TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang penumpang pria melontarkan ejekan rasis ke sesama penumpang JetBluet menuju New York.
Menurut laporan TMZ, penumpang itu awalnya merasa kesal ketika dia diberi tahu tak ada lagi ruang penyimpanan tas di atas kepalanya.
Penumpang pria itu langsung mengumpat dengan keras saat berjalan menuju kursinya.
Lalu dia masuk ke dalamnya dengan penumpang wanita yang ada di dekatnya sambil mengatur tempat duduk.
Penumpang yang memakai mahkota Burger King itu berulang kali mengatai penumpang lain dengan ejekan rasis.
Kejadian ini berlangsung cukup lama hingga penumpang lain merasa risih dan marah.
Baca juga: Ada Bayi Terlantar di Bandara, 13 Penumpang Qatar Airways Dipaksa Jalani Pemeriksaan
Pada akhirnya penumpang pria itu melakukan kekerasan fisik.
Ketika pramugari datang untuk menahannya, penumpang itu malah menyerang dan menumpahkan air padanya sambil berteriak "Aku ingin mengajukan gugatan sekarang!", menurut News.
Akhirnya, petugas polisi Kingston mengawal pria itu turun dari pesawat dengan tangan yang diborgol.
Masih belum diketahui apakah penumpang itu benar-benar melakukan kekerasan atau tidak.
Sedangkan juru bicara JetBlue mengatakan kalau maskapai tersebut telah memasukkan pria itu dalam daftar blacklistnya karena telah mengucapkan ejekan rasis.
Juru bicara berkata, "Kami tidak menoleransi rasisme atau pelecehan, dan setelah meninjau perilaku rasis yang menjijikkan dari pelanggan ini, kami telah memutuskan bahwa dia tidak lagi diizinkan untuk menerbangkan JetBlue."
JetBlue juga berterima kasih kepada anggota kru karena telah mengambil tindakan cepat.
TONTON JUGA:
Ratusan Penumpang Pesawat Masuk dalam Blacklist Delta Air Karena Tolak Pakai Masker
Delta Air yang berbasis di Atlanta sekarang memiliki lebih dari 400 orang dalam daftar larangan terbangnya karena menolak untuk memakai masker.
Delta mengatakan bahwa memakai masker adalah salah satu tindakan paling sederhana dan paling efektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penularan.
Menurut NBC News, maskapai penerbangan ini telah melarang 460 pelanggan yang menolak mengenakan masker.
Dalam sebuah surat kepada karyawannya pada Kamis (22/10/2020), CEO Delta Air Ed Bastian mengatakan bahwa maskapai tersebut telah menambahkan 460 pelanggan ke daftar larangan terbang karena menolak untuk mengenakan masker selama keadaan darurat medis Covid-19 yang sedang berlangsung.
“Mengenakan masker adalah salah satu tindakan paling sederhana dan efektif yang dapat kami lakukan untuk mengurangi penularan, itulah mengapa Delta telah lama membutuhkannya untuk pelanggan dan karyawan kami," kata Bastian.
Melansir Simple Flying, pimpinan Delta Air juga mendorong karyawan untuk menonton dua video internal tentang bagaimana memakai masker membantu menahan penyebaran virus.
Delta Air dan maskapai Amerika Utara lainnya mulai mewajibkan semua penumpang untuk mengenakan masker berbahan kain non-ventilasi pada penerbangan sejak bulan Mei 2020.
Pandemi Covid-19 global telah berdampak buruk pada Delta Air, dan operator Amerika Serikay lainnya karena penumpang menghindari perjalanan udara.
Sesaat setelah pandemi, Kongres Amerika Serikat mengesahkan UU CARES yang memberi maskapai penerbangan miliaran dolar untuk membantu mereka mengatasi masalah ini.
Bantuan pemerintah tersebut habis pada 1 Oktober, lantaran politisi tidak dapat menyetujui dana tambahan menjelang pemilihan Presiden pada hari Selasa, 3 November.
Masih ada kemungkinan pendanaan bisa datang sebelum pemilihan, tetapi maskapai penerbangan tidak bisa menunggu dan sudah mulai merumahkan ribuan pekerja.
Ketika jumlah infeksi virus korona di Amerika Serikat terus meningkat, Bastian menyatakan bahwa keberuntungan maskapai bergantung pada seberapa baik populasi memerangi keadaan darurat medis.
“Dengan musim dingin yang semakin dekat, menghentikan penyebaran akan sangat penting untuk pemulihan kami dari pandemi dan kembalinya Delta Air ke pertumbuhan dan kepemimpinan dalam industri kami," ujar Bastian.
Mengapa orang menolak memakai masker?
Menurut ahli epidemiologi memakai masker adalah cara efektif untuk membantu menghentikan penyebaran virus mematikan ini, namun masih banyak masyarakat yang menolak untuk melakukannya.
Beberapa mengklaim bahwa virus corona adalah tipuan, itulah mengapa mereka menolak untuk memakai masker.
Sementara yang lain beralasan bahwa itu merupakan kebebasan pribadi.
Beberapa bahkan lebih jauh dengan berpikir bahwa itu adalah semacam konspirasi pemerintah.
Psikolog mengatakan bahwa beberapa orang juga lebih cenderung mencari informasi dari konsensus sosial daripada data ilmiah.
“Ada sekelompok kecil individu yang akan bertingkah ketika mereka merasa ada yang mencoba mengendalikan perilakunya,” kata direktur senior inovasi perawatan kesehatan di American Psychological Association Vaile Wright saat berbicara dengan Wall Street Journal tentang bagaimana orang menangani virus corona.
Intinya di sini adalah bahwa Delta Air, seperti maskapai lain, mengharuskan penumpang memakai masker, dan jika tidak siap melakukannya, makan penumpang tidak boleh terbang.
Baca juga: Mau Naik KA Jarak Jauh, Penumpang Bisa Rapid Test H-1 Agar Tak Tertinggal Kereta
Baca juga: Kru Pesawat Beberkan Kebiasaan Penumpang yang Dianggap Paling Menyebalkan
Baca juga: Kembalikan Tas Hermes Milik Penumpang, Supir Taksi Dapat Hadiah dari Pemiliknya
Baca juga: Viral di Medsos, Wanita Ludahi Penumpang Bus Didorong hingga Jatuh
Baca juga: Viral di Medsos, Penumpang Pakai Pelindung Diri Aneh saat Penerbangan
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)