TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang wanita bernama Ashlin viral di medsos karena aksinya menyelundupkan tas dengan berpura-pura hamil.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari biaya tambahan akibat barang bawaan yang terlalu banyak.
Aksi Ashlin ini direkam dan diunggah di akun TikTok bernama @miniadventures.
Dalam video unggahannya, tampak Ashlin berada di toilet untuk menyelundupkan tas berwarna pink di antara badan dan bajunya.
Ashlin melakukan semuanya dengan sangat rapi dan tidak ada satu pun yang mengetahui kehamilan palsunya.
Ia kemudian menunjukkan bahwa dirinya berhasil menaiki pesawat dengan penerbangan seharga USD 44 atau setara Rp 642 ribu.
Dalam video berikutnya, Ashlin tampak senang dan mengungkapkan bahwa ilusinya bekerja dengan sangat baik dengan cara berpura-pura hamil.
Baca juga: Mantan CEO Thai Airways Dipenjara Karena Gunakan Jabatannya untuk Hindari Biaya Bagasi Pesawat
Baca juga: 4 Tips agar Koper di Bagasi Pesawat Bisa Keluar Lebih Dulu, Pilih Warna Cerah
Melansir laman News.au.com, Sabtu (17/7/2021), tak hanya berpura-pura menjadi ibu hamil, Ashlin memperlihatkan dirinya juga berhasil masuk lebih awal dan berjalan ke pesawat yang benar-benar kosong.
Ashlin pun menjadi yang pertama naik.
Akibat aksinya yang viral itu, warganet pun mempertanyakan bagaimana Ashlin bisa melewati keamanan bandara, atau apa yang akan terjadi jika dia ingin melepas jumpernya.
Namun, ada juga warganet yang menyebut bahwa trik Ashlin sangat jenius.
Tak heran, banyak warganet juga setuju dengan aksi yang dilakukan Ashlin.
Hingga saat ini, video viral tersebut telah disukai lebih dari 3,7 juta pengguna dan mendapatkan 16 ribu komentar.
TONTON JUGA:
Mantan Pembawa Acara Marah saat Dipaksa Bayar Bagasi Tambahan Rp 10,8 Juta untuk Satu Tas
Selain kisah Ashlin, ada kejadian lainnya soal pembayaran bagasi pesawat yang sempat viral.
Beda dengan Ashlin yang tak mau bayar, kali ini penumpang marah karena merasa dipaksa untuk membayar sejumlah harga yang terlalu mahal.
Ceritanya, seorang mantan bintang The Bachelor sekaligus pembawa acara podcast, Brittany Hockley belum lama ini mengungkapkan amarahnya lewat media sosial.
Hockley mengaku marah pada staff Etihad Airways karena dia dipaksa membayar bagasi tambahan untuk satu tas dengan harga 1.000 Dolar Australia atau setara Rp 10,8 jutaan.
Baca juga: Penumpang Keluhkan Kebijakan Bagasi Wings Air di Wakatobi: Kopernya Tidak Benar-benar Ditimbang
Lewat video story di akun Instagram miliknya yang diunggah pada Minggu (20/6/2021), Hockley menceritakan pengalaman kurang menyenangkan tersebut.
Hockley saat itu memesan tiket pesawat kelas ekonomi, menurut laporan news.com.au.
Setelah itu ia mencoba memesan tiket kedua yang dialokasikan untuk tasnya, dia diberitahu staff maskapai bahwa dia perlu memesan di konter check-in bandara.
Hockley mengatakan bahwa setibanya di bandara, dia 'digetok' dengan biaya yang mahal yaitu 1.000 Dolar Australia atau setara Rp 10,8 jutaan hanya untuk satu tas.
Wanita itu mengaku jika dirinya ditolak saat meminta untuk ditingkatkan ke kelas bisnis jika ia mau membayar biaya yang mahal tersebut.
"Karena saya bekerja di luar negeri, jadi saya membawa tas tambahan untuk tempat peralatan, jadi totalnya ada dua tas," kata Hockley dalam video di Instagram.
"Saya mencoba untuk memesan ekstra tempat untuk tas saya secara online tapi di situs web tidak mengizinkan."
"Jadi saya menelepon. Mereka tidak mengizinkan saya (memesan ruang ekstra untuk tas). Katanya itu hanya bisa dilakukan di meja check-in bandara. Saat saya tanya berapa biaya untuk tas tambahan, staff itu menjawab 'tidak bisa memberitahu sekarang'," lanjutnya.
Setibanya di bandara dan diberitahu biaya yang harus dibayarkan, Hockley bertanya apakah dia bisa ditingkatkan kelasnya tapi staff tersebut malah menolaknya.
"Kelas satu dan kabin lainnya terdapat sedikit penumpang di sana," kata Hockley.
"Saya mengerti jika mereka perlu uang, tetapi tidak bisa seenaknya melakukan tagihan besar di situs web atau telepon dan tidak ada peningkatan kelas tapi saya harus bayar biaya yang segitu banyaknya."
Staff itu mengatakan pada Hockley jika ia tak bisa mendapatkan kenaikan kelas di pesawat dengan alasan perihal makanan.
Bahkan saking jengkelnya, Hockley pun men-tag akun Instagram Etihad Airways, @etihad.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke news.com.au, juru bicara Etihad mengatakan mereka “kecewa” dengan keluhan Hockley, tetapi “bersiap” menangani kasua biaya bagasi ini.
"Etihad mengetahui kasus khusus ini dan sementara kami kecewa karena Nona Hockley tidak sepenuhnya puas dengan pengalaman perjalanannya, kami mendukung cara kasus ini ditangani," bunyi pernyataan itu.
“Menjelang penerbangan, tim layanan tamu kami menginformasikan kepada penumpang tentang biaya kelebihan bagasi per kilogram, yang ditetapkan sesuai dengan tujuan akhir. Dijelaskan pula bahwa sebagai penerbangan codeshare, kelebihan bagasi harus dibeli di bandara."
“Karena keterbatasan kapasitas yang tersedia untuk mendukung pergerakan kargo penting secara global, sayangnya, ada biaya kargo dan bagasi yang mahal.
“Meskipun kami melakukan yang terbaik untuk mengakomodasi tamu, tidak selalu mungkin untuk memberikan peningkatan pada saat check-in, tergantung pada katering yang disediakan untuk penerbangan.”
Menurut situs website maskapai penerbangan itu, pada aturan bagasi dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk tas tambahan tidak tergantung pada rute penerbangan yang diambil.
Di bagian 'FAQ' maskapai, disebutkan bahwa penumpang dapat memesan bagasi ekstra "dengan cepat dan mudah secara online" hingga empat jam sebelum penerbangan Anda yang juga akan menghasilkan diskon 30 persen dari tarif standar maskapai.
Sebagai alternatif, maskapai mengatakan penumpang “dapat membayar bagasi tambahan” dengan menghubungi tim kontak atau di bandara.
Baca juga: 9 Hal yang Sebenarnya Ingin Pramugari Ungkap ke Penumpang, Termasuk Soal Angkat Bagasi
Baca juga: Mulai 18 Mei, AirAsia Bakal Terapkan Layanan Bagasi Berbayar, Begini Ketentuannya
(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)
Simak selengkapnya soal berita viral di sini
Baca tanpa iklan