Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tuvalu, Pulau Indah yang Terancam Tenggelam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tuvalu telah lama diprediksi sebagai satu negara kepulauan yang akan tenggelam saat permukaan air laut naik. Namun penelitian baru menunjukkan hal sebaliknya.

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian besar orang mungkin belum pernah mendengar tentang pulau Tuvalu, hingga nanti pulai ini tenggelam dan lenyap.

Pulau Tuvalu bukan tujuan wisata biasa.

Tuvalu dulunya dikenal sebagai Kepulauan Ellice, adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di antara Hawaii dan Australia di Samudra Pasifik.

Tetangga terdekat Tuvalu adalah Kiribati, Nauru, Samoa dan Fiji.

Tuvalu terdiri dari empat pulau karang dan lima atol besar.

Menurut situs pariwisata Pasifik, pulau Tuvalu menawarkan keindahan luar biasa surga bahari, sejarah dan banyak hal menarik lainnya.

Kenyataannya, pulau ini sedang tenggelam secara perlahan.

Anak-anak penduduk pulau ini belajar tentang perubahan  iklim sejak usia enam tahun.

Hal ini karena rumah mereka diperkirakan akan berada di bawah air 100 tahun kemudian.

Bahkan bisa 50 tahun lebih cepat jika tidak ditangani dari sekarang.

Meski demikian, pulau ini masih dibuka untuk turis.

Penduduk setempat terus menyampaikan pesan kepada wisatawan yang berkunjung, tentang tujuan mereka dan harapan akan pulau ini.

Naiknya permukaan laut menimbulkan ancaman besar setiap tahun.

Tuvalu akan menjadi bukti nyata efek dari pemanasan global dan jika semua negara di dunia tidak bekerjsama mengatasi, maka bisa mempercepat kehancurannya.

Dikutip TribunTravel dari laman TheTravel , Kamis (24/9/2020), jika kamu berencana liburan ke Tuvalu, ada baiknya memahami beberapa fakta berikut ini.

Budaya masyarakat yang mmendiami kepulauan Pasifik Selatan ini sangat menghibur wisatawan.

Snorkeling, menyelam dan berenang atau sekedar menikmati keindahan pantai yang bersih terjaga di sini adalah kegiatan favorit wisatawan.

Di atol Nanumea misalnya, wisatawan bisa membantu kegiatan lingkungan menanam bakau dan menumbuhkan kembali tanaman yang sangat penting bagi ekosistem.

pixabay/brendapadilla

Wisatawan juga bisa belajar budaya lokal di Tuvalu.

Di pulau 'Maneapa' yang artinya 'balai kota', wisatawan biasanya bisa menyaksikan tarian dan upacara tradisional oleh penduduk setempat yang menyambut para pendatang baru.

Ada juga pusat kerajinan di Tuvalu termasuk tenun, ukir kayu, perhiasan dan masih banyak lagi usaha kerajinan yang menggerakkan bisnis lokal.

Pulau Tuvalu juga memainkan peran besar selama Perang Dunia II.

Hal ini dapat dilihat dengan melakukan perjalanan singkat ke sebuah desa di Nanumea.

Di sana, wisatawan dapat melihat bangkai kapal dari zaman Perang Dunia II yang tertinggal di pulau ini, bersama dengan pesawat lain yang tertinggal di semak belukar.

Pulau Motulalo juga menyimpan banyak bangkai kapal yang telah menyatu dengan alam, menjadi bagian dari terumbu karang setempat dan menjadi rumah biota laut.

Pulau Tuvalu juga memiliki udara yang masih bersih dengan menghasilkan emisi hanya sekitar 0,06 persen, menurut The Guardian.

Perdana menteri pulau-pulau tersebut mengatakan, evakuasi adalah pilihan terakhi.

Pilihan untuk menaikkan tanah dan membangun pulau terapung juga pernah disarankan.

Tetapi sejauh ini tidak ada hasilnya.

Jika dilihat dari udara, kehancuran pulau itu dapat terlihat dengan jelas.

Padahal pulau-pulau ini dulunya merupakan tujuan wisata yang indah.

Akibat Badai Sally, Pulau di Pesisir Tenggara AS Terpecah Jadi Tiga Pulau Kecil

Liburan Akhir Pekan ke Pantai Ngurbloat, Wisata Bebas Plastik di Kepulauan Kei Maluku

Pesan Tiket Pesawat Domestik di Pegipegi, Dapatkan Diskon Hingga Rp 50 Ribu

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen, Tempat Wisata Keluarga untuk Liburan Akhir Pekan

TribunTravel.com/rizkytyas