Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Asal Usul Gudeg, Kuliner Ikonik dari Jogja yang Bercita Rasa Manis

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gudeg Mercon Bu Tinah

Konon pada zaman penjajahan Inggris, seorang warga negara Inggris menikah dengan perempuan Jawa dan menetap di Yogyakarta.

Warga negara Inggris tersebut selalu memanggil istrinya dengan sebutan 'dek'.

Suatu hari sang istri teringat akan resep turun-temurun keluarganya untuk memasak menggunakan bahan nangka muda.

Sepulang kerja, si suami yang merasa senang dengan masakan sang istri langsung melahap makanan dengan bahan nangka muda dan santan kelapa tersebut.

Selesai makan, suami tersebut berkata dengan keras, "good, dek. It's good, dek."

Merasa tekejut, sang istri kemudian bercerita ke tetangga dan teman-temannya bahwa suaminya senang dengan masakan resep turun-temurun tersebut.

Dan berkata bahwa sang suami selalui bilang "good, dek".

Konon, dari sinilah makanan nangka muda itu disebut dengan gudeg.

Lebih nikmat ketika dimasak berkali-kali

Gudeg menjadi pilihan ketika Jawa mengalami kesulitan akibat tanam paksa oleh Belanda.

Saat itu nangka muda sangat mudah diperoleh.

Memiliki tekstur yang dianggap menyerupai daging dan dijadikan makanan pengganti daging.

Gudeg juga menjadi salah satu makanan yang justru semakin nikmat setelah dimasak berkali-kali.

Tonton juga:

Pada saat penjajahan, komoditas pertanian menjadi salah satu ladang ekonomi yang diandalkan.

Halaman
123