Pesawat akan mempertahankan kecepatan udara dengan menurunkan ketinggian secara perlahan.

Rasio luncur merupakan faktor penting dalam kejadian semacam itu.

Ini adalah jumlah ketinggian yang dilalui glider secara horizontal di udara untuk setiap kaki ketinggian yang hilang.

Di sini, pesawat menggunakan gravitasi bersama dengan sayap dan ekor untuk mempertahankan kecepatan mereka.

Disiapkan dengan Baik

Secara umum, sangat jarang semua mesin mengalami kegagalan saat di udara.

Namun, pesawat modern memiliki sistem yang membantu penerbang untuk mengantisipasi setiap kemungkinan.

Chris, seorang kapten pelatihan senior Airbus A350 baru-baru ini berbicara tentang proses di pesawat yang ia terbangkan.

"Kami memiliki prosedur untuk hampir semua kemungkinan dan jika tidak ada prosedur, kami menggunakan airmanship untuk menemukan solusi terbaik dan teraman.

A350 luar biasa, jika kedua mesin berhenti, pesawat akan secara otomatis memulai APU (unit daya tambahan), lalu setelah APU tersedia, APU akan menyediakan udara pembuangan bertekanan tinggi untuk membantu mesin menyala.

Sama seperti mobil yang menuruni bukit, jika mesinnya berhenti, ia terus berputar saat Anda mencoba untuk memulainya."

Semuanya Tercover

Operator dengan hati-hati merencanakan rute mereka, dengan mempertimbangkan pendaratan darurat.

Misalnya, maskapai penerbangan yang terbang antara Eropa dan Amerika Serikat umumnya memilih jalur yang mencakup beberapa bandara dalam perjalanan yang dapat digunakan untuk pendaratan darurat.

Khususnya, pada Agustus 2001, sebuah Airbus A330 yang melakukan penerbangan Air Transat 236 antara Toronto dan Lisbon kehilangan tenaga mesin di atas Samudra Atlantik.