TRIBUNTRAVEL.COM - Bali memang dikenal sebagai tujuan wisatawan domestik dan juga dunia.
Bali sudah tersohor memiliki wisata alam dan budaya yang mengagumkan.
Meski begitu, jarang diketahui Bali juga berpotensi untuk mengembangkan wisata medis.
Dikutip TribunTravel dari Tribunbali, General Manager Indonesia Medical Tourism Board (IMTB), Putu Deddy Suhartawan mengungkapkan, Bali berpotensi untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata medis karena didukung sumber daya yang mumpuni.
Baca juga: GWK Cultural Park di Bali Dibuka 4 Desember, Pengelola Wisata Terapkan Pembatasan Kunjungan
"Sebanyak 280 rumah sakit di Bali sudah terakreditasi paripurna, sementara 30 rumah sakit sudah terakreditasi internasional," kata Deddy.
Hal ini Deddy ungkapkan saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) di Kantor Gubernur Bali, Jumat (20/11/2020).
Selain itu, menurutnya, Bali sejak peristiwa Bom Bali I dan II hingga sebelum pandemi Covid-19 terus membenahi diri, khususnya dalam aspek layanan kesehatan.
Maka tak heran bila banyak warga asing yang bersedia mencoba layanan medis sembari berlibur di Pulau Dewata.
Jenis layanan kesehatan yang diakses wisatawan Bali beragam, tetapi yang utama adalah layanan kosmetik, baik untuk bedah plastik, face implant, face lift, liposuction hingga yang bersifat non-invasif.
Jumlahnya bisa mencapai 60 pasien per bulan dengan pendapatan mencapai Rp. 1,2 miliar.
Oleh karena itu, ia mengatakan ingin menggaungkan wisata medis ini sehingga selain sebagai tempat tujuan wisata budaya, Bali juga sebagai tempat kunjungan wisata medis baik untuk internasional ataupun domestik.
Menanggapi hal itu, Cok Ace mengatakan, bahwa potensi pariwisata kesehatan atau medis ini memang cukup besar, dimana pariwisata kesehatan sebenarnya merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan.
Disamping itu, Bali memang memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata kesehatan global, terutama dari segi wellness (kebugaran).
"Terdapat sekitar 3.200 wellness centers di Bali seperti pusat pengobatan herbal tradisional dan spa. Namun baru segelintir saja yang memenuhi standar fasilitas kesehatan," kata Cok Ace.
Untuk itu, dirinya menganggap bahwa hal itu merupakan catatan penting yang harus dipikirkan kedepan jika ingin membangun pariwisata kesehatan di Bali.