8. Olimpiade Tokyo 2020 berfokus pada keberlanjutan
Baca juga: Deretan Bangunan Bekas Olimpiade yang Terbengkalai, Termasuk Wisma Olimpiade Hitler
Untuk mempromosikan keberlanjutan, Olimpiade tahun ini menggunakan kembali sejumlah tempat yang digunakan dalam Olimpiade 1964.
Selain itu, barang - barang seperti podium, seragam, dan medali semuanya terbuat dari bahan daur ulang.
Bahkan tempat tidur di Desa Olimpiade terbuat dari karton, yang akan didaur ulang setelah Olimpiade.
9. 5.000 medali Olimpiade terbuat dari logam mulia yang diekstraksi dari perangkat elektronik bekas
Menjelang Olimpiade, masyarakat di Jepang diminta untuk mendonasikan barang-barang elektronik bekas seperti handphone untuk berkontribusi dalam produksi medali Olimpiade dan Paralimpiade.
Pengumpulan berlangsung selama dua tahun antara April 2017 dan Maret 2019, menghasilkan sekitar 78.985 ton perangkat lama yang dikumpulkan oleh pemerintah kota setempat dan sekitar 6,21 juta ponsel dikumpulkan oleh toko-toko NTT Docomo.
10. Obor Olimpiade Tokyo terinspirasi oleh bunga sakura
Obor menakjubkan yang digunakan untuk Relay Obor Olimpiade Tokyo dirancang menyerupai bunga sakura – simbol terkenal Jepang.
Relay dimulai pada bulan Maret bertepatan dengan musim bunga sakura dan telah melakukan perjalanan ke seluruh Jepang.
11. Dua maskot Olimpiade Miraitowa dan Someity dipilih oleh siswa di Jepang
Maskot Olimpiade dan Paralimpiade dipilih oleh 16.769 anak sekolah dasar yang memilih desain favorit mereka.
Maskot Olimpiade, yang dikenal sebagai Miraitowa, dirancang dengan warna biru nila klasik Jepang.
Maskot Paralimpiade, di sisi lain, dikenal sebagai Someity, yang menampilkan warna merah muda yang sama dengan bunga sakura Jepang yang terkenal.
12. Jepang pertama kali berpartisipasi dalam Olimpiade pada tahun 1912
Baca juga: Terungkap, Panitia Olimpiade Tokyo 2020 Buang 4.000 Porsi Makanan saat Upacara Pembukaan
Partisipasi pertama Jepang di Olimpiade adalah Olimpiade Musim Panas 1912 di Stockholm, Swedia.
Negara tersebut mengirimkan dua atlet: sprinter Yahiko Mishima dan pelari maraton Shizo Kanakuri.
Baca tanpa iklan