Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Liburan Akhir Pekan

Liburan Akhir Pekan ke Desa Wisata Krebet, Cobain Serunya Membatik di Media Kayu

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hasil karya batik di media kayu dari Desa Wisata Krebet

"Dulu ada dua sanggar, yaitu sanggar Punokawan dan sanggar Peni. Karyawan dari sanggar tersebut kemudian mandiri, sehingga saat ini berkembang menjadi 57 sanggar, dan saat ini menjadi kekhasan Krebet," lanjutnya.

Batik kayu buatan warga Krebet memang juara, pemasarannya pun tak main-main.

Berkat kerja keras warga itu pula, batik kayu buatan Krebet bisa menembus berbagai negara, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Irlandia, Jepang, Korea Selatan, dan lain-lain.

Kebanyakan topeng dan hiasan dinding adalah kerajinan yang banyak dipesan negara-negara tersebut.

Namun saat ini perajin batik kayu lebih banyak menerima pesanan yang lebih fungsional, seperti nampan dan lain-lain.

Tak heran banyak kelompok yang ingin belajar di Desa Wisata Krebet.

Tak hanya untuk belajar seni batik kayu, tetapi juga untuk belajar kesenian tradisional, hingga bercocok tanam.

"Paling banyak yang datang ke sini rombongan dari sekolahan, tetapi ada juga dari dinas. Kebanyakan ingin belajar membatik kayu, karena memang batik kayu adalah produk unggulan Desa Wisata Krebet. Tetapi kami menawarkan banyak paket wisata," ujarnya.

Paket Wisata

Sebelum pandemi COVID-19, kunjungan wisata dalam satu tahun bisa mencapai 5.000 hingga 10.000 pengunjung.

Namun memang dengan adanya COVID-19 ada penurunan yang signifikan, bahkan kunjungan tahun 2020 tidak mencapai 10 persen dari tahun-tahun sebelumnya.

Dengan adanya pandemi COVID-19, pihaknya pun melakukan penyesuaian, terutama protokol kesehatan.

Pengunjung yang datang tetap wajib memakai masker, melakukan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Bagi pengunjung yang akan datang ke Desa Wisata Krebet, berikut ini adalah paket wisata yang ditawarkan:

Paket minimal 50 Orang

Halaman
1234