TRIBUNTRAVEL.COM - Sepasang suami istri dan bayi mereka yang baru berusia tujuh bulan tewas setelah tertimbun reruntuhan tebing pantai saat tengah liburan bersama.
Tragisnya sang bayi yang sempat hidup tersebut meninggal dunia tak berselang lama setelah diselamatkan petugas.
Ia meninggal karena luka yang dideritanya akibat reruntuhan tebing pantai di Brasil yang longsor.
Pasangan suami istri ini diidentifikasi bernama Hugo Pereira (32) dan Stella Souza (33).
Baca juga: Viral Video Gajah Tarik Mobil yang Terperosok ke Lumpur, BBKSDA Riau Angkat Bicara
Kecelakan terjadi ketika pasangan tersebut sedang menikmati liburan bersama bayi mereka di Pantai Pipa, tujuan wisata populer di Brasil.
Dilaporkan News.com.au, saksi mata mengatakan keluarga tersebut sedang duduk di dekat dasar tebing pada Selasa (17/11/2020) ketika tiba-tiba batu tebing tersebut runtuh.
Anjing keluarga, Brisa juga tewas dalam kecelakan mengerikan itu.
Warga lokal, Igor Caetano mengatakan dia melihat tragedi tersebut dan berusaha membantu para korban.
"Kami menggali sampai kami menemukan ayahnya, dan kemudian kami menemukan ibu dan bayinya," kata Caetano kepada situs berita Brasil G1.
"Dia (ibu) sedang memeluk bayinya. Tampaknya dia secara naluriah mencoba melindungi putranya," lanjut Caetano.
Caetano menjelaskan, "Luka-luka pasangan suami istri ini sangat parah karena mereka terkena langsung reruntuhan tebing."
Caetano yang juga merupakan seorang insiyur kelautan mengatakan jika bayi tersebut ditemukan hidup dan dokter mencoba untuk memberikan pertolongan pertama.
"Tapi dia tidak bisa diselamatkan," lanjutnya.
Video yang diambil beberapa saat setelah tebing tersebut runtuh menunjukkan puluhan orang di pantai dengan panik menggali menggunakan tangan kosong dan tongkat kayu.
Mereka berusaha menyelamatkan para korban yang tertimbun reruntuhan tebing yang tinggnya lebih dari 60 meter.
Sepupu Stella, Joao Marinho mengatakan kerabatnya tersebut sudah meninggal saat tim penyelamat tiba di tempat kejadian.
"Saya lahir dan dibesarkan di sini dan ini selalu terjadi karena tebing terkikis oleh ombak laut," kata Marinho.
"Saat kami melihat turis duduk di bawah bayang-bayang tebing, kami memperingatkan mereka untuk pergi, karena kami tahu resikonya," sambungnya.
Saksi mata yang terkejut mengatakan bahwa Pereira dikenal baik oleh warga.
Dia telah menetap di daerah itu untuk memulai sebuah keluarga dan bekerja sebagai manajer hotel di dekat pantai.
Tonton juga:
Sebelum menetap, ayah satu anak ini menghabiskan waktu dengan berkeliling Brasil menggunakan campervan bersama anjingnya.
Manajer Hotel tempat Pereira bekerja, Pedro Holanda mengatakan bahwa Pereira adalah 'jiwa yang istimewa'.
"Pereira adalah manusia yang spektakuler, selalu tersenyum, memiliki semangat tinggi dan dia sangat bahagia menjadi seorang ayah," kata Holanda.
"Dia adalah seorang kepala keluarga, dia mencintai hewan dan alam. Kami turut berduka atas kejadian ini," lanjutnya.
Menteri Pariwisata, Marcelo Alvaro Antonio menyampaikan belasungkawa kepada kerabat dan teman para korban.
"Saya sangat menyesali kecelakaan yang terjadi di pantai Pipa, Rio Grande do Norte. Saya turut berbela sungkawa kepada keluarga dan teman-teman dari ketiga korban tragedi ini," tulis Antonio dalam tweetnya.
Sementara itu, tanda peringatan bahaya longsor yang dipasang terus hanyut terbawa ombak pantai, kata pejabat dewan kepada wartawan.
Petugas Komunikasi Kota Tibau do Sul, Fabio Pinheiro mengatakan, "Saat air pasang menghantam tebing, dasar tebing terkikis dan membuat bagian atasnya lebih rentan runtuh."
"Tidak jarang longsor terjadi," pungkasnya.
Baca juga: Menginap di Resor Mewah Maldives Selama 1 Tahun, Tarifnya Lebih dari Rp 400 Juta
Baca juga: Langgar Aturan Karantina di Hawaii, Pasangan Turis Asal New York Ditangkap
Baca juga: 3 Tips Menyimpan Bawang Merah Agar Tidak Cepat Busuk dan Lembek
Baca juga: Mulai 23 November, Lion Air Akan Layani Penerbangan Rute Surabaya-Ternate PP
Baca juga: Foto-foto dari Kompetisi International Landscape Photographer of the Year 2020, Indonesia Termasuk
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)