
Pada hari pertama, kunjungan ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot mencapai 168 orang.
Jumlah tersebut merupakan wisatawan lokal dan domestik.
"Astungkara pengunjung tembus di angka ratusan di hari pertama ini," kata Plt Manager Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana.
Dia mengatakan, sejak pandemi pihaknya memang sudah melakukan penerapan protokol kesehatan (prokes) seperti wajib masker, jaga jarak, dan juga menyediakan tempat cuci tangan di banyak titik.
Terkait mengenai kapasitas pengunjung 50 persen, Sudiana mengatakan, areal DTW Tanah Lot yang sangat luas mampu menampung wisatawan setidaknya 5.000 orang lebih.
Artinya jika 50 persen akan mampu menampung wisatawan 2.000-an lebih.
Dia menegaskan, saat ini pihaknya juga menerapkan kunjungan yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Artinya, pengunjung harus sudah instal aplikasi di HP-nya sehingga nanti pengunjung akan tinggal scan barcode saja kepada petugas.
Terpisah, Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa mengatakan telah menerima informasi dari penerbitan SE Bupati Tabanan terbaru yang merupakan tindak lanjut SE Gubernur.
Namun, pihaknya belum membuka Jatiluwih mengingat masih ada sejumlah persiapan.
Pihaknya akan membuka obyek wisata yang memiliki ratusan hektare hamparan sawah terasering ini mulai, Kamis 9 September 2021.
Sekda Tabanan, I Gede Susila mengatakan, sesuai arahan Gubernur Bali, pada pelaksanaan PPKM terbaru ini ada beberapa kelonggaran yang diberikan baik kepada DTW alam, budaya, buatan, spritual, dan desa wisata.
Itu pun masih dalam status uji coba dengan kapasitas pengunjung maksimal 50 persen.
"Izinnya sudah diterapkan mulai kemarin sebenarnya dan sudah kita tindaklanjuti dengan Surat Edaran Bupati Tabanan per hari ini," jelasnya.
Dari Klungkung dilaporkan, Dinas Pariwisata setempat akan mengecek kesiapan destinasi wisata terkait rencana uji coba dibukanya pariwisata saat PPKM.
Dispar ingin memastikan kesiapan penerapan protokol kesehatan sebelum uji coba itu dilaksanakan.
Dispar pun belum dipastikan destinasi wisata mana yang rencananya yang akan dibuka terlebih dahulu.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, Anak Agung Gede Putra Wedana menjelaskan, ada banyak hal yang harus disiapkan menjelang uji coba dibukanya pariwisata.
Tidak sebatas menyiapkan destinasi dan akomodasi wisata, namun juga pengecekan sertifikat clean, healty, safety, environment (CHSE).
Desa Wisata Penglipuran di Bangli masih menunggu aturan resmi mengenai dibukanya objek wisata.
Pengelola Desa Penglipuran I Nengah Moneng mengatakan, secara umum dari segi kesiapan dalam hal protokol kesehatan sudah bagus.
Karena sudah mendapat tiga sertifikat, yakni CHSE Kementerian, verifikasi dinas, hingga sertifikat khusus dari desa wisata berkelanjutan.
Terkait uji coba dibukanya tempat wisata kali ini, Moneng mengatakan, pihaknya masih perlu menunggu SE resmi.
Pun demikian, akan melakukan rapat terlebih dahulu antara pengelola dengan tokoh adat, untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Kepala Dinas Kominfosan Bangli, I Wayan Dirgayusa mengaku pihaknya belum mendapat arahan atau info apapun dari pimpinannya, dalam hal ini Bupati Bangli.
Oleh sebab itu, pihaknya belum bisa memastikan apakah DTW di Bangli sudah bisa dibuka atau belum.
Dirgayusa menambahkan, sejauh ini belum ada sama sekali DTW di Bangli yang buka.
Terkecuali sarana prasarana pendukung pariwisata, seperti coffee shop di wilayah Kintamani.
“Itu saja yang buka. Itu pun tidak melayani dining-in, sesuai aturan PPKM sebelumnya,” ucap dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Wayan Adnyana mengatakan, DTW di Bangli belum ada dibuka, lantaran SE Gubernur Bali No 15 tahun 2021, baru diketahui pada Rabu 8 September 2021.
Ia mengatakan secara umum seluruh DTW di Bangli hingga perangkat pendukung seperti restoran maupun coffee shop sudah siap untuk kembali dibuka dan menerima tamu.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Jembrana, Anak Agung Mahadikara mengaku, pihaknya siap mengikuti arahan sesuai SE Gubernur Bali.
Dengan demikian, maka destinasi wisata di tiga tempat, yakni Teluk Wisata Gilimanuk, Kolam Renang Delodberawah, Kecamatan Mendoyo dan DTW di Pantai Candikusuma akan segera dibuka.
Tiga DTW di atas merupakan pengelolaan secara langsung oleh Pemkab Jembrana.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai arahan Gubernur Bali.
Sekretaris Dinas Disparbud itu mengaku, untuk kolam renang di Delodberawah sejatinya sudah siap dibuka karena perlengkapan protokol kesehatan sudah lengkap.
Bahkan, sebelum ditutup karena masa PPKM sudah pernah dibuka dengan penerapan protokol kesehatan.
Untuk alat-alat yang mendukung protokol kesehatan itu seperti. tempat cuci tangan termo gun dan handsanitizer.
Pengelola penangakaran Penyu Kurma Asih di Desa Perancak Jembrana, I Wayan Anom Astika Jaya mengaku, pihaknya tentu saja senang dengan adanya pembukaan.
Hanya saja, bagaimana dengan menarik pelanggan?
Sejak masa pandemi, terutama pada masa PPKM yang berjilid-jilid pendapatan sangat jauh menurun.
Ddalam pengelolaan ini yang dilakukan donasi dan swadaya, tidak ada campur tangan pemerintah.
“Ya kami akan menerapkan 3M. Cuma bagaimana dengan menarik pelanggan untuk datang. Jadi kalau cuma dibuka saja dan sepi, itu terus bagaimana?,” ucapnya, Rabu.
Dijelaskannya, pemerintah saat ini harus hadir.
Sebab, khususnya untuk konservasi itu berbiaya tinggi.
Dimana siasat darinya dengan pembukaan warung untuk biaya pakan penyu, listrik, kemudian operasional lain sudah tidak menutupi.
Belum lagi, wisatawan yang datang hanya dari lokal negara. Dan terbilang cukup jarang.
“Selama pandemi 1,5 tahun ini betul-betul sangat sulit. Kebutuhan operasional perawatan yang tidak bisa di-swadayakan, pakan tukik dan bayar air, ini bagaimana? Kami harapkan pemerintah hadir,” tegasnya.
Baca juga: Chef yang Kreasikan Makanan Super Jumbo Ini jadi TikToker Berpenghasilan Tertinggi
Baca juga: UEA Masuk Dalam Amber List Inggris, Emirates Kembali Layani Penerbangan ke Newcastle
Baca juga: Daftar Kota dan Kabupaten di Luar Jawa Bali yang Masuk PPKM Level 4, Berlaku Mulai Hari Ini
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Sambut Gembira Pembukaan Pariwisata di Bali, Pantai Kuta, Tanah Lot dan Lainnya Mulai Dibuka
Baca tanpa iklan