TRIBUNTRAVEL.COM - Selama berabad-adab, reruntuhan kuno Tikal bersembunyi jauh di dalam hutan Guatemala menunggu untuk ditemukan.
Setelah ditemukan, terungkap bahwa Tikal menjadi salah satu peradaban terbesar yang pernah hidup pada masanya.
Melansir The Travel, bekas peradaban Kota Maya ini penuh dengan inovasi dan kejutan, yang paling jelas adalah bangunan candinya yang luar biasa.
Tikal juga menjadi salah satu dari sedikit situs yang hampir sepenuhnya utuh.
Baca juga: Setelah 5.000 Tahun, Makam Penguin Kuno Ditemukan karena Efek Pemanasan Global
Reruntuhan ini dengan sempurna menampilkan seperti apa kehidupan orang-orang Maya selama 800 Masehi.
Bahkan, hutan-hutan yang mengelilingi situs ini belum sepenuhnya tersentuh, meskipun kini Tikal menjadi tempat penelitian.
Terlepas dari kenyataan bahwa Maya kuno menghilang selama abad ke-10, sisa-sisa peradaban mereka telah dilestarikan dengan sempurna, memberikan gambaran sekilas seperti apa kota yang pernah diduduki itu.
Selama masa jayanya, Tikal dianggap sebagai pusat peradaban Maya.
Para peneliti dapat menyimpulkan bahwa ini dulunya adalah kota yang ramai, terdiri dari 10.000 hingga 90.000 orang pada waktu tertentu antara 550 dan 900 M.
Peneliti juga telah menemukan sekitar 200 altar dan monumen, banyak di antaranya memberikan petunjuk lebih lanjut tentang siapa suku Maya itu dan bagaimana mereka hidup.
Bangunan dan monumen di Tikal sangat maju dibandingkan dengan banyak bangunan lainnya, dengan segala sesuatu yang tersisa dalam kondisi yang hampir persis sama seperti saat ditinggalkan.
Kota itu sendiri benar-benar luar biasa dan salah satu fitur yang paling menakjubkan adalah The Great Plaza, yang telah dikonfirmasi sebagai area seremonial Tikal.
Arsitektur Tikal
Mirip dengan Piramida Agung, bangunan di Tikal mengikuti bentuk dan metode yang serupa.
Mencakup sekitar 10 hektar, pusat Tikal yang mengelilingi The Great Plaza dipenuhi dengan piramida yang tampak seperti di Mesir.
Bangunan tersebut terbuat dari batu kapur dan tidak memiliki struktur yang megah layaknya priamida di Mesir, tetapi memiliki sifat yang serupa.
Teori mengatakan bahwa tempat ini mungkin digunakan untuk upacara keagamaan, drama, dan bahkan acara olahraga.
Ternyata, olahraga adalah bagian penting dari peradaban Maya.
Area yang dapat dianggap sebagai lapangan bola telah ditemukan di seluruh Tikal.
Kemungkinan para penduduk suku Maya memainkan olahraga seperti sepak bola atau basket yang kita kenal saat ini.
Namun aturannya sedikit berbeda, tujuannya kemungkinan untuk menjaga bola tetap di udara selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Bangunan lain yang disebut Candi 1, tampaknya telah digunakan sebagai tempat beberapa jenis akrobat, menurut laporan CNN.
Tangganya berada pada sudut yang sangat curam dan menjulang setinggi 170 kaki.
Setiap candi yang mengelilingi Candi 1 ini sedikit lebih pendek tetapi tidak kalah spektakulernya, masing-masing menampilkan sudut pandang yang unik untuk mengamati keseluruhan Tikal.
Belum diketahui secara pasti untuk apa masing-masing candi yang mengelilingi tersebut digunakan.
Tikal ternyata tidak memiliki sumber air langusng, in yang membuat para ahli kebingungan.
Mengapa para penduduk menetap di sana jika tidak ada saran untuk hidrasi?
Jawabannya terletak pada jumlah curah hujan musiman yang diterima Guatemala, yang menurut para ahli mungkin merupakan sumber air utama.
Cara hidup ini jauh lebih maju daripada kebanyakan penduduk terdahulu, Tikal membuktikan bahwa peradaban itu jauh lebih maju dari zamannya.
Saat ini, Tikal menjadi salah satu tempat wisata yang bisa dikunjungi saat liburan ke Guatemala.
Taman Nasional Tikal ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, jadi ada banyak hal yang dapat dilakukan dan dilihat dalam satu perjalanan.
Baca juga: Arkeolog Temukan Sisa-sisa Villa Romawi Kuno di Bawah Blok Rumah Susun
Baca juga: 59 Peti Mati Kuno Ditemukan di Mesir, Sebagian Besar Berisi Mumi
Baca juga: 5 Peradaban Kuno yang Dilupakan Sejarah, Termasuk Kerajaan Askum di Ethiopia
Baca juga: Persepolis, Kota Kuno di Iran yang Amat Megah Meski Hanya Tersisa Reruntuhan
Baca juga: 3 Tempat Menyelam Terbaik di Laut Merah, Tawarkan Pesona Kapal Kuno
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)